Pintu-Pintu Silaturahmi

kenapa sejarah unand haya mencetak pengagnguran kelas tinggi????????????????
apa persoalan ini telampau sulit untuk dipecahkan???????????????????????????????????????????????????
162 Responses
  1. karena indonesia penuh penganggur, sementara yang nganggur kurang kreatif. So, kreatif dong!!!
  2. Jangan takut mencoba. Tidak penting jika berbeda antara harapan dan kenyataan. Sepanjang ada usaha yg kuat dan nyali maka jalan terbentang luas. Tuhan memberikan jalan bagi kita yg mau berusaha.
    Salam
    Imelda Sari
  3. Salam alumni
    Kita harus segera melakukan perubahan mindset berfikir hari ini. Memang tidak harus baik untuk memulainya, tetapi kita memulainya untuk lebih baik. Saya yakin teman2 alumni sejarah bukan komunitas nomor dua. Teman2 adalah memiliki potensi yang luar biasa. Hanya potensi itu tersimpan saja tanpa kita paksakan untuk menjadi sebuah energi. Anda melihat sesuatu tetapi orang lain tidak melihatnya.
    Jadikan potensi diri kita sebagai suatu suplement membakar semangat, motivasi dan kompetensi di segala sektor. Semangat dan motivasi untuk berkompetensi adalah keputusan anda sendiri. Keberhasilan bukan ditentukan oleh seberapa besar ide atau gagasan yang akan anda buat, tetapi keberhasilan itu sangat tergantung seberapa besar nyali anda untuk memulainya.
    Rinaldi Ekaputra, alumni sejarah 85. Dosen FISIP Unand dan Konsultan Asean Development Bank.
  4. Salam Alumni.
    Hidup hakekatnya adalah sebuah proses aktualisasi diri dan akan bermakna jika kita mampu menikmatinya. Kalau selama ini kita hanyut dengan toksin keputusasaan ketika kita mendialogkan masa depan.
    Memang tidak ada yang abadi dalam kehidupan ini, tetapi jelas yang abadi adalah sebuah perubahan itu sendiri. Keputusasaan atau romantisme masa lampau telah menghanyutkan kita untuk tidak pernah berbuat sesuatu mengeluarkan energi yang selama ini hanya tersimpan. Oleh karena itu, jangan remehkan diri anda sendiri yang sebenar bernilai. Ganti setiap keluhan menjadi hal-hal yang positif.
    Setiap orang mendambakan kesuksesan dalam pekerjaannya. Kesuksesan ibarat pintu yang tertutup tetapi tidak terkunci. Dia bukan sebuah komoditi instan yang datang begitu saja. Jelas kesuksesan itu terbungkus dari beberapa kegagalan. Kesuksesan butuh keringat, air mata dan bahkan darah.
    Hari ini adalah waktu yang paling tepat untuk memulainya. Jangan ditunggu orang lain akan memberikan sesuatu kepada kita, tetapi mulailah memberikan sesuatu kepada orang lain. Kalau kita tidak mampu menjadi pohon yang besar lebih baik menjadi rumput kecil tapi indah. Keputusan yang anda buat hari ini untuk memulainya adalah kesuksesan yang baru bernilai 50%.
    Rinaldi Ekaputra, PADANG
  5. sebenarnya permasalahan ini bukanlah sesuatu yang tidak bisa di pecahkan. semuanya tergantung kepada kemauan untuk maju, dan keberanian untuk bersaing dengan lulusan jurusan lain. saya tidak melihat adanya kekurangan secara kualitas dari alumni jurusan sejarah. hal ini sudah bisa dibuktikan dengan adanya lulusan kita yang sukses baik di bidang keilmuannya maupun diluar bidang keilmuan sejarah.
    sekarang setiap alumni jurusan sejarah harus mau membuka diri. ilmu yang kita peroleh di universitas ternyata sekarang belum cukup untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat. dan saya yakin, hal ini juga akan di amini oleh alumni alumni jurusan lainnya. sekarang jamannya multi skill. setiap perusahaan atau atasan lebih suka merekrut orang yang mempunyai keahlian lebih dari satu. dan bagi saya bekerja di luar bidang keilmuan bukan berarti mengkhianati bidang keilmuan yang saya tekuni. tapi lebih dari kebanggaan saya untuk bisa bersaing walaupun dengan basic pendidikan yang berbeda dengan pekerjaan saya.
    ayo lah……. sekarang bukan zamannya lagi menunggu penerimaan PNS setiap tahun. berapa orangsih yang bakal di terima???
    kita harus belajar dari pengalaman. saya melihat alumni kita banyak yang sukses di bidang jurnalistik. tapi saya belum melihat (belum tahu kali ya..) adanya sejenis ektrakulikuler jurnalistik di jurusan kita. mungkin ada… atau pernah ada… tapi sepengetahuan saya tidak dikelola dengan baik dan maksimal. dan saya juga melihat kurangnya minat mahasisma terhadap kegiatan ini. saya juga tidak tahu salahnya dimana. kurangnya niat mahasiswa atau kurangnya dukungan dari pihak jurusan terhadap perkembangan kegiatan semacam ini.
    kalau boleh usul. lebih baik kegiatan KKN yang dilaksanakan tiap tahun di ganti saja (saya juga belum tahu nih masih ada atau tidak KKN sekarang) dengan kegiatan magang. banyak kan tempatnya, ada balai kajian sejarah, atau di museum dan dinas pariwisata maupun di media cetak atau media elektronik, atau di biro perjalanan sebagai guide pariwisata. dan kegiatan ini harus di kontrol oleh pihak jurusan, jangan sampai mahasiswa kita yang magang di sana hanya di jadikan sebagai pesuruh untuk mengetik surat dan men foto kopi surat atau jadi kurir. hal ini juga akan menjadi kurang bermanfaat. tapi setidaknya kegiatan ini bisa menjadi semacam cara untuk memperoleh jaringan kerja dan cara untuk menunjukkan kalau mahasiswa jurusan sejarah juga bisa dan berkualitas. artinya …………. bagaimana orang akan menerima alumni jurusan sejarah kalau mereka tidak tahu kuliatasnya seperti apa. ya…………. jangan sampai nantinya masyarakat menganggap alumni sejarah cuma bisa jadi peneliti kerangka yang bekerja di museum dan menjadi guru sejarah di sekolah. wajar saja mereka berpendapat seperti itu, karena ketidaktahuan mereka.
    saya setuju dengan dengan pak rinaldi. kita punya potensi yang besar tapi sebuah keberhasilan akan tercapai apabila kita memulainya semangat dan motivasi yang tinggi untuk bersaing.
  6. Salam Alumni
    Tidak ada yang abadi dalam hidup ini kecuali perubahan itu sendiri. Opening-statement ini harusnya kita jadikan sebuah suplement untuk membakar adrenalin kita untuk berkompetisi. Konstruksi sosial yang selama ini melihat indikator keberhasilan atau kesuksesan seseorang ditandai dengan bekerja menjadi PNS atau BUMN lainnya, dan diluar pekerjaan itu merupakan gambaran ketidakberhasilan seseorang memasuki dunia kerja.
    Toksin yang semacam ini harus kita rubah. Kita harus mampu membangun kapasitas diri yang bernilai untuk melihat sesuatu yang orang lain tidak melihatnya. Kita harus mampu merajut pasir menjadi mutiara. Saya berharap dengan terbentuknya ikatan alumni ini akan memberi angin segar sebuah perubahan bagi teman-teman yang sudah terlanjur skeptis dan pesimis tentang masa depan. Mari kita manfaatkan media ini untuk kegiatan informasi dan “sharing-exsperiance”.
    Keberhasilan dan kesuksesan itu tidak pernah datang seketika. Dia sebuah proses yang membutuhkan keringat, air mata dan mungkin darah. Kegagalan demi kegagalan merupakan bungkus dari kesuksesan itu sendiri. Banyak alumni kita tersebar dimana-mana dengan berbagai macam profesi yang digeluti. Awalnya mereka tidak mampu juga untuk mendialogkan masa depannya sendiri setelah wisuda. Tetapi dengan penuh percaya diri akhirnya mereka mampu menuai keberhasilan. Kesempatan berkarya terbentang di depan mata. Modal sosial yang selama ini kita tanamkan harus digali kembali untuk merajut kebersamaan. Integritas dan kompetensi kita harus kita wujudkan dalam semangat entrepreneur di setiap peluang yang ada.
    Saya yakin kita bukan kelompok nomor dua yang berada pada titik sub-ordinat. Kita harus mampu mencari peluang kesuksesan sepanjang kita bisa menempatkan orang lain sebagai komponen terpenting dalam hidup. Memang kita tidak harus bagus untuk memulainya, tetapi kita mulai untuk lebih bagus. Bagi teman2 alumni yang tersebar dimana-mana JANGAN PERNAH LELAH UNTUK BERBAGI. Semoga sukses…
    Rinaldi Ekaputra Padang
  7. Permasalahan banyaknya alumni sejarah yang mengangur sebetulnya bergantung kepada alumni tersebut. kalo alumni tersebut kreatif dalam mencari celah yang yang bisa dilakukan, malah akan mendatangkan income lebih dari pns. namun hal tersebut harus berasal dari diri si alumni. kalo alumni tersebut merasa rendah diri atau klas II dari alumni lain, maka hal tersebut akan sia-sia. kita bisa melihat banyak juga (kalo tidak salah) alumni sejarah unand yang bergerak di luar bidang kesejarahan, mengapa jal ini tidak dicontoh!
  8. Dear all,
    Saya termasuk yg merasa beruntung mempelajari sejarah. Metodeloginya membantu saya memetakan satu kasus dg kasus lainnya termsk menganalisis situasi politik di tanah air sbg satu laporan u media.
    Bahkan pelajaran selanjutnya dr jurnalisme baik di media cetak dan media elektronik membuat saya yakin bidang studi sejarah akan semakin berkembang tdk hanya dlm bentuk tulisan tetapi juga film dokumenter sejarah yg menarik.
    Saran saya sudah waktunya mahasiswa sejarah memperoleh pelatihan untuk menuangkan masa lalu yg dilihatnya melalui visual. Jurusan sejarah harus memulainya dengan mengirim mhs untuk belajar film dokumenter. Coba bayangkan jika kita mampu menemukan di Leiden dlm bentuk film arsip arsip ttg tokoh nasional kita. Bukan hanya org asing yg mampu melakukannya. Sebagai ilustrasi Australia memiliki dokumenter sejarah yg rapih, apalagi skg jamannya multi media.
    Terobosan sdh hrs dimulai dr skg bisa lewat ekstrakurikuler atau pembuatan skripsi dgn film dg riset yg kuat, why not.
    Buat saya belajar itu seumur hidup, kita akan temukan hal baru dan membrkan inspirasi jika kita mau melakukannya dgn sepenuh hati.
    Saya tdk pernah malu mengaku lulusan sejarah krn apa yg sy peroleh membantu sy banyak untuk tetap membuat beberapa film dokumenter dgn background sejarah yg kuat.
    Teman teman komunitas sejarah di Jkt juga sy sarankan hal yg sama inilah waktunya sejarawan di Ind memiliki history channel dr ujung Barat sd Timur. Semoga banyak bermanfaat. Ada banyak teman yg bisa membagi ilmunya untuk kebaikan kita semua.
    Salam
    Imelda Sari K
  9. Buat Dewan Redaksi Website Alumni
    Alangkah indahnya kalau kepedulian itu kita mulai lakukan hari ini. Sebagai wujud kepedulian kita sesama alumni, sebaiknya kita mempunyai data base alumni (beruntung atau tidak beruntung). Hal ini sangat memudahkan untuk koordinasi dan informasi kepada mereka untuk kegiatan-kegiatan tertentu.
    Begitu juga bagi teman-teman yang termasuk sukses dengan profesionalitas dan pekerjaannya, tidak ada salahnya kalau teman-teman alumni dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Saya yakin teman-teman dosen banyak memiliki project penelitian di berbagai bidang yang membutuhkan banyak tenaga. Tidak ada salahnya teman-teman alumni terlibat dalam kegiatan tersebut meskipun mereka tidak seprofesi dengan kita. Meskipun mereka belum memiliki sertifikasi profesi, tetapi saya optimis mereka mampu untuk berbuat, dengan modal sersertifikasi akedemis saja.
    SEKALI LAGI JANGAN PERNAH LELAH UNTUK BERBAGI
    Rinaldi Ekaputra, PADANG
  10. saya setuju dengan pendapat ibu imelda sari. sudah saat nya lulusan jurusan sejarah mulai mengembangkan diri dengan mempelajari bagaimana cara menghasilkan sebuah karya sejarah dalam bentuk visual. karena bagaimanapun tampilan secara visual akan lebih menarik dari pada dalam bentuk buku atau skripsi. kita bisa lihat bagaimana dampak doktrin orde baru tentang sejarah indonesia melalui film G 30 S PKI. hal itu sudah bisa membuktikan kalau penyampaian karya sejarah secara visual sangat di sukai dan lebih mudah di ingat oleh bangsa indonesia.
    tapi sayang.. (sepengetahuan saya) di sastra juga ada semacam ekstrakulikuler atau UKM yang bergerak di bidang ini. kalau ngak salah UKM ini di bina oleh pak M.Yusuf. tapi (terakhir sekitar 1 tahun yang lalu saya berbicara dengan pak yusuf dan salah seorang anggota UKM tersebut) minat mahasiswa sejarah untuk mengikuti UKM ini sangat kecil sekali. padahal pelajaran yang di dapat dari UKM ini akan bisa menjadi pengalaman kerja nantinya dan menjadi nilai tambah bagi mahasiswa yang bersangkutan. seingat saya pak yusuf pernah berkata (saya sangat ingin orang orang dari jurusan sejarah ikut dalam UKM ini. sehingga nantinya karya sejarah yang ada dapat kita buat film dokumenternya…… dan karya tersebut nantinya bisa kita jual atau pasarkan ke media elektronik yang ada di indonesia dan luar negeri). tapi ternyata harapan pak yusuf belum menjadi kenyataan… karena kurangnya minat dari mahasiswa sejarah dalam kegiatan ini.
    ayo kawan kawan… jangan berhenti untuk belajar….. ilmu tidak hanya yang kita peroleh di perkuliahan saja.. tapi dimanapun kita berada… disana kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik………..
  11. Saya senang, banyak alumni Jurusan sejarah yang berpikir maju dan greget . Memang, dunia ke depan adalah dunia penuh tantangan, dan individu yang hidup adalah individu yang sanggup bertarung. Kalau masih menyusu sama almamater, bayi dong namanya, tatapi bayi ajaib.
  12. Mbak Imelda..Pa kabarnya?
    Btw, mbak bagi-bagi donk pengalamannya menuju seorang journalist di SCTV ??
  13. Mudah-mudahan alumni jurusan sejarah makin oke punya. Tinggal menggenjot dosen2 Jurusan Sejarah untuk tampil menulis di Jurnal2 Internasional semisal BKI dan ITINERARIO (Leiden), INDONESIA (Cornell), INDONESIA AND THE MALAY WORLD dan JOURNAL OF ROYAL ASIATIC SOCIETY (London), JOURNAL OF ASIAN STUDIES (Cambridge), ARCHIPEL (Paris), RIMA (Canberra), JOURNAL OF SOUTHEAST ASIAN STUDIES (Singapore), dan TONAN AJIA KENKYU (Kyoto). Majoe teroes! Sukses selalu!
  14. kalo menurut saya inti dari polemik masalah ini adalah pada mahasiswa itu sendiri, jika di lihat dari perspektif pengajarnya cukup meyakinkan untuk meningkatkan kompentensi, namun sayangnya fasilitas itu di sia-siakan dengan huru-hara, dan tidak konsen di dalam perkuliahan, untuk membuat tugas saja, kita sering mengeprin punya teman.
  15. Kawan kawan alumni yts,
    Sy tgl 1 January ini resign dari Sctv karena ingin berkonsentrasi pada perkuliahan dan menulis pengalaman di daerah konflik dg bbrp wart cewek lainnya yg hrs selesai Mrt ini oleh penerbitnya.
    Ada banyak pengalaman berharga selama 12 th menjadi jurnalis baik di cetak dan elektronik, tetapi tetap saja kecintaan pd sejarah membuat sy hrs memilih untuk mewujudkan mimpi yg tertunda.
    Dari diskusi yg cukup serius dg beberapa kawan sejarah di Jkt, ada keinginan membuat lembaga dokumentasi kajian sejarah dan budaya slh stnya dalam bentuk visual spt pembuatan film dokumenter sejarah ini dg fokus untuk pengajaran sej bg siswa sekolah dan pemberian workshop dg bekerjasama ke berbagai kampus untuk pemutaran film dok sejarah dan diskusinya. Sebenarnya jaringan yg plg efektif adalah melalui para alumni sej yg tersebar di berbagai tempat.
    Saya terpikir untuk mengakses arsip dlm bentuk film di Leiden untuk mencari bibliography mungkin Da Sur atau teman teman lain bisa membantu website yg hrs dibrowsing.
    Kalau ada ide yg menarik bisa share ya ditunggu, thanks
  16. wow…………… sudah 2 orang yang resign dari sctv. dewi puspita, dan sekarang di tambah dengan uni kita yang satu ini. mudah mudahan mimpinya bisa di wujudkan..
  17. Dear All
    Saya setuju dengan ide Ni Mel. Sudah saatnya Jurusan Sejarah Unand melirik teknologi audio visual dan multi media untuk kepentingan studi dan pengembangan ilmu sejarah.
    Tahun ini, mulai 1 Desember 2007 hingga 14 bulan kedepan, saya bersama DR. Jan van der Putten (Dept of Malay Studies NUS-Singapore), dan Alex Teoh (seorang ahli kertas dan konservasi manuskrip di Singapura) mulai mengerjakan sebuah proyek bertajuk: Riau Manuscripts: The Gateway to the Malay Intelectual World yang dibiayai oleh Endangered Archives Programme British Library (Perpustakaan Kerejaan Inggris).
    Kegiatan ini adalah Pilot Project untuk menyelamatkan arsip dan bahan sumber sejarah, khususnya manuskrip dan arsip yang masih ada dalam simpanan masyarakat —di Tanjungpinang, Pulau Penyengat, Daik Lingga, Karimun, Tambelan, dan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau — ke dalam format digital melalui pmeotretan.
    Insyaallah, kegiatan yang saya lakukan ini akan disiarkan melalui Metro TV dalam program OASIS pada tanggal 29 Desember 2007, sekitar pukul 13.00 Wib. Kalau rekan-rekan ada waktu luang, cobalah lihat.
    Untuk Sumatere Barat, program serupa yang juga ditaja oleh British Library dilaksanakan oleh Pak M. Yusuf dari F. Sastra Unand (khusus untuk manuskrip Minangkabau).
  18. Aswandi dan kawan alumni yts,
    Alhamdulillah kalau skg arah dr penelitian sejarah sudah mengarah ke sana. Akan lebih baik lagi memang jika penelitian sejarah juga menggunakan tehnologi digital saat mewawancarai sumber untuk oral history. Hal ini bisa berguna bagi peneliti sejarah selanjutnya. Film dokumenter adalah salah satu media yg paling efektif ke depan untuk pengajaran pengetahuan sejarah bagi mahasiswa dosen dan siswa untuk mendiskusikan satu peristiwa historis disamping penelitian sejarah yg dituangkan dlm bentuk buku.
    Ide untuk membentuk satu lembaga dokumentasi sejarah dlm bentuk audio visual ini di Jkt sdg kami diskusikan secara serius agar bisa mengajak teman teman di daerah atau kawasan lain untuk terlibat dlm wadah ini. Intinya memang untuk menyelamatkan keterbatasan sumber primer kita dr sebuah peristiwa karena usia, jarak dan juga semakin tingginya tuntutan jaman atas kemajuan ti. Mungkin Budi Putera bisa ikut urun rembug soal it ini. Bagaimana kita bisa share audio video ini untuk teman lain yg ingin membuka.
    Misalnya seru kan kalau lagi debat soal Paderi kita bisa dengerin perdebatannya dan melihat wajah sesama alumni berdebat sembari tersenyum…Meski 2 menitan aja yg diputar tapi pasti lebih menarik.
    Wass,
    Imelda Sari
    0811971930
  19. Menyenangkan sekali bahwa wacana audio visual sebagai salah satu sumber sejarah ramai dalam blog ini. Setidaknya ia telah dimulai Bang Aswandi dan Ni Imelda Sari. Beberapa bulan lalu, di Jakarta saya pernah mengajukan penyelenggaraan sebuah diskusi soal metodologi kepada Prof. Mestika Zed yang berkaitan dengan penggunaan data internet, film dokumenter, talk show yang menghadirkan pelaku-pelaku sejarah–apalagi aktor dalam kontroversi sejarah–dan yang sejenisnya.
    Di Indonesia tampaknya, khusus di jurusan sejarah Unand, persoalan di atas merupakan hal dilematis. Beberapa staf, misalnya dalam penggunaan data internet, sebagian setuju dan sebagian lain tidak dimasukan sebagai sumber sejarah.
    Apakah perlu sebuah otoritas atau konvensi menetapkan data-data audio visual dan media digital sebagai sumber (primer/sekunder)? Entahlah.
    Tapi menurut Prof. Mestika Zed, di luar negeri, tak ada lagi persoalan menyangkut hal di atas. Bagaimana di Indonesia? Prof. Mestika menyampaikan, bisa saja kita mengadakan sebuah konferensi menyangkut persoalan di atas–apalagi bukankah film-film yang dibuat Ni Mel nanti bisa dijadikan sumber bagi skripsi atau tesis mahasiswa sejarah?–dan dari konferensi itu di-clear-kan masalah-masalah itu sehingga ada kejelasan dan konsesus soal penggunaan data-data audio visual dalam sumber-sumber sejarah. Kalau bisa terbit buku baru soal metodologi sejarah. Tambahan lain, buku-buku metodologi sejarah yang dipakai mahasiswa hanya berkutat pada karangan Louis Gottschalk, Kuntowijoyo (alm), Sartono, Taufik Abdullah dan semua itu sudah “expired” dalam mengapresiasi kebutuhan penelitian sejarah kontemporer.
    Kini, kita memang tak lagi bisa terjebak dalam paradigma no written no history. Memang sejarah bicara masa lampau, tapi menggunakan teknologi kontemporer, saya pikir justru hal positif dan berguna. Dan salut buat Bang Aswandi dan Ni Imelda Sari. Kami tunggu kerja selanjutnya dan di Metro TV.
  20. Dear All
    Saya mohon maaf karena karena kegiatan pendokumentasian manuskrip dan arsip Riau yang sedang saya lakukan batal ditayangkan Metro TV pada tanggal 29 Desember lalu karena persoalan teknis.
    Kabar terakhir yang terima dari Metro TV (via saudari Dria – katanya dia kenal dengan Ni Mel) dokumentasi kegiatan tersebut akan disiarkan pada tanggal 5 Januari mendatang. Masih dalam program yang sama, OASIS sekitar pukul 13.00 Wib. Semoga tak ada perubahan lagi.
    Beribu-beribu maaf karena saya lambat memberi informasi tentang perubahan ini.
    Wassalam
    Aswandi Syahri
  21. SELAMAT TAHUN BARU 2008 – SEMOGA KITA SEMUA SUKSES SELALU DI TAHUN INI.
    Salam Takzim
    Aswandi Syahri
  22. Selamat tahun baru. Hoping that the following days would give you more happiness and success! Semoga angin tahun baru 2008 lebih sejuk berembus di Limau Manih.
  23. Salam Alumni
    Meskipun sudah terlewat, tidak salahnya kami mengucapkan “SELAMAT TAHUN BARU 2008″. Mudah2an di tahun ini kita semua meraih kesuksesan.
    Alumni sejarah angkatan 85 akan melakukan pertemuan alumni tanggal 10 Januari 08 di Padang Panjang. Bagi teman2 lainnya tidak ingin bergabung silahkan menghubungi sdr Asrul Juita 0811754745 dan Rinaldi Ekaputra 085263003000.
    Terima kasih
  24. Salam untuk angkatan 85, ini semangat kayaknya Uda Asrul dan da deded. Kalau bisa daftar alumni ditayangkan di blog ini, perangkatan, supaya jelas kontak dan jaringan alumni.
    Telpon ambo 01702445967 (Malaysia), 081363188776(Padang)
    Angkatan lain, mungkin akan ikut ini.
    Salam,
    UKM, Malaysia.
  25. maaf, telpon saya, 0172445967, bukan 017072445967
  26. sukses 4 all .. alumuni sejarah dimana pun berada,, penganguran gak ada defenisinya yg jelas…terutama di indonesia..jangan pernah merasa nganggur kalo masih punya pikiran&kreatifitas.
  27. Salam Alumni
    Alhamdulillah pelaksanaan pertemuan alumni sejarah 85 sudah terlaksana meskipun dalam kondisi kesederhaan. Bagi kami ini adalah sebuah langkah positif dalam rangka membangun komitmen terhadap masa lampau yang sangat berkesan. Kalaupun belum bagus untuk memulainya, tetapi kami memulainya untuk lebih bagus lagi ke depan.
    Acara merajut kerinduan yang difasilitasi oleh sdr Desman Hamdi yang selama ini bermukim di Australia terasa begitu akrab dan penuh keharuan. Begitu juga semangat sdr Asrul Juita mengumpulkan teman2 lama untuk saling berbagi cerita dan pengalaman mereka membuat suasana menjadi hiruk pikuk penuh tawa. Meskipun angkatan 85 tidak begitu banyak jumlah mahasiswanya, tetapi kekompakan dan integritas terhadap jurusan sangat terasa. Kepedulian terhadap teman2 maupun jurusan adalah sebuah commitment-building yang kami angkat menjadi agenda utama dalam pertemuan tersebut.
    Angkatan 85 sebagian besar berasal dari luar kota Padang, seperti Malaysia, Jawa, Aceh, Medan, Nias yang berlatarbelakang etnis, sosial, budaya, ekonomi dan agama yang pluralis. Kemajemukan yang ada diangkatan kami bukan merupakan sebuah potensi konflik untuk terpecah-pecah tetapi merupakan embrio untuk merajut kebersamaan.
    Perjalanan waktu yang tidak terasa telah memberikan pilihan hidup bagi teman2. Profesionalitas yang mereka geluti sekarang kadang2 tidak signifikan dengan latarbelakang ilmu yang mereka dapatkan di bangku kuliah. Bagi saya pribadi ini bukan sebuah kegagalan terhadap pilihan mereka. Keputusan yang mereka buat adalah sebuah langkah yang perlu diacungkan jempol karena keberanian nyali mereka untuk memulainya. Teman2 memiliki kapasitas diri yang bernilai. Potensi yang kita miliki harus dijadikan sebuah suplement energi. Seberapa besarpun ide dan gagasan kita untuk melakukan sesuatu, dia akan menjadi sebuah mimpi saja kalau kita tidak pernah memulainya.
    Beberapa teman memilih terjun di sektor entrepreneur, akademisi, PNS, Legislator, aktivis LSM. Hidup adalah sebuah pilihan. Pekerjaan yang mereka geluti sekarang sebenarnya akumulasi dari sekian banyak pilihan. Tetapi jelas kesuksesan tidak pernah datang seketika. Kesuksesan bukan komoditi instan yang bisa di dapat semalam saja. Dia butuh waktu untuk menjadi matang meskipun kadangkala harus dibayar dengan keringat, air mata ataupun darah.
    Berita dukapun dialami oleh teman kami. Ketetapan sang Kuasa adalah sebuah realitas yang tiddak bisa kita tawar. Innallilahi wa innalilahi rajiun, sdr Bujang dan Edriyanti telah berpulang ke rahmatullah. Semoga kedua kolega kita ini ditempatkan disisi Allah SWT dengan layak. Amin….
    Sekali lagi terimakasih yang sebesar-besar bagi teman2 yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk menghadiri pertemuan alumni.
    Salam kompak seluruh alumni 85 untuk teman2 lainnya.
  28. Langkah yang tepat untuk tidak terus lahirnya pengangguran baru yang berasal dari lulusan sejarah universitas andalas adalah tutup saja jurusan ini. saya kira ini tidak usulan yang terbaru tapi tidak pernah ada yang mencoba melakukannya.
    perlu pertimbangkan arus global.
  29. Ini selain gejala internal jurusan sejarah di Unand, tapi juga gejala makro ilmu-ilmu sosial dan humaniora di negara kita.
    Saya memang cenderung setuju untuk ditutup, tapi untuk sementara waktu saja, misalnya 5 tahun. Setelah itu dibuka lagi.
    Paling moderat, jumlah mahasiswa yang diterima dikurangi. Maksimal 15 mahasiswa setahun. Hingga kini, Jurusan Sejarah menerima 45 mahasiswa baru setahun.
    Ntar ke mana dosen-dosennya? Ya ngajar yang 15 orang itu secara intensif dan mengajaknya meneliti…Kalau begitu, rasio mahasiswa-dosen akhirnya kelak tak masalah lagi.
    Pemikiran ‘radikal’ ini mesti disosialisasikan pelan-pelan.
  30. Salam, Sekali lagi saya merasa senang dengan Angkatan 85. Mereka berkumpul, berbagi pengalaman dan dan memecahkan berbagai masalah-masalah. Sekali selamat untuk penggagas dan alumni. Mungkin, tetapi saya agak kurang memahami denga pemikiran sebahagian alumni, yang hanya berpikir buka tutup buka tutup. pernahkah kita membuka sesuatu? termasuk membuka pemecahan masalah pengangguran. Mbok kalau berpikir yang tenang. Kalau tidak ingin disisihkan zaman yang berjuang, bersaing, kreatif, berbagai sesama dan sebagainya. Kita secara bersama mesti memikirkan solusi pengangguran. Tidak masalah pengangguran masalah global dan nasional? Bukan buruk muka cermin dibelah, atau gara-gara tikus memakan padi lalu lumbung dibakar dan dihancurkan. Itu menambah masalah baru.
    Kita boleh mengevaluatif tetapi mesti ada solusi.
    Salam, Wannofri Samry, UKM Selangor.
  31. Salam alumni.
    Bagaimanapun juga ini adalah masalah kita bersama. Saya yakin sebesar apapun persoalan yang kita hadapi pasti ada jalan keluar dan memberi hikmah terhadap kondisi itu. Kita jangan terlena dengan persoalan kita sendiri dan jangan menunggu orang lain akan memberikan sesuatu.
    Lakukan apa yang bisa kita perbuat untuk orang banyak. Biasakan untuk memberi dan tempatkan orang lain bagian dari kehidupan kita. Kalau tidak anggup menjadi pohon besar, akan bermakna kalau kita jadi rumput kecil yang indah.
    Jangan putus asa terhadap masa depan. Kesuksesan bukan komoditi instant yang datang seketika. Pengorbanan adalah landasannya, keringat, air mata maupun darah. Jika kita analogikan kehidupan itu ibarat orang berselancar. Ombak besar merupakan tantangan yang mereka harapkan. Jatuh dan bangkit adalah kegagalan yang tidak pernah mereka sesali. Hidup seharusnya begitu… Kenikmatan akan terasa jika kita sudah pernah menghadapi kesulitan.
    Wan… semoga sukses di Malaysia.
    Kalau ada waktu tolong kirimkan brosur S3 untuk uda ya. TQ
  32. Salam,
    Pantas kita mengucapkan selamat dan kagum kepada alumnis semacam budi putra, aswandi, imelda, dan lain-lain (tanpa membedakan). Mereka berusaha menaklukkan zaman walaupun zaman sebenarnya tak akan takluk pada mereka. Kita mesti mendiukung mereka yang berjuang dan kreatif seperti mereka. Orang-orang seperti itulah yang akan maju, akan menjadi pemenang, bukan sekarang, besok, setahun atau dua tahun mungkin sekian tahun lamanya. tetapi mereka akan menjadi orang yang selalu menonjol di komunitas dan masyarakatnya. Mereka masuk dalam jaringan kreatif dan dunianya dan menjadi oemain sejarah di sana, tidak menunggu sejarah dan mengumpat-umpat zaman dan orang lain.
    Saya senang kalau alumni memikirkan bebagaio ide-ide kreatif, seperti lembaga dokumentasi sejarah, audiovisual sejarah, jaringan dolkumentasi photo dan sebagainya, waah ini perlu rembuk. Tu aswandi punya kamera baguus sekali dari british council. Itu kan bisa dimanfaatkan. Budi punya keahlian blog, punya PT dunia maya lagi.
    spesial untuk Da dedet, formulir gampang ngambilnya di sini, masuklah dad dedet, di siko dada dedet bisa survive, nantilah awak carito. Pustaka di sini bagus; buku bisa dipinjam 20 biji dan 40 hari. Hampir semua buku indonesia ditambah buku nan ndak ado di awak ado di siko. Koleksi minangkabau, asia tenggara, jurnal ada. Ada jurnal gratis, semua serba komputer. Hotspot di pustaka jam. Pustaka tiap hari, termasuk minggu. Kita semangat minjam buku. Waah pokoknya uang kuliah yang kita bayarkan sebenanya untuk kita juga, sesuai dengan fasilitas. Hanya 2.300 ringgit/semster, saya angkut istri dan anak. Ok saja da dedet.. Baa kato dada dedet kito berjuang.
    Salam untuk semua.
  33. Masalah ini complicated, butuh tenaga pemikiran semua orang dengan pemabahsan yang secara komperehensif.
    Anak sejarah angkatan 06.
  34. yud,sadiah bana headline kini, bukalah rekening tu lai, bagi-bagikan . Atau adokan hari penggalangan dana hamka dengan baca puisi hamka, ide-ide hamka. Hehehe. Nyanyikan maju tak gentar, Indonesia merdeka. Aku pasti bisa.Salam.
  35. Salam Alumni
    Kesuksesan bukan semata-mata sebuah tujuan, tetapi kesuksesan adalah sebuah proses untuk mencapai “life-excellence”. Sayang kiranya semangat yang kita keluarkan untuk menampilkan website ini semakin hari semakin sirna. Selain rendahnya partisipasi kita dalam hal “exsperiance sharing” teman-teman yang telah banyak berkorban untuk mengelola ini juga kehilangan ide untuk menambilkan hal-hal yang terbaru. Jangan biarkan berita, artikel atau rubrik apa saja sampai berlama-lama kita tayangkan. Jangankan pembaca, kita pun menjadi bosan melihatnya.
    Sebaiknyaa 1 bulan sekali diganti tanyangan ataupun topik diskusi yang menarik dan menjadi persoalan publik. Mudah-an gagasan ini menjadi adrenalin baru bagi sdr Budi dan teman-teman. Kita tidak harus bagus untuk memulainya tetapi kita mulai untuk lebih bagus. OK
    SEMOGA SUKSES
  36. hmmm…….. comment-nya bagus semua.. jd no comment aja dech
    (http://adimarhaen.multiply.com
    http://soelindo.blogspot.com)
  37. semua hanya bisa coment n bernostalgila lebih lagi wannofry samry menulis nomor telpon segala kayak selebritis dosen aja sudah seperti itu bagai mana mahasiswa nya bisa maju. nampak nya para dosen hanya mengejar kepentingan nya sendiri tampa ada pemikiran untuk kemajuan jurusan sejarah yang di cintai para mahasiswa. dosen hanya melepaskan tangung jawab mengajar itu pun tidak relefan dengan mata kuliah yang dibawakan nya dan tidak pernahg memikirkan kemana masiswanya setelah tamat nanti. saya anjurkan lebih bagus jurusan sejarah unand……………………………………………………………………………/////////////////////////////////////////////////?????????????????????????
    saya hibau para alumni yang sudah berhasil untuk membangun jurusan sejarah agar lebih bermanfaat bagi mahasiswanya sekarang kan hanya untuk para dosen yang menikmatinya
  38. Salam untuk angkatan 85, ini semangat kayaknya Uda Asrul dan da deded. Kalau bisa daftar alumni ditayangkan di blog ini, perangkatan, supaya jelas kontak dan jaringan alumni.
    Telpon ambo 01702445967 (Malaysia), 081363188776(Padang)
    Angkatan lain, mungkin akan ikut ini.
    Salam,
    UKM, Malaysia. ( wanofry samry) kaya seleb saja mencantum kan nomer Hp n telp lagi emang dia siapa
  39. mohon pikiran picik dan sentimen tidak dicantumkan, itu tidak bagus.
    Thank you
  40. Apa blog ini bocor? Komentar saya disambung oleh orang lain yang tak bertanggungjawab, semestinya gaya kolonial belanda dan yahudi seperti itu disimpan baik-baik. Redaksi mohon membuang. Terima kasih atensinya.
  41. Salam Kenal,
    Ketika mahasiswa memunculkan sebuah kreatifitas seperti mengelola sebuah Buletin atau Jurnal biasanya selalu terkendala dengan dana. Nah, jika terus-terusan demikian maka minat kawan-kawan mahasiswa yang lain menjadi kendur. Padahal dengan keberadaan Buletin tentunya dapat menjadi wadah pelatihan menulis bagi mahasiswa.
    Mudah-mudahan saja mahasiswa seperti Ardiansyah,yang cukup kritis dan kreatif, bisa mempelopori kembali pengelolaan sebuah Buletin Mahasiswa Sejarah. Bagaimana Adriansyah? Ditunggu gebrakannya untuk mengembangkan daya kreatifitas kawan-kawannya.
  42. Salam kenal untuk semua alumni.
    Saya pikir jurusan sejarah bukanlah jurusan pencetak pengangguran. Menurut saya rendahnya pemahaman masyarakat – dalam hal ini intansi pemerintahan dan perusahaan- tentang fungsi dan peran ilmu sejarah itu sendiri juga merupakan sebuah persoalan sehingga ilmu sejarah di pandang tidak ada gunanya dalam instansi dan perusahaan.
    Untuk antisipasi semua itu kiranya komunikasi antar alumni perlu ditingkatkan sehingga para alumni yang masih menganggur tidak ketinggalan informasi. Apakah acara sejenis temu alumni bisa menjadi sebuah alternatif mempererat tali silaturahim antar alumni, mahasiswa, dan pihak jurusan?!
  43. Hari geeniii masih Berpikir picik….bukan di Sini tempatnya bung!!! MAU BERPOLITIK TAPI GAK ADA KURSI YA….
  44. buat alumi sejarah yang yg sentimen…. tidak ada larangan. semuanya benar tp Bertanggung jawab Sedikit donk! thx
  45. saya setuju dengan rifki, mau sentimen atau mau mengeluarkan semua unek2, termasuk rasa tidak senang, atau apapun namanya silahkan saja. tapi yang penting bertanggung jawab. harus jelas siapa yang yang mengeluarkan pernyataan. jangan menyembunyikan identitas seperti seorang pengecut. website ini di buat untuk kepentingan kita bersama, kalau ada masukan yang membangun, walaupun disampaikan dengan bahasa yang sedikit pedas, tidak ada salahnya kan?… TAPI SEKALI LAGI…. JANGAN MENYEMBUNYIKAN IDENTITAS SEPERTI SEORANG PENGECUT. BIKIN MALU ALMAMATER KITA SAJA.
  46. Setelah saya konfirmasi ke pengelola blog ini, yternyata tidak bocor. Alumni yang menyatakan dirinya sentimen itu mencopy komentar saya dan menambahnya, lalu mengirimkan lagi. Saya ingin kenal dengan yang mengirimnya agar bisa didiskusikan secara rasional dan intelek.
    Pertama, kenapa say dituding bernostalgia, coba caro agal satu kalimat saya dalam seluruh komenta blog ini yang bernostalgia. Kedua, kenapa kayak selebritis kalau mencantumkan hp atau email, itu tanda mau terbuka dan berkomunikasi dengan semua alumni. Tidakkah ini pewnting seperti yang dikatakan Rinaldi ekaputra.
    Kemudian, perlu diketahui ini menag blog alumni, penekannannya memang pada alumni.
    Kita boleh berpikir bebas, tapi ointeleklah, jangan asal bicara.
    Saya sebagai salah seorang ketua alumni juga menyarankan agar, mulai saat ini yang pakai nama samaran dan tidak jels email dan identitasnya harap komentarnya dibuang.
    Saya mohon komentar yang langsung memojokkan saya tanpa bertanggungjawab itu dibuang oleh moderator.
    Kita menjalin silaturrahmi bukan melampiaskan sakit hati . Semuanya ada etikamya.
    Demikian saja, terima kasih.
    Wannofri Samry
  47. karena kita terlalu pesimis ke tika masuk kedalam jurusan sejarah. jika dari awal sudah pesimis maka untuk seterusnya kita selalui menyesali kenapa kita hanya mendapatkan jurusan sejarah.
    step one :
    1. confedence
    anda harus yakin bahwa dimanapun anda kuliah, anda pasti akan berhasil jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.
    2. Just do it
    anda harus yakin bahwa anda pasti bisa, dan berhasil walaupun anda hanya kuliah dijurusan sejarah.
    thank
  48. Salam hangat buat rekan2 alumnis Sejarah FSUA,
    Saya betul-betul terhormat berada dalam forum yang disediakan rekan2 dan saudara2 saya yang masih care thd program studi (prodi) Sejarah Indonesia FSUA. Keliru ada asumsi yang mengatakan prodi Sejarah Indonesia telah mencetak pengangguran intelek. Saya tidak pernah minder ditanya sebagai lulusan Sejarah. Selama ini, saya masih dipercaya dan disertakan riset oleh lembaga tertentu yang publikasinya hingga ke level internasional. Ada juga instansi tertentu yang bersedia mengaja untuk menyinggahi salah satu sudut obyek impian di manca negara. Di samping, ada yang mengundang untuk ikut forum yang berskala lokal hingga internasional. Dalam menekuni profesi pun, saya pernah menginterview tokoh politisi/selebiritis/public figure dlsb, meski itu hal biasa bagi seorang jurnalis mana pun. Namun begitu, kesempatan yang diperoleh itu semuanya berkat saya mengantongi ijazah sarjana Sejarah FSUA. Nah lho, rekan2 mau bilang apa lagi, kita tidak pernah kalah kok dari disiplin ilmu lain, kecuali memang militansi itu yang sudah pudar dalam dada kita selaku alumnus sejarah. Kobarkan sekarang semangat kebersamaan kita. Uda2-uni2, rekan-rekan pengurus IkatanAlumni di Padang kapan undang bereuni lagi? Saatnya kita untuk saling berbagi gagasan, mencari solusi terhadap semuanya ini.
    Salam
    Emil /08197811507/07177007945
  49. SKRIPSI JURUSAN SEJARAH TERNYATA BUKAN KARYA ILMIAH
    SKRIPSI JURUSAN SEJARAH TERNYATA BUKAN SEBUAH PENELITIAN YANG HASILNYA BISA DI BANGGAKAN
    dua kalimat diatas terpatri di pikiran saya setelah bertemu dengan beberapa orang teman alumni pada idul fitri kemaren. hari itu kami bercerita tentang pengalaman dan masa depan kita sebagai alumni jurusan sejarah. salah satunya adalah harapan untuk di terima menjadi pegawai negeri sipil yang akan ada perekrutan pada bulan oktober ini. salah satunya adalah balai kajian sejarah di belimbing dengan 2 orang formasi untuk jurusan sejarah. sebuah kabar baik untuk para alumni sejarah.
    singkat cerita, saya pun bertanya pada salah seorang alumni kita yang bekerja di sana melalui telpon. ternyata ada sebuah syarat tambahan kalau pelamar harus ” mempunyai surat atau tanda bukti pernah melakukan penelitian dengan lembaga tertentu atau dengan dosen/ penelitian dosen”. karena penasaran saya buka website depbudpar ternyata tidak ada syarat itu. dan ternyata syarat itu adalah syarat tambahan dari balai kajian sejarah yang ada di belimbing.
    syarat ini menurut saya sangat janggal dan terlalu di perumit. untuk jurusan sejarah formasi PNS sangat sedikit. kenapa harus harus ada syarat tambahan yang belum tentu semua alumni memilikinya? kalau masalah pernah melakukan penelitian, bukannya semua mahasiswa sejarah baru bisa lulus harus melakukan penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi. dan dalam menulis skripsi ini harus didampingi oleh 2 orang dosen dan nantinya di uji oleh 5 orang dosen. saya pikir itu sudah cukup untuk membuktikan kalau semua alumni jurusan sejarah mampu melakukan penelitian ilmiah di bidangnya. dan selain itu selama kita kuliah, tidak ada kewajiban untuk melakukan penelitian dengan lembaga lain ataupun ikut dalam penelitian dosen dan sebagainya. dan yang lebih mengecewakan lagi balai kajian ini di pimpin oleh alumni jurusan sejarah yang saya pikir sangat tahu keadaan di jurusan sejarah unand.
    intinya, syarat ini akan sangat memberatkan alumni kita. syarat yang menurut saya tidak punya maksud dan tujuan yang jelas. setidaknya hal itulah yang bisa saya tangkap dari keluhan beberapa teman alumni pada saat pertemuan lebaran kemaren. mereka seakan dipaksa menyerah sebelum berperang.
    karena itu saya dan teman teman alumni berharap para akademisi di jurusan sejarah bisa memperhatikan hal ini. karena sekarang menurut saya sangat banyak hal hal yang terlalu aneh dan tidak masuk akal. salah satu contoh lain adalah persyaratan mengambil S2 sejarah. ada satu poin menyebutkan harus punya rekomendasi dari 2 orang dosen. ini maksudnya apa? setahu saya setiap lulusan S1 berhak melanjutkan pendidikannya ke S2. kenapa harus ada syarat ini.
    tulisan ini saya buat untuk mewakili curahan hati teman teman alumni yang lain terutama yang belum mendapatkan pekerjaan. sebagai alumni jurusan sejarah saya memang belum pernah mengecap status sebagai pengangguran, tapi saya juga sangat prihatin ketika melihat wajah teman teman saya yang putus asa setelah melihat syarat tersebut.
    yunaldi libra sej98
    news camera person
    PT Televisi Transformasi Indonesia
    081535230905
  50. Sobatku Yunaldi Libra sej98
    Keluhanmu yang terungkap itu sudah tidak asing lagi. Pasalnya, kondisi itu sesungguhnya sudah berkarat. Perlakuan terhadap lulusan sejarah unand yang terungkap itu makin menambah panjangnya catatan miris tentang memprihatinkannya nasih lulusan sejarah unand. Namun begitu, jangan berkecil hati, masih ada peluang lain bagi lulusan unand untuk berkiprah sebagai profesional.
    Saya berharap saja, rekan-rekan para alumni sejarah unand yang telah menjadi ‘orang’ dan hebat2 baik di kampung dan di rantau untuk segera bertindak! Para dosen Sejarah, seyogyanya menjembatani sinergis lembaga pendidikan dengan penyedia lapangan kerja. Itu pernah kami lakukan meski saya bukan sebagai dosen tetap, tetapi sebatas dosen tamu mencoba untuk bekerjasama dengan lembaga penyedia lapangan kerja. Buktinya, lulusan dari lembaga pendidikan yang pernah kami kelola dapat ditampung oleh penyedia lapangan kerja. Luar biasanya, SDM yang dihasilkan juga tidak kalah dengan SDM lulusan lainnya, artinya pencetak SDM dalam hal ini dosen sangat berperan penting memproyeksikan mahasiswa/i hingga terserap ke lapangan kerjanya.Jangan biarkan mereka setelah lulus tapi kesasar begitu saja karena terputus komunikasi dan koordinasi satu sama lain. Semoga!
    Emil Mahmud/Alumni Sejarah’91
    Pekerja Pers Bangka Pos Group
    Kelompok Kompas Gramedia
    di Bangka Belitung
  51. Selamat Hari Raya 1429 untuk Semua Almuni, mudah-mudahan selalu sukses.
    Untuk kawan-kawan alumni yang sedang mencari kerja: Memang biasa setiap kantor membuat syarat khusus, itu bukan berarti skripsi dan kwaliti jurusan di bawah standar. Mereka selalu mencari yang paling baik untuk merampigkan peminat. Beriuntunglah mereka yang sudah mempunyai berbagai kegiatan ketika masih alumni.
    Untuk pelamar S2 maupun S3 memang biasa ada rekomendasi, paling minimal 1 biasanya. Ini juga bahagian seleksi calon.
    Demikian saja,
    Salam hangat
    WNS. Bangi, My.
  52. mungkin ini cerita yang sudah basi bagi kakak kelas saya. tapi ini adalah gambaran kekesalan dan kegalauan hati saya dan teman teman alumni yang lain.
    saya sangat kecewa melihat syarat yang diberikan oleh balai kajian sejarah padang. menurut saya syarat itu tidak punya tujuan yang jelas. bagi saya syarat itu telah memukul habis almamater tempat saya di didik. seakan lulusan jurusan sejarah unand hanyalah orang orang yang hanya lulus tanpa kualitas yang diakui.
    bagi saya menugaskan seorang alumni sejarah untuk meneliti sama artinya dengan menyuruh tentara baris berbaris. saya akan lebih bisa menerima kalau syaratnya adalah :
    ” BISA BERBAHASA BELANDA SECARA LISAN DAN TULISAN”.
    kalau itu syarat yang jelas tujuan dan maksudnya, karena banyak dokumen sejarah yang berbahasa belanda. tapi kalau syarat sudah pernah meneliti dengan lembaga lain… maksudnya apa?? LIPI yang juga merekrut para peneliti tidak pernah mewajibkan syarat seperti itu.
    “ATAU ADA MAKSUD – MAKSUD YANG LAIN”???????????????????
  53. Salam,
    Saya tergelitik untuk sedikit nimbrung pada persoalan yang dibahas Sdr. Nal di atas yang sebenarnya sudah menjadi klasik dalam “khasanah” persoalan kita semua. Sulit mengurai sebenarnya dari mana persoalan di atas muncul; dosen, mahasiswa, atau sistem perguruan tinggi dan tingginya tuntutan “pasar” terhadap alumni kita.
    Setiap tahun ketika pembukaan PNS tiba, maka banyaklah keluh kesah para alumni menyangkut diri dan ijazahnya yang sulit “laku” dalam pertempuran antar-calon pegawai negeri itu. Lowongan yang terbatas makin memberatkan langkah yang akhirnya bertindak, “yah, siapa tahu kita beruntung…” Demikian pandangan banyak para alumni kita dan makin mengecilkan arti–jika bukan mencela–institusi tempat dia menempa ilmu sebelumnya. Ironis memang.
    Persoalan sedikitnya alumni jurusan sejarah yang terserap di pasaran kerja dibutakan oleh persepsi yang salah menyangkut kata “kerja” itu. “Kerja” senantiasa diasosiasikan dengan menjadi PNS. Saya, anda, kita, dan semua orang mungkin, yang kini tengah menimba ilmu di jurusan sejarah, sedikit banyaknya berpendapat sama. Pandangan itu tentu tidak salah. Namun, menyederhanakan persoalan bahwa seakan-akan masalah yang dibawa Sdr. Nal cuma “dapurnya” jurusan kita tentu tidak adil. Masalah itu bahkan telah menjadi isu nasional; pengangguran!
    Jadi Sdr. Nal, saya memahami kegelisahan Sdr dan teman-teman itu.
    Apa yang mesti dilakukan?
    Menurut pendapat awam saya, ada dua hal penting yang mesti kita siapkan. Pertama, memperbaiki kurikulum Jurusan sejarah yang pro-pasar tenaga kerja. Kedua, membuat jaringan intelektual antara jurusan-alumni, alumni-alumni, dan jurusan-stakeholders.
    Menyangkut yang pertama, kita tentu berharap banyak terhadap jurusan sejarah dan staf pengajar di sana. Merekalah yang memiliki kompetensinya. Namun demikian, masukan alumni terutama mengenai materi-materi terbaru yang sekiranya dibutuhkan oleh “pasar” jelas dibutuhkan juga guna menguatkan kurikulum di jurusan sejarah. Misalnya menyangkut perkembangan dunia audio-visual, diplomasi (ketika Deplu menerima calon diplomat baru di Unand, cuma jurusan sejarah saja yang tidak diminta), dunia internet, dll. Patokannya, kita mungkin membahas masa lalu, tapi ia tidak mesti mempurukan kita ke keranjang sampah kekinian!
    Untuk itu, kiranya perlu dibentuk sebuah jaringan intelektual sebagaimana yang kedua, yang saya usulkan di atas. Telah tampak bagi saya bahwa di antara sesama kita sulit sekali untuk saling mendukung dan merekomendasikan jika ada teman yang memang kompeten di satu bidang yang dibutuhkan. Kecendrungan kita adalah saling menjegal dan menjatuhkan, atau mencimeeh. Ikatan keluarga alumni sejarah yang baru terbentuk ini saja baru bersifat organisasi kangen-kangenan. Belum tampak kerja nyata mereka di tengah masyarakatat. Kita memang butuh humas yang cerdas yang bekerja keras untuk membuktikan bahwa kita semua eksis! IKA Sejarah ini butuh dukungan kita semua.
    Akhirul kalam, mari dukung jurusan sejarah untuk melakukan reformasi dan revitalisasi yang pro-pasar. Selain itu, kita butuh jaringan antar-alumni yang lebih nyata daripada sekedar organisasi kangen-kangenan, apalagi telah banyak juga alumni kita yang berhasil, meski tidak dalam ranah kesejarahan. Wassalam.
    Yudh
    Alumni sejarah BP’97
  54. saya setuju dengan pendapat saudara yudhi tentang perubahan kurikulum. dan saya yakin akademisi jurusan sejarah mampu dan berkompeten untuk melakukannya.
    saya tidak pernah menyalahkan “dapur kita”. apa yang saya tulis diatas merupakan ungkapan dari kekecewaan saya terhadap sebuah lembaga yang melakukan rekruitment CPNS. saya berpikir syarat yang mereka ajukan sangat tidak adil.
    saya sangat yakin kalau alumni jurusan sejarah unand tidak kalah bersaing dengan yang lain, selama persaingan itu dilakukan secara benar dan adil. di tempat kerja, saya sering di percaya untuk membuat sebuah paket tayangan yang berbau sejarah, dan dalam menjalankan tugas saya bekerjasama dengan rekan kerja saya yang juga lulusan sejarah dari UI dan UGM. dan saya tidak pernah kalah atau merasa kalah baik itu dari hasil riset, pemilihan narasumber maupun penulisan hasil kerja kami.
    jadi sekali lagi, bagi saya Alumni sejarah unand mempunyai kompetensi yang sama dengan yang lainnya.
    sampai sekarang saya tidak tahu apa maksud dan tujuan syarat itu. kalau maksudnya untuk menyeleksi peminat seperti yang dikatakan pak wannofri, saya pikit itu bukan proses seleksi yang bijak dan adil.
    kenapa???
    tidak semua mahasiswa yang memiliki kesempatan untuk ikut penelitian dengan lembaga luar. yah kalau kita mau jujur dari hati kita yang paling dalam… kita tahu lah kalau mahasiswa yang ikut penelitian sebagian besar hanya berfungsi sebagai pengumpul data dan panitia seminar hasil penelitian. kalau hanya sekedar pengumpul data, dalam bikin skripsipun kita juga mengumpulkan data, bahkan harus dipertahankan dihadapan penguji. trus apa bedanya???
    bagaimana setelah mereka tamat? apakah mereka punya kesempatan melakukan penelitian? jawabannya “ada bagi sebagian alumni”. kenapa saya berpendapat demikian? karena mereka sudah bebas dari perkuliahan. Biasanya masih banyak alumni yang pergi kekampus dengan tujuan salah satunya menambah pengalaman dengan ikut penelitian atau mungkin jadi asisten dosen dan alasan alasan lainnya. mereka bisa mencari pekerjaan dengan santai tanpa diburu buru untuk kewajiban mendapatkan pekerjaan.
    tapi bagaimana dengan teman teman alumni yang lain? yang punya kewajiban langsung untuk mendapatkan pekerjaan. kewajiban untuk melanjutkan hidup tanpa ada lagi subsidi dari orang tua. kewajiban untuk segera mendapatkan uang demi mengisi perut dengan sesuap nasi. apakah kawan kawan kita ini bisa bersantai dengan hanya nongkrong di kampus demi sebuah penelitian yang secara finansial tidak akan menghasilkan apa-apa?
    terus terang aja, kalau pilihannya sudah seperti ini MAAF ” jadi tukang ojek atau sopir angkot mungkin pilihan yang lebih baik” karena secara finansial lebih menghasilkan. saya memang bukan salah satu dari alumni golongan ini, tapi saya punya banyak teman teman alumni yang berada di golongan ini.
    mengenai S2, sepengetahuan saya di universitas lain di jakarta tidak ada syarat rekomendasi. kalaupun ada hanya untuk yang berstatus PNS tugas belajar atau penerima beasiswa. kalau untuk umum tidak ada syarat seperti itu.
    sekian dulu
    sayasangatmensyukuriapayangsayadapatkankarenatidaksemuayangsayainginkanbisasayadapatkan
  55. sebelumnya saya mohon maaf kalau tulisan saya sangat emosional. hal ini mungkin terjadi karena saya tidak tahu lagi kemana harus menumpahkan kekesalan dan kekecewaan ini.
    kalaupun kita mencari pihak mana yang salah, itu juga tidak akan merubah apapun untuk saat ini.
    semoga persoalan ini nantinya bisa ditindaklanjuti baik di rapat para akademisi maupun dalam diskusi alumni yang akan datang.
  56. ass….saya tidak tahu apakah ada dari alumni atau mahsiswa dan dosen yang masih ingat kepada saya, karena semenjak tamat tahun 2003 saya tidak pernah lagi berinteraksi dengan jurusan sejarah unand, saya mungkin termasuk alumni yang sedikit kecewa dengan jurusan kita, dimana sampai saat ini saya tidak begitu merasakan manfaat dari kuliah disana…..sekali lagi maaf atas komentar ini, saya hanya ingin adek-adek sekarang tidak hanya dibekali dengan mata kuliah sejarah mulai dari arab sampai ke cina atau kemana……untuk bersaing didunia nyata mereka akan dituntut dengan skill multi talent..inilah yang harus dipirkan…sebuah metode ekstra atau wadah pelatihahn ekstra bukan wadah diskusi dimana diskusi itu tidak bisa menghidupi mereka secara layaknya.
    kepada para alumni saya rasa ini tugas bersama, bagi saya krtikan tampa tindak lanjut tida ada bedanya dengan kuliah-kuliah kita dulu
    salam buat semua, special buat pak sabar, masih seperti dulu kan pak.
    wassalam
  57. Salam untuk semua,
    Sekarang Jurusan sejarah Unand bergerak selangkah lebih maju,Pak Gusti Asnan berhasil meraih gelar Profesor dalm bidang Ilmu sejarah. Tahniah! Mudah-mudahan ini akan diikuti Bu Linda, Pak Herwandi, Pak Anatona dll, dan makin memajukan Ilmu Sejarah, khususnya Jurusan dan motivasi bagi kita semua. Amin. Selamat Buat Pak Gusti.
    WNS, Bangi.My
  58. Dear All
    Mumpung masih Syawal, saya ucapakan selamat hari raya, maaf lahir dan batin.
    Saya sangat-sangat setuju dengan Wannofry yang selalu bersemangat! Viva jurusan Sejarah UNAND, dan TAHNIAH juga buah PAK GUSTI ASNAN
    Lai takano juo jo Ambo Prof ?
    Salam Takzim buat semuanya
    ASWANDI SYAHRI
  59. Tahniah utk semua keluarga besar alumni sejarah Unand di mna pu berada.
    Problem klasik yang dibuka lagi di sin ttg kesukaran alumni sejarah masuk pasar kerja, memang patut didiskusikan lagi dengan lebih serius oleh kita.
    1. Kalau ada inisiatif, maka MSI, Jurusan dan individu2 dosen sejarah/humaniora, perlu membangun lobby (road show, dll) yg kuat ke instansi pemerintah (pusat dan darah) untuk mengalokasikan formasi bagi alumni sejarah.
    2. Kalau ada alokasi di instansi pemerintah, pasti akan mempertinggi minat orang masuk sejarah.
    3. Kalau minat masuk kuliah sejarah tinggi, berarti kualitas in-put nya juga bakal bagus.
    4. Kalau in-put bagus, menjadi modal untuk mendidik calon sarjana sejarah yg lebih berkualitas.
    5. Kalau juga diikuti sistem pegajaran yang relevan, sarana dan prasarana pendidikan yang relatif bagus, serta kualitas pengajar yang mantap, maka in-put yang bagus tadi bisa melahirkan out put yang bagus.
    6. Jadi, masalahnya bersifat spiral atau siklis. In-put– proses — out put (di jurusan sejarah) terkait juga dengan faktor lain di luarnya.
    Yang di atas bersifat pemikiran, perlu penjabaran dan diskusi lebih lanjut.
    Salam untuk semua alumni sejarah
    ISRAR ISKANDAR.
  60. saya setuju bang israr. saya pikir kurikulum ilmu sejarah sekarang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. kita lebih banyak belajar materi yang bersifat teori tanpa di imbangi dengan aplikasinya dilapangan. yah seperti yang di sampaikan saudara najib di atas, kita lebih banyak belajar tentang sejarah dari arab sampai cina. padahal materi tersebut bisa di gabung dengan konsep sejarah kajian wilayah. jadi tidak perlu di pecah perbenua seperti sekarang.
    memang hal ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. karena nantinya akan berbenturan dengan mata kuliah dari jurusan lain. tapi saya yakin hal tersebur bisa diatur apabila ada kemauan dari kita bersama dan didukung oleh pada akademisi.
    kalau boleh mengajukan usulan, mungkin ada beberapa mata kuliah yang perlu kita tambahkan:
    1. Dokumentasi Sejarah
    konsepnya mungkin belajar bagaimana mendokumentasikan sebuah peristiwa sejarah. lazimnya yang kita tahu dalam bentuk tulisan. tapi tidak ada salahnya kalau kita melakukannya dalam bentuk audio visual. tidak terlalu sulit sebenarnya, karena untuk praktek kita bisa meminta bantuan pak M.Yusuf dan anak asuhnya.
    Ada beberapa lapangan kerja nantinya yang akan membutuhkan kemampuan ini:
    yang pastinya jurnalis televisi, dari keilmuan murni kita tidak jauh berbeda. penelitian sejarah harus berkonsep 5W 1H, para jurnalispun dalam mencari berita juga harus punya konsep 5W 1H.. ditambah kemampuan penggunaan alat audio visual, alumni kita nantinya akan lebih punya nilai jual.
    peluang yang kedua adalah pekerja film. yang dimaksud disini bukan film action atau drama, tapi lebih ke film dokumenter. film dokumenter yang baik harus memiliki riset yang dalam terhadap topik atau tema yang harus diangkat. nah saya pikir mahasiswa atau alumni kita sangat pintar dalam hal ini. kalau kita punya skill dalam bidang ini, mungkin bisa menjajaki kerja sama dengan perusahaan perusahaan nasional atau asing. salah satu contoh national geographic. channel dokumenter terbesar di dunia ini hanya mengirimkan 1 orang krunya (setingkat produser) untuk melakukan liputan di tiap tempat. artinya mereka membutuhkan tenaga lokal dalam proses produksi. baik yang bersifat tenaga teknis lapangan, maupun tenaga riset . ini adalah peluang yang sangat baik untuk dimanfaatkan.
    2. manajemen pariwisata
    ini mungkin akan membuka peluang di bidang travel agent, baik sebagai karyawan maupun pengusahanya kalau ada modal. mata kuliah ini konsepnya akan mengajarkan bagaimana manajemen travel agent yang berkualitas. sehingga mampu menarik minat para wisatawan. baik wisatawan lokal maupun mancanegara. wisata sejarah bisa masuk kedalam paket-paket yang nantinya di tawarkan. sekedar pengalaman ketika ikut duta belia ke vietnam dan thailand, kedua negara ini sangat menonjolkan wisata sejarahnya, mulai dari museum perang sampai candi candinya yang bagus. yang mungkin lebih membanggakan di war museum vienam, pemandunya adalah tamatan jurusan sejarah. dia sangat lancar dalam menceritakan moment moment sejarah yang ada di museum itu.
    mungkin saat ini hanya itu yang bisa saya usulkan. dengan harapan, para teman teman alumni semua bisa ikut berpartisipasi untuk memberikan ide dan usulan untuk kebaikan almamater kita kedepan
    sekian
    yunaldi libra
  61. Salam buat semuanya…
    Saya setuju sekali dengan saran, analisis serta rekomendasi sdr.Israr. Kalau orang tempat Uda Wan kuliah sekarang di negeri jiran bilang begini, “kami setuju 100 per 100 (baca: sangat setuju 100 persen) dengan usul_datuk. Tapi apa dan kapan nak kite be’buat ????
    Maksud saya kalau berteori orang kita sangat jago sekali, mudah2an permasalahan ini segera teratasi. Kita yakin dengan mambangun networking yang baik, konsolidasi sesama alumni, lobi, mengkalkulasi benefits disiplin ilmu Sejarah yang dapat dimarketing kan di bursa lapangan kerja, jelas wajib hukumnya. Jika memang Ilmu Sejarah masih ingin dipertahankan keberadaannya.
    Ayoo Is dan rekan2 kita mainkan, lets go!
    Salam
    Emil/Sejarah ’91
  62. Bagaimana kalau mahasiswa Jurusan Sejarah belajar juga membaca AKSARA JAWI? Mungkin dapat dijadikan mata kuliah pilihan yang dapat diambil di jurusan Indonesia. Saya rasa hal ini sangat besar manfaatnya bagi mahasiswa sejarah, terutama untuk menggali dan memahami sumber-sumber pribumi Nusantara yang kebanyakan ditulis dalam aksara Jawi, misalnya surat-surat raja Nusantara, dll. Mungkin hal ini dapat dipikirkan dalam pengembangan dan evaluasi kurikulum studi sejarah di Unand.
  63. Saya sekeluarga turut berduka cita atas berpulangnya orang tua Pak Gusti Asnan, mudah-mudahan berada baik di sisinya.
    Turut berduka cita atas dirawatnya Dr. Anatona di rumah sakit. Mudahan2 cepat sembuh.
    Wassalam
  64. sekedar informasi… bagi kawan-kawan alumni yang berminat berkarir di bidang broadcasting
    Come and join the vaganza at JobVaganza
    7-9 November, Balai Kartini Jakarta…
    Join Our Innovative and Imaginative TRANS TV TEAM Our company is one of the prestigious and rapidly growing televisions and aims to be one of the best TV stations in Indonesia.
    At Present, We are looking for :
    Production
    1. Creative
    2. Production Assistant
    3. Scriptwriter
    4. Production Creative Development Centre
    5. UPM
    Technical Services
    1. Editor
    2. Camera Person
    3. Set Design
    Sales & Marketing
    1. Account Executive
    2. Marketing Services
    3. Sales Assistant
    4. Computer Graphic
    News
    1. Presenter
    2. Reporter
    3. UPM
    4. Research Creative Development
    Production
    1. Accountant
    HRD
    1. Organizational Development
    2. Training
    3. Recruitment
    4. Administration
    5. HRIS
    And any other job opportunities that you can find
  65. Bagi kawan kawan yang ingin berkarir di bidang perbankan. mungkin kesempatan di salah satu BUMN ini layak di coba. informasi selanjutnya cek ke PNM Sumatera Barat yang beralamat di gedung telkomsel.
    Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) :: Loan Officer
    Tugas dan Tanggungjawab :
    ·Melakukan verifikasi ke lapangan atas aplikasi kredit
    ·Mereview aplikasi pembiayaan dan memberikan rekomendasi pembiayaan kepada UM
    Persyaratan :
    ·Pendidikan minimal D3, usia maksimal 35 tahun
    ·Diutamakan memiliki pengalaman kredit/pembiayaan di perbankan/lembaga keuangan mikro/institusi finansial minimal 1 (satu) tahun
    ·Menguasai bahasa dan budaya lokal
    ·Menguasai MS Office (Word & Excel)
    ·Diutamakan memiliki customer base dan kendaraan bermotor (SIM C)
    Number(s) of position available : 180
    Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) :: Sales / Marketing Officer
    Tugas dan Tanggungjawab :
    ·Mencari nasabah baru
    ·Menjaga hubungan baik dengan nasabah
    ·Mengembangkan dan mengelola portfolio pembiayaan
    Persyaratan :
    ·Pendidikan minimal D3, usia maksimal 35 tahun
    ·Diutamakan yang memiliki pengalaman sales/marketing di perbankan/lembaga keuangan mikro/institusi finansial minimal 1 (satu) tahun
    ·Menguasai bahasa dan budaya lokal
    ·Diutamakan memiliki customer base dan kendaraan bermotor (SIM C)
    Number(s) of position available : 180
    Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) :: Collector Unit
    Tugas dan Tanggungjawab :
    ·Melakukan penagihan rutin ke nasabah
    Persyaratan :
    ·Pendidikan minimal D1, usia maksimal 35 tahun
    ·Diutamakan yang memiliki pengalaman sebagai kolektor di perbankan/lembaga keuangan mikro/institusi finansial minimal 1 tahun
    ·Memiliki kendaraan bermotor (SIM C)
    Number(s) of position available : 180
    Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) :: Cashier
    Tugas dan Tanggungjawab :
    ·Mengelola pencairan pembiayaan secara akurat dan tepat waktu
    ·Melakukan transaksi penerimaan setoran
    Persyaratan :
    ·Pendidikan minimal D1, usia maksimal 30 tahun
    ·Menguasai MS Office (Word & Excel)
    Number(s) of position available : 180
    Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) :: Supporting
    Tugas dan Tanggungjawab :
    ·Melakukan administrasi pembiayaan dan kegiatan rutin operasional
    Persyaratan :
    ·Pendidikan D3, usia maksimal 32 tahun
    ·Menguasai MS Office (Word & Excel)
    Number(s) of position available : 180
    Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) :: Unit Manager
    Tugas dan Tanggungjawab :
    ·Memimpin dan mengelola unit bisnis
    ·Memutuskan pembiayaan, mengembangkan dan mengelola portfolio pembiayaan
    Persyaratan :
    ·Usia Maksimal 38 tahun, Pendidikan S1
    ·Diutamakan berpengalaman diposisi tersebut 2 (dua) tahun atau 3 (tiga) tahun sebagai Loan Officer/Marketing Officer di perbankan/lembaga keuangan mikro/institusi finansial
    ·Menguasai bahasa dan budaya lokal
    ·Berpengalaman memimpin tim
    ·Diutamakan memiliki customer base dan kendaraan bermotor (SIM C)
    Number(s) of position available : 180
  66. Bagi alumni dan mahasiwa sejarah Unand, jangan lagi sedih, kecewa, marah, menyesal, ‘sebel’, geram, bingung dan putus asa dengan apa yang kita jalani sekarang. “Hidup itu adalah PILIHAN dan PILIHAN itu HARUS kita jalani”
    PILIH jurusan sejarah untuk kuliah di UNAND, baik dari PMDK (tentunya juga PILIH salah satu jurusan kan) maupun yang jebolan UMPTN/SPMB/what’ever says, merupakan PILIHAN anda untuk melanjuti sejarah kehidupan sendiri.
    WRong Way…..
    or Human WrOng…..
    “UANG bukan segala-galanya, tapi segala-galanya butuh UANG’
    “Demi sesuap NASI dan SEGUDANG berlian”
    Kapan ada acara Alumni nih???? di UNAND tentunya…
    Barbequan di lapangan Satra yuk…..
  67. Salalm,
    Saya baru mendapat kabar dari Bu Lindayanti bahwa telah berpulang ke rahmatullah Alumnus Sejarah Jamaluddin Jasa(Angkatan 84) di Jakarta. Seingat saya beliau dulu aktif di Hima sejarah. Mudah-mudahan dia mendapat tempat yang baik di sisi Allah SWT.
    Wannofri samry (Angkatan 86)
  68. saya mendapat, info dari Bu Linda, sdr Jamaluddin Jasa(Alumni sejarah 84) meninggal di jakarta. Benar? kenapa info/komennya dihapus?
    wannofri samry
  69. dek lai ang ma …………..!
    Maaf ….., sabananyo apo nan dirusuahan dek kito basamo?
    Salam buat semua Commentator…!
    Perhatian kito lah tapacah-pacah, antaro seharusnyo jo ba a juo lai….?
    bahaso indonesia se lah yo….?
    “Kegalauan alumni dan mimpi para mahasiswa Jurusan Sejarah UNAND”
    1. Aku adalah seorang mahasiswa sejarah, aku punya cita-cita jadi seorang sejarah-wan !
    Ketika masih kuliah, mungkin angan yang demikian itu begitu menyemangati mereka…! SEJARAWAN.!?!??…… Seperti seorang detektif. Tampek batanyo dek urang nan indak tahu (maaf bahasa minang lo liak).
    2. Aku adalah lulusan Sejarah UNAND. Ya aku lulusan Sejarah Unand, sejarah unand……………….
    Lapangannya terbatas dan sangat dipengaharuhi oleh kebijakan dan trend perekrutan tenaga di profesinya.
    Kalau dihitung-hitung berapakah persentase permintaan atas tenaga kerja dengan background Sejarah?
    ( tak perlu dijawablah, sudah letih kan menjawab begitu banyak tanya ? )
    this all about the money…!?!??!!!!!!
    Antara idealisme sebagai seorang yang ingin berprofesi di bidangnya ( 1X lagi Sejarawan ), dengan tantangan yang senyata-nyatanya.
    Mudah-mudahan semua alumni sejarah benar-benar suka dengan sejarah. Jadi kuliah kemarin ada manfaatnya kan?
    Terutama bagi mereka yang lagi belum dapat kerjaan semestinya ( 1X lagi Sejarawan ) dan penghidupan yang layak ( aku juga ).
    by the way,
    Ingat GOMBLOH !
    ” KU GADAIKAN SAJA CINTAKU ” ?
    aku jadi terpikir mengubahnya menjadi,
    ” KUGADAIKAN SAJA SEJARAHKU ”
    1X lagi Maaf…….
    ini wacana berfikir kan?
    Salam buat semua keluarga besar SEJARAH UNAND PADANG……….!
  70. To Yudi
    Apakah benar info dari Bu Linda via Da Wan tu Yud?
    Ambo baru ingek. Da Jamal tu dulu tetangga ambo di Bandar Puruih.
    Wassalam
    Aswandi Syahri
  71. Kalo menerima komentar Pak Wan, benar itu yang kami posting kan Bang. Lebih jauh silahkan kontak Pak Wannofri.
    Yudhi
  72. Ass..wr..wb..
    Baa kaba nyo, angkatan alumni 89, kok aniang2 se..
    bagi2 info lah samo kito yang dirantau urang..
  73. Ass..wr..wb.. Ondeeh mande, taragak bana ambo samo bapak2 jo ibu dosen diantaronyo adalah: Dr. Phil. Gusti Asnan, Dr. Herwandi, M.Hum,Drs. Nopriyasman, M.Hum,Drs. Zulqayyim, M.Hum,Drs. Sabar, M.Hum,Dr. Lindayanti, M.Hum,Dr. M. Nur, M.S,Drs. Syafrizal, M.Hum..:
    Baitu juo samo senior2 ambo yakni uda…Drs. Zulkifli Aziz Drs. Wannofri Samry, M.Hum, Drs. Guswandi, Drs. M. Djuir, Dr. Anatona, M.Hum
    Mudah2an bapak2 & ibu dosen masih ingek samo ambo (Azmi Zulnaldi / Angkatan 89), Semoga sukses selalu…amin.
    Wasallam
    Azmi Zulnaldi (081375294035)
  74. Salam untuk Azmi Zulnadi, dimana kerja sekarang? Samo-samo zul, ambo juo inginlah bincng-bincang.
    Lai sukses juo, kan? Rancak bagi berita sikit yud di blog awakko.
    Yud, lai sukses seminar MSI kan? Ambo dengan Audrey kahin lai datang.
    Betul Aswandi, berita dari Bu Linda.
    Wannofri S
    UKM Bangi, Malaysia
    samry.blogspot.com dan samry-news.blogspot.com
  75. Salam buat ujang97,\\
    Maaf bagi yang bisa menyesuaikan dengan tata bahasa EYD tolong selaraskan dengan kutipan sbb:
    “Ambo ingin bakisah jo si Jang. Meski kito lum pernah basuo, baik di kampus maupun secara langsuang mungkin. Karna, kemungkinan saat angku masuak ambo lah kalua dari sejarah mangganggam lembar ijazah sekitar tahun 1996/1997. Tapi, dari caro angku komentar, ambo yakin sabananyo angku tagolong yang dikelompokkan lulusan sejarah yang dicari-cari dan dibutuhkan saat ini. Retorika angku eit.. agak keren saketek bahaso yang ambo kutip Jang! Menurut hemat, ambo kalimat yang angku umbar penuh daya cemeeh tapi tetap dalam semangat kritik nan mambangun. Ngomong2 angku kiniko konsultan dimaa…, atau juo ikuik bapartai??
    Okelah Jang, mohon maaf sakian dulu bakisah kito bia yang lain mambaco carito awak pun kito ajak barundiang di Blog IKA iko… Trims.Sampai jumpa
  76. sudah sudah pernah membaca blog ini tapi baru ngasih comment, saya mengacumkan jempol pada semua alumni sejarah yang sudah mem,perhatikan jurusan kita yang sudah maluai reot, jaya semua aluni sejarah. heee.heee.mmmmm. salam buat pak zul, pak sabar, semoga beliau masih kenal sama saya.
  77. Acara seminar MSI kemarin lumayan sukses Pak. Tapi dari pengadaan acara terlihat perbedaan mencolok jika acara itu diadakan oleh Unand. Acara kemarin lebih banyak dihadiri oleh para guru, dan memang orientasi peserta oleh Bu Siti Fatimah diarahkan ke mereka. Perbedaan mencoloknya adalah para peserta orientasinya pada sertifikat! Akibatnya, ketika menemani Pak Taufik Abdullah, rencananya beliau akan berteori tentang sejarah dan perkembangannya yang paling muthakir, tapi di acara itu tampak para guru hanya tertarik menanyakan kapan acara berakhir dan mendapatkan sertifikat. Alhasil, Pak Taufik pun urung menyampaikan. Wah, rugi juga. Kata Pak Gusti, jarang-jarang Pak Taufik mau berteori-teori, tapi karena pesertanya para guru sejarah di SMP dan SMA, yah, apa pula yang bisa diharapkan imbas balik pemikirannya? salam
  78. Gabuang ciek Da Yud….atas jerih payah Da Yud blog ini ada.
    Salam “taragak” untuk Da Wan Kaliang, Da Najib, Andres Utiah, jo Uncu 98. Empat orang penguasa dan pengusaha yang cukup sukses. Sorry kepada semua perusuh..
    Sejarah memang tidak menyediakan pekerjaan, tetapi menyediakan wawasan untuk mengawali sebuah pekerjaan. Wawasan tersebut selanjutnya berevolusi menjadi sebuah ilmu yang menunjang terlaksananya sebuah pekerjaan secara lebih baik dibanding dengan yang orang lain kerjakan.
  79. lowongan kerja sebagai jurnalis di portal berita padangkini.com.
    silahkan lihat di situs http://www.padangkini.com
    paling lambat tanggal 15 januari 2008
    atau klik link di bawah ini
    http://padangkini.com/lowongan/
    semoga bermanfaat
  80. Saya perhatikan nggak beberapa orang alumni sejarah yang masuk ke dalam iklim IT, kalaupun ikut hanya bicara tentang diri sendiri. Susah mendongkrak alumni kayak gini. Saya lihat jika ada alumninya yang sukses mereka pun tidak mengucapkan selamat, bila ada yang sakit mereka pun diam. Mungkin perlu kita melihat ke Barat, atau ke negeri Cina…….Masih ada hari esok
    Terima kasih.
  81. beberapa waktu yang lalu saya dikunjungi oleh alumni (yang tidak sempat bertemu waktu di limau maniah, karena waktu dia terdaftar saya sudah keluar), alumni tersebut lulus PNS di Batusangkar, lalu muncul pertanyaan dimana letak lemahnya almuni sejarah unand, kalau samplenya alumni yang sekarang masih no job, saya rasa itu tidak adil, menurut saya keep going dan jangan pernah sombong…just that. perbaharui wawasan berfikir adik-adik kita, jangan bangga dengan historia saja (maaf)….kedepan siapkan mereka untuk sebuah tantangan multi dimensional, salut buat kawan-kawan 98…sangat multidimensional sekarang.
    salam hormat untuk semua dosen
  82. hehehe… setuju pak najib.. dari awal saya sudah katakan kalau kualitas alumni sejarah unand tidak pernah kalah dari almamater lain. dan persoalan sekarang sebenarnya adalah nilai jual di mata masyarakat dan lapangan kerja. sehingga tidak terlalu sikut sikutan untuk jadi PNS. walaupun itu adalah posisi idola alumni kita. “hehee… termasuk saya”. kalau memang terpaksa dan tidak ada pilihan lapangan pekerjaan lain, saya pikir lebih baik memang jurusan ini di tutup untuk sementara. karena ada ketidak seimbangan antara lulusan dan lapangan kerja yang tersedia. setelah itu baru diadakan penerimaan mahasiswa baru yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan pekerjaan untuk alumni sejarah.
    beberapa hari yang lalu saya sempat berbincang-bincang dengan teman sekantor yang lulusan arkeologi UGM. mereka juga memiliki lapangan kerja yang sedikit. tapi ketika mereka kuliah, di benak mereka sudah di tanamkan kalau mereka nantinya akan bekerja sebagai PNS. dan hal ini di perkuat dengan kelulusan alumninya yang tidak terlalu banyak ketika adanya wisuda antara 4-7 orang dan alhamdulillah hampir semuanya di terima sebagai PNS (menurut pengakuan teman saya).
    saya pikir pihak perguruan tinggi harus memikirkan hal ini. kenapa harus menerima mahasiswa baru sebanyak 40 orang pertahun, kalau lapangan kerjanya cuma untuk 4 orang pertahun??
    kita harus realistis. karena ini menyangkut masa depan. terlalu banyak mungkin yang bisa di bicarakan mengenai masalah ini.
    kalau kawan kawan mau berdiskusi atau say hello atau berbagi cerita, kita bisa berinteraksi di yahoo messenger saja. saya tunggu. id saya inal_cepi@yahoo.com
  83. oh yah satu lagi saran saya. karena pihak jurusan sudah berbaik hati membuat homepage ini sebagai ajang interaksi kita… mungkin ada baiknya kita menghornatinya. salah satunya dengan menuliskan nama, baik nama lengkap maupun panggilan yang familiar atau kalau tidak keberatan no bp nya. karena semakin hari saya melihat semakin banyak nama nama inisial yang membingungkan. ini siapa yah????
  84. Saya setuju dengan Sdr. Yunaldi Libra. Memang ada baiknya ditulis nama lengkap, plus bp dan email/web pribadi jika punya. Untuk email tidak kita publikasikan. Jadi Bapak/Ibu/Sdr/i yang hendak memberikan komentar, tolong ditulis nama lengkapnya, tanpa inisial dan Bp (kalo bisa). Trims atas perhatiannya.
    blogadmin.
  85. “”"”kenapa sejarah unand haya mencetak pengagnguran kelas tinggi????????????????
    apa persoalan ini telampau sulit untuk dipecahkan???”"”"
    saya tertawa dalam hati membaca keluhan “alumni sejarah unand” yang satu ini. terbaca jelas kekecewaan dan rasa putus asa yang dalam dari orang yang “kalah”. Saya berfikir, jikapun anda adalah seorang tamatan Teknik ITB / UGM, atau kedokteran UI sekalipun, dengan sikap mental yang seperti itu, anda akan tetap menjadi seorang penganggur! tidak perlu menjadi seorang opurtunis yang menyalahkan pihak lain atas ketidak mampuan diri sendiri!.
    ayolah.. jangan menyalahkan suatu jurusan bidang ilmu karena anda tidak mendapatkan pekerjaan oleh ilmu itu.. Jangan menyalahkan ijazah sebagai Sarjana sejarah karena anda ditolak bekerja di perusahaan-perusahaan besar yang anda impikan!!!.
    Disini Saya ingin berbagi cerita tentang perjalanan saya sebagai sarjana sejarah fakultas sastra unand. Dengan harapan, mudah-mudahan lika-liku kehidupan saya ini bisa memberikan inspirasi dan motivasi bagi kawan-kawan dan adik2 dalam menjalani “Takdir” sebagai sarjana sejarah.
    Saya adalah alumni sejarah tamatan oktober 2003. Saya menyelesaikan studi di sejarah selama kurang lebih lima tahun dengan IPK 2,76, ( nilai A nyo 2 buah .. KKN ciek, Arkeologi ciek.. yang penting ikuik pasti dapek nilai A… wakkakakakakaa).. IPK yang sangat-sangat saya bangga-banggakan. Berbekal ijazah Ilmu sejarah dengan IPK yang menurut saya sangat tinggi itu, saya mencoba menembus belantara kehidupan untuk mencari pekerjaan.
    Selama 4 bulan pertama menjalani hidup sebagai sarjana sejarah, sembari terus mencoba memasukkan lamaran pekerjaan di berbagai perusahaan, saya bekerja sebagai seorang kuli.. kuli dalam arti yang sebenarnya.. saya bekerja di sebuah perusahaan kecil di bidang advertising milik kakak teman saya sebagai pekerja lapangan. Saya menggali lobang di jalan untuk memasang plank merk dengan upah yang tidak menentu. Saya tidak pernah malu sebagai seorang sarjana untuk melakukan pekerjaan yang bagi sebagian orang di anggap sebagai pekerjaan yang rendah. Saya berprinsip.. saya lebih malu jika tidak bekerja dan hanya mengharapkan belas kasihan dari orang tua!!!.
    Pada satu hari, untuk pertama kalinya lamaran pekerjaan yang saya kirim membuahkan hasil. Saya di panggil untuk menjalani test di Bank Danamon. Senang bukan kepalang. Panggilan untuk ikut test tersebut memberikan saya keyakinan bahwa Ijazah S1 saya bisa dipakai dan bisa digunakan!. Saya menjalani test pekerjaan untuk pertamakalinya dengan hasil GATOT (gagal Total… wakakakakak). NAmun itu memberikan saya keyakinan Ijazah saya BERGUNA.
    Beberapa waktu kemudian, Bank BRI Sumbar membuka lowongan untuk tenaga organik bagi sarjana S1 jurusan apa saja. Saya memberanikan diri untuk ikut mengirimkan lamaran. DEngan susah payah dan keyakinan, saya berhasil menjalani test demi test dan berkompetisi dengan ratusan pelamar lainnya. Sebagai sarjana sejarah, saya berkompetisi dengan sarjana ekonomi, tekhnik, MIPA dari berbagai universitas. Saya berhasil melewati 5 rangkaian test dan menyingkirkan pesaing lainnya hingga akhirnya sampai pada test wawancara akhir dengan jajaran direksi. Saya menjadi bagian dari belasan orang yang berhasil menembus wawancara akhir dengan menyingkirkan ratusan orang lainnya. NAmun, keberuntungan saya hanya sampai disitu, saya dinyatakan gugur alias tidak diterima. Ternyata bekerja di BAnk tidak cocok bagi orang-orang sejarah… hahahahaa..
    NAmun, saya mengambil hikmah bahwa Ijazah saya ini bisa saya andalkan!!!..dan masih bisa bersaing!!
    Tidak lama berselang, saya memutuskan untuk Hijrah ke Batam. Dengan tekad yang sama mencari pekerjaan. 2 bulan pertama saya tetap menjadi Pengangguran namun setiap hari saya tetap memfoto copy ijazah saya untuk dikirimkan ke berbagai perusahaan yang membutuhkan karyawan, mulai dari jadi sales, toko bangunan, MLM atau apa saja. Uang saku dari orang tua habis hanya untuk mengirimkan lamaran!.
    Akhirnya keberuntungan menghampiri saya. Saya bertemu dengan sahabat saya Dedi arman sejarah 98. Dedi biasa saya panggil botak, menawarkan saya bekerja di perusahaan tempat ia bekerja yang kebetulan membutuhkan karyawan di bagaian Desain Grafis. Dan kebetulan, saya memiliki sedikit kemampuan dalam bidang Desain Grafis. Saya langsung diterima bekerja disana, meskipun saya bisa saja melamar dengan ijazah SMA namun karena kecintaan pada ijazah S1, saya tetap memberikan lamaran pekerjaan dengan Ijazah Sarjana… Seorang sarjana Sejarah menjadi seorang Desain Grafis di surat kabar..Gaji pertama 700 ribu dan kemudian naik menjadi 1.200.000.. cukup lumayan bukan?? hahahahaa
    Saya menjalani profesi sebagai Desain Grafis selama lebih kurang 8 bulan. Kejenuhan mulai menghampiri, semangat untuk mencari pekerjaan yang lebih baik terus menggelora. Dan kesempatan itu akhirnya datang juga. Kompas gramedia membuka cabang di kota BAtam, dan membutuhkan beberapa orang wartawan untuk daerah batam. Saya memberanikan diri untuk ikut dan mencoba keberuntungan saya untuk menjadi seorang wartawan. Dan BERhasil, saya berhasil diterima dan menyingkirkan puluhan pesaing lainnya. Saya diterima bersama 2 orang rekan lainnya yang berasal dari tamatan Hukum UGM, dan Ilmu Politik USU, dan saya sendiri SEjarah Unand…
    Saya menjalani profesi sebagai wartawan di kompas gramedia selama 1,5 tahun, dan ditempatkan sebagai wartawan ekonomi. Dengan gaji yang bisa dikatakan sangat menjanjikan. Saya digaji perbulan Rp. 1.8 juta dan jika ditambah dengan uang “amplop” dari nara sumber bisa mencapai 5 jutaan perbulan..(pitih amplop… pitih amplop.. dapek gadang painyo kancang…wakakakakka).. penghasilan yang sangat lumayan menurut saya. Sebagai wartawan ekonomi saya berbicara tentang financial, property, suku bunga bang, pajak, moneter dan lain sebagainya, pembicaraan yang jauh dari ilmu selama saya kuliah.. PRofesi sebagai wartawan menambah wawasan kehidupan saya, dan memberikan saya banyak sekali pelajaran2 berharga.
    Selama 1,5 tahun menjadi wartawan, akhirnya karena suatu hal yang bersifat pribadil, saya memutuskan untuk PULANG KAMPUANg. Saya resign sebagai wartawan di kompas gramedia. Saya kembali ke kota asal di Bukittinggi.
    Saya mulai mencoba meintis usaha saya sendiri. Dengan berbekal uang pinjaman dari pacar saya (sekarang menjadi ibu dari anak2 saya) dan juga uang pinjaman dari teman, saya memberanikan diri untuk berbisnis. Dan ternyata, dengan membuka usaha sendiri saya bisa mendapatkan penghasilan yang sangat diluar perkiraan. UAng senilai 5 jutaan yang dahulunya saya dapatkan selama 1 bulan penuh, sekarang bisa saya peroleh dengan hanya hitungan hari… Fantastis… Usaha saya terus berkembang dan alhamdulillah bisa saya andalkan untuk menghidupi keluarga saya dan juga beberapa orang karyawan.
    PAda titik inilah, pola pikir saya menjadi berubah. Saya tidak ingin lagi mencari pekerjaan diperusahaan-perusahaan.. tetapi SAYA INGIN MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN. Saya berfikir, jika semua sarjana berfikiran untuk menjadi karyawan dan terus mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan, NEGRI INI TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH. Tapi alangkah hebatnya, jika semua lulusan sarjana berfikir untuk bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan.
    SUDAH TIDAK JAMANNYA LAGI MELAMAR PEKERJAAN UNTUK MENJADI KARYAWN.. SEKARANG JAMANNYA MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN!!!.. AYO MARI KITA UBAH POLA PIKIR KITA.. Mari kita buka lapangan pekerjaan..
    Alhamdulillah cita-cita sederhana saya itu sekarang bisa saya wujudkan sedikit demi sedikit. SAya telah membuka lapangan pekerjaan untuk 8 orang yang sebagian diantarannya saya gaji setara dengan gaji S1 yang diterima sebagai pegawai negri..Saat ini saya sedang merintis usaha di bidang komputer, internet, advertising dan sekarang sedang mencoba belajar bisnis property.
    Hidup adalah sebuah pertandingan.. KAlah dan MEnang.. tinggal kita ingin yang mana.. jika ingin menjadi seorang pemenang.. maka berfikirlah dan bekerjalah.. Modal untuk berusaha itu ada di OTAK dan DI KEPALAN tanganmu..
    DAn saat ini, saya tidak tahu lagi ijazah S1 sejarah saya entah ada dimana.. dan saya tidak peduli.. Mungkin sudah di makan tikus untuk dijadikan sarang bagi anak2nya.. tetapi tetap pada akhirnya ijazah saya itu tetap berguna..
    semoga cerita perjalanan saya ini bermanfaat..
    untuk kawan-kawan yang ingin Menciptakan Lapangan pekerjaan, dan berbagi pengalaman dengan saya silahkan Pm saya di YM bals3m_g0s0nk@yahoo.com.. atau urang_barat@yahoo.com.. online terus..
  86. Ilmu sejarah adalah ilmu yang sangat-sangat menarik. Saya yakin, semua orang suka dengan sejarah. Tapi sayangnya, di lingkungan fakultas sastra, terkhusus jurusan sejarah, ilmu sejarah disajikan oleh dosen-dosen yang tidak menarik dengan cara yang sangat tidak menarik dan akhirnya ilmu sejarah di fakultas sastra menjadi sangat,sangat,sangat,sangat tidak menarik… dan pada akhirnya menciptakan lulusan-lulusan yang tidak kreatif dan imajinatif..
    sangat disayangkan.. saya pikir perlu untuk melakukan perubahan besar di jurusan ilmu sejarah fakultas sastra baik dari segi mata kuliah dan juga sistim perkuliahan.. dan juga interaksi antara dosen dan mahasiswa…
    Secara jujur saya katakan.. dari segi ke ilmuan, saya tidak mendapatkan apa-apa selama 5 tahun kuliah.. tidak ada satu ilmu pun yang saya dapatkan selama berada disana. (mungkin dek utak wak pakak yoo..) oleh karena itu saya sangat mengerti bagaimana perasaan kawan-kawan lainnya yang kahirnya menjadi pesimis. karena memang mereka tidak mendapatkan apa-apapun selama kuliah di sejarah, dan akhirnya merasa minder dan takut untuk bersaing dengan lulusan manapun…
    kepada para “tetua-tetua adat sejarah” yakni dosen-dosen.. saya menyampaikan..lakukan lah perubahan menyeluruh di lingkungan sejarah.. kasihan lah pada mahasiswa yang sekarang menuntut ilmu disana.
    sekian terimakasih
  87. Assalamu alaikum wr wb
    Berhasil atau tidaknya seorang mahasiswa bukan ditentukan oleh siapa yang mengajarnya, dimana tempat kuliahnya, dari mana asal usulnya. Tetapi yang menentukan nasib dirinya berhasil atau tidak ialah tergantung usaha yang ia lakukan. disamping itu, kita tidak boleh lupa kepada yang setiap hari menjaga kita, tidak pandang siang dan malam, dimanapun kita berada, bermohonlah padanya, mintalah ampunan, dialah Allah swt sebagai tuhan semesta alam, semoga alumni sejarah tidak akan ada lagi menjadi seorang pengangguran.
    semua yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan dihadapan tuhan. tidak ada yang bisa memberi kema’afan kecuali dia yang memberi ampunan. semoga kita menjadi ummat yang selalu melakukan perintah tuhan dan meninggalkan segala larangan. Amin…..
  88. Salam akrab Bung MPS,
    Angku hebat, ambo angkat topi! kalau urang barat bilang, angku layak diberi, standing ovation…(tolong adindd Yudhi, –jagoan webmaker Blog IKA Sejarah — cek English ambo lai bana tulisannyo, trims Yud lai oke?)
    Satu hal catatan Ambo, bahwa angku tadi mengaku pernah karajo di perusahaan pers daerah (Kelompok Kompas Gramedia) di Batam yaitu tiada lain, Tribun Batam di Kepulauan Riau (Kepri). Buliah ndak angku carito hal lain tentang jam terbang angku tapi, off the record ke e-mail ambo;
    emilmahmud@yahoo.com atau by SMS ke 08197811507.
    Ambo sekarang masih tercatat sebagai pekerja pers di Bangka Pos Group — pers daerah (Persda) Kelompok Kompas Gramedia –yang segrup dengan Tribun Batam tsb.
    Terimakasih.
  89. Salam Bang,
    Memang MPS (mungkin Andres’98 ya :-) patut diberi standing ovation…Sewaktu-waktu tentu tidak keberatan kami undang untuk sedikit berbagi ilmu dengan mahasiswa sejarah soal kewirausahaan, dan hendaknya bisa juga mengikuti jejak keberhasilan Bung Andres. Gak keberatan kan Bung Andres?
    Yudhi’97
    Pengajar di Unand
  90. salam kenal itammmmmmmmmm
    saya sangat salut dengan usul yang saudara sampaikan kan, saya acungkan jempol sudah memikirkan jurusan dimana kita sudah di didik.
    tapi saya mohon untuk memberi usul yang realistis untuk saudara dan adik-adik kita yang masih belum mendapatkan perkerjaan. mudahan-mudahan dengan usul kakanda2 sampaikan di sini bisa membawa jurusan kita lebih baik kedepannya.
    salam buat pak najib, yunaldi, andres, dan semuanya
  91. salam,
    Kawan-kawan alumni, janganlah kita menyalahkan orang lain bila mendapat sudah, hargai guru dan orang tua kita. Kalau kita anggap tidak dapat ilmu selama kuliah, apakah benar, kita sudah jadi pintar semua, apakah ituibisa datang sendiri. Mudah-mudahan kita tidak tambah bodoh setelah berbicara kualat. Midah-mudahan Tuhan mengampuni alumninya ang takabur dan salahbicara. Mudah-mudahan ilmunya benar-benar tidfak menjadio hilang karena kebodohan nya. Astagfirullah.
  92. kalau ada teman teman alumni atau mahasiswa yang berminat silahkan bergabung (didapat dari milis historia indonesia)
    Komunitas Historia akan memaksimalkan pemberitaan seputar sejarah dan purbakala. karena itu kami membutuhkan beberapa kontributor daerah untuk sebagai peliput berita sejarah dan purbakala di daerah masing-masing. setiap info yang masuk akan kami terbitkan pada Historia News ROOM yang dapat di akses di
    http://www.komunitashistoria.org
    yang berminat menjadi kontributor mohon kirimkan profil dan aplikasinya ke
    redaksi@komunitashistoria.org
    Terima Kasih
    Wiko Rahardjo
    Pemimpin Redaksi Historia News Room
  93. Salam,
    Terima kasih atas informasi yang telah di-posting melalui web ini, terkait adanya “Historia News Room”.
    Menarik sekali untuk dijadikan bahan referensi buat kita semua. Utamanya, bagi masyarakat sejarah Indonesia dalam menggali lebih jauh lagi tentang keberadaan situs (ke-purbakala-an) sejarah di penjuru nusantara ini.
    Rekan Yunaldi, apreseasi buat angku yang begitu peduli terhadap komunitas masyarakat sejarah (khususnya) terhadap alumnus sejarah Indonesia FSUA. Salam buat rekan2 kita.
    emilmahmud@yahoo.com
    Ponsel: 08197811507
    add:at; Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung
  94. Asalammualikum. salam buat semuanya alumni, dosen maupun adik-adik yang masih kuliah sekarang, spesial buat teman-teman 98, oh ya wan gak usah panggil dengan pak najib lagi wan…sagan den..hahahah, komentar yang bagus justru masuk dari para alumni yang saya pikir mereka memikirkan jurusan ini atau mencoba menghidupi jurusan ini bukan mencari hidup dari jurusan ini (maaf), tapi jarang sekali saya baca posting dari para guru kita (kata andresa tetua adat) tentang kemajuan jurusan ini atau setidaknya berkomentar tentang apa yang alumni tulis, tapi kebanyakan dari mereka hanya sibuk menulis tentang sejarah, atau apakah karena sudah merasa puas dengan dokumen lama sejarah sehingga merupakan dunia maya ini…entahlah…..atau sibuk mengajar barangkali??????? maaf saya mengajar sekitar 800 siswa dalam seminggu…………….
    sudah saatnya admin mengumpulkan para alumni dan berbicara bersama saya yakin permasalahan ini akan terpecahkan, bahkan alumni yang masih no job bisa ditampung oleh alumni-alumni lain yang saat ini sudah mapan.
    jadi saran saya buatlah database alumni kita ..data mereka yang memang peduli (maaf sekali yang peduli) buatlah pertemuan….yakinlah bersama kita bisa…..
    thanks….
  95. setuju dengan najib. seperti judul nya “masalah kita bersama” maka semuanya berhak berkomentar. tapi sepertinya hanya pak yudhi dan pak wannofri yang memberikan komentarnya… apa kabar bapak dosen kita yang lain???????????
    menurut saya ada beberapa penyebabnya
    1. mereka memang tidak peduli dengan mahasiswa dan alumni jurusan sejarah.
    2. mereka terlalu sibuk mencari sampingan sehingga tidak ada waktu untuk sekedar browsing internet “menurut kabar yang saya dengar di kampus udah bisa internet bahkan ada hot spot juga”
    3. mereka memang gaptek dan ngak bisa pakai internet. hahahaha…. kalau ini alasannya yah keterlaluan…
    ingat kawan kawan…. barack obama bisa merubah nasib kaum afrika amerika dari bukan siapa siapa menjadi presiden, salah satunya karena kampanye melalui internet. Nah bagaimana dengan jurusan sejarah unand??? bisakah nasibnya berubah???????? Makanya… pakai donk teknologi.
    terima kasih
    yunaldi libra
    98181004
  96. siapa tahu ada yang berminat……
    Pengumuman lowongan presenter
    dibutuhkan:
    Presenter Untuk Program Pesona Indonesia TRANSTV
    persyaratan:
    - wanita goodlooking usia 21- 28 tahun
    - diutamakan yang menyukai travelling,hiking. … dan pecinta alam
    - memiliki waktu yang flexible
    - and talkactive
    caranya:
    kirim CV dan pas foto ukuran 4R ( tampak samping dan tampak depan)
    ke alamat email: ipul@transtv. co.id
    atau
    Redaksi Pesona Indonesia
    Jl. Kapt Tendean kav. 12-14 A lantai 3 ( News)
    Jakarta 12790
    ditunggu , paling lambat hari kamis, tanggal 5 februari 2009
    —trimakasih- -
  97. satu lagi nih… kalau ada yang minat jual tampang di TV hahahaa…
    Dear all,Vision One Sports (in-house channel Indovision) sedang mencari calon presenterpria/wanita yang berpenampilan menarik (camera face), percaya diri, dan mengertiolahraga terutama NBA untuk program Hilite NBA. Bagi rekan-rekan yang berminat atau memiliki teman/saudara untuk mengikuti castingprogram magazine sports, silahkan datang pada,Hari : Kamis (12 Februari 2009) dan Jumat (13 FEbruari 2009)Pukul : 13:00 – 17:00 wibLokasi : Wisma Indovision Lt. M Jalan Raya Panjang Blok Z/III Green Garden Jakarta
    Barat (depan gedung CNI)Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih.Info lebih lanjut bisa hubungi : Henry, Budy, Iya dan Temy (5828000 ext.3001, 3003)Salam,Vision One Team
  98. Salam untuk semua,
    sekarang Dikti membuka peluang untuk beasiswa ke Luar negeri, dan juga sendwich. Kawan-kawan silakan buka website DIKTI.
    Untuk Israr, gimana kabar publishing artikel ICONSEA Kualalumpur? Saya sudah ada kabar, dan akan terbit dalam waktu dekat ini.
    Salam
    wannofri Samry
  99. ass. di dashboard blod sejarah saya lihat nama saya di link blogger sejarah, mohon diubah urlnya ke http://www.anoliyaku.blogspot.com dan kalau bisa daftarkan blog sekolah saya yang sedang saya kelola http://www.man2bsk.wordpress.com mudah-mudahan bermanfaat. thanks yud
  100. saya salat atas usaha yunaldi libra karena sudah memikirkan rekan-rekan nya dengan menapilkan lowongan-lowongan perkerjaaan di coment nya. saya harap yang lain jiga bisa berbuat sama dengan yunaldi. lulusan sejarah bisa mengakses blog sejarah mendapatkan informasi tentang lowongan perkerjaan.
  101. setelah membaca sekian banyak curhat dari alumni, saya menghimbau kepada adik 2 yang masih punya niatan setelah tamat harus menjadi pns, sebaiknya adik – adik mundur dari sekarang daripada menyesal dikemudian hari ibaraik PEPATAH URANG MINANG, MINYAK HABIH SAMBA NDAK LAMA. untuk itu pikirkanlah sekali lagi.
  102. satu lagi nih lowongan kerja di trans company. kalau ada yang berminat silahkan. tapi tempat rekuitmennya agak jauh.
    silahkan akses di link ini
    http://www.transtv.co.id/200706/pengumumandetail.asp?id=57
    semoga bermanfaat
  103. “setelah membaca sekian banyak curhat dari alumni, saya menghimbau kepada adik 2 yang masih punya niatan setelah tamat harus menjadi pns, sebaiknya adik – adik mundur dari sekarang daripada menyesal dikemudian hari ibaraik PEPATAH URANG MINANG, MINYAK HABIH SAMBA NDAK LAMA. untuk itu pikirkanlah sekali lagi.”
    pendapat diatas mungkin ada benarnya. tapi permasalahannya tidak hanya menjadi PNS atau bukan PNS. permasalahan utama adalah kemana alumni jurusan sejarah tersebut akan di salurkan. dan harusnya instansi akademik mempunyai kewajiban moral untuk hal ini.
    mari kita mulai berhitung secara profesional dimana ilmu kita bisa di manfaatkan untuk melanjutkan hidup didunia ini.
    1. jadi dosen…. berapa orang yah yang bisa di tampung di posisi ini?? kita semua tahu lah…
    2. jadi PNS… dimana yah??…. yah paling di dinas pariwisata…. sekali lagi pertanyaan yang sama, berapa orang yang bisa di tampung di posisi ini???… tahun ini cuma 2 posisi di sawahlunto.
    3. jadi guru…. sorry pak.. ini lahannya sarjana pendidikan. memang bisa, tapi yah profesionallah. masa ambil lahan orang.
    4. jadi wartawan (paling banyak dan pilihan terakhir, alias dari pado indak…) hehehe… ini lahannya orang komunikasi… alumni kita memang punya kemampuan, tapi sekali lagi… kita tidak di “cetak” untuk posisi ini.
    5. kerja di bank atau lembaga keuangan….. hehehe tambah jauah panggang dari pado api. sajak bilo loh alumni sejarah baraja etong etong pitih.
    6. berwirausaha….. wirausaha apa??? jujur saja. pernah ngak kita di bekali kuliah di bidang ini?? kalau memang pernah, apakah pengetahuan yang kita terima memadai untuk kita bergerak di bidang ini. contoh kecil sajalah, saya yakin banyak alumni kita yang ngak tahu harus cari modal kemana. apalagi harus membuat proposal usaha untuk pinjam uang ke bank.
    7. jadi penulis……hhhmmmmm….. posisi yang kurang diminati oleh alumni kita. walaupun lapangan sangat terbuka untuk posisi ini. malahnya klasik, pendapatannya ngak tetap.
    jadi harapan kita semua, mudah mudahan para akademisi dapat mengambil keputusan dan jalan keluar yang lebih bijak.
    hitung input dan output yang jelas. kalau output terlalu banyak dan tidak tersalurkan dengan baik, bisa jadi “busuk” di dalam perjalanan.
    salam
    semoga bermanfaat
  104. kalau kita mau jujur, banyak dari dosen yang ada di jurusan sejarah tidak mau peduli terhadap nasib lulusanya. kita bukannya mau mejelekan – jelekan, tapi ini adalah fakta…. jika mereka benar – benar peduli terhadap nasib lulusannya. mungkin tidak akan lahir komentar – komentar dari para alumin yang merasa menyesal setelah menempuh perkuliahan di jurusan ini….. kita mungkin patut mencontoh usaha yang ditempuh oleh pihak UNP dalam memperhatikan nasib para lulusannya, dimana mereka menempuh berbagai cara untuk dapat memperjuangkan para lulusannya. salah satunya adalah tidak lagi memberi kesempatan kepada lulusan yang tidak berasal dari UNP untuk mengikuti program akta IV.
  105. sebagai sesama alumni sejarah saya bangga atas keberhasilan yang anda raih sebagai seorang jurnalis… untuk itu saya mengharapkan kepada saudara, jika anda mendapat tugas untuk liputan di Sumatera Barat, luangkanlah waktu saudara untuk membagi pengalaman dengan adik – adik yang ada di jurusan tentang dunia jurnalis. siapa tahu dengan keberhasilan saudara tersebut menjadi semangat baru bagi adik – adik kita yang ada di jurusan…
  106. Yang saya maksud diatas adalah saudara Yunaldi Libra…
  107. ayah??…. saya tidak tau siapa orang yang satu ini.
    saya sangat menghargai pendapat dan usulan anda. tapi sebaiknya anda tulislah nama asli atau angkatan nya. sebab itu adalah bagian dari pertanggung jawaban kita dalam berinteraksi pada situs alumni ini.
    “sebagai sesama alumni sejarah saya bangga atas keberhasilan yang anda raih sebagai seorang jurnalis… ”
    sebagai jurnalis saya masih seumur jagung. setahu saya, masih banyak alumni kita yang berhasil dan lebih senior di bidang ini. tak terkecuali yang berdomisili di padang dan sekitarnya.
    “untuk itu saya mengharapkan kepada saudara, jika anda mendapat tugas untuk liputan di Sumatera Barat, luangkanlah waktu saudara untuk membagi pengalaman dengan adik – adik yang ada di jurusan tentang dunia jurnalis. siapa tahu dengan keberhasilan saudara tersebut menjadi semangat baru bagi adik – adik kita yang ada di jurusan…”
    kalau sekedar berbagi pengalaman saya sangat ingin melakukannya. dan saya pikir situs ini adalah sebuah tempat yang tepat untuk itu. tapi saya heran kenapa tidak banyak alumni dan mahasiswa yang berinteraksi disini. apakah dilarang atau bagaimana???
    dan saya juga heran dengan situs ini. namanya situs alumni, kenapa tidak ada link pekerjaan atau beasiswa yah… memangnya di padang tidak ada lowongan pekerjaan??? memang di koran ada tapi bukankan lebih baik di tulis juga disini sebagai bahan acuan untuk semua alumni dan mahasiswa sejarah.
    kalau memang para alumni kita yang berprofesi di bidang akademik tersebut bisa lebih serius, mungkin persolan pengangguran ini akan bisa di tanggulangi lebih dini.
    salah satu usul misalnya dengan membentuk sebuah lembaga atau komunitas. saya membahasakannya sebagai Lembaga Penerapan Ilmu Sejarah. lembaga ini di kelola oleh jurusan dengan melibatkan mahasiswa dan alumni sebagai anggotanya. sifat dari lembaga ini adalah komersial. artinya mencari untung. Dosen bertindak sebagai pembina, penasehat dan lobby tingkat tinggi, alumni dan mahasiswa sebagai marketing dan tenaga kerja.
    pekerjaan dilakukan bersama sama dan hasilnya di bagi sama rata. dosen dan jurusan dapat uang, alumni dapat pekerjaan dan mahasiswa dapat pengalaman plus uang saku setiap ada proyek. sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.
    banyak bidang pekerjaan yang bisa kita lakukan:
    1. membuat biografi
    saya dengar ada alumni kita yang konsen membuat biografi/buku. salah satunya adalah biografi mantan rektor unanf fachri achmad. dia bekerja dengan memanfaatkan link organisasi kemahasiswaannya. dan bekerja sama dengan teman teman alumni yang seorganisasi dengannya. kenapa kita tidak bisa mengambil peluang ini?? pekerjaan ini adalah penerapan dari ilmu kita. cuma kita tidak jeli dalam menangkap peluangnya.
    ” ingat, dimasa kampanye politik kali ini banyak para caleg yang berlomba lomba membuat buku/ biografi tentang dirinya, kenapa kita tidak ambil??? ”
    2. Pembuatan Film Dokumenter.
    masih segar dalam ingatan saya, kata kata pak yusuf ketika saya masih kuliah (saya lupa kapan)
    “saya pernah menawarkan kepada teman teman jurusan sejarah untuk membuat film dokumenter. mereka tinggal mengumpulkan bahan riset. mengenai audio visual kita punya tenaga ahli yang bisa melakukannya. tapi tidak ada tanggapan dari teman teman jurusan sejarah”
    saya pikir ini juga bisa di kerjakan. saya dengar jurusan juga mempunyai handycam yang bisa digunakan untuk pekerjaan ini. cuma tinggal menunggu keseriusan saja.
    3. Biro perjalanan Wisata
    ide ini pernah saya dengar dari almarhum bpk andi asoka.
    “Bagaimana kalau kita membuat sebuah biro perjalanan yang bergerak dalam bidang perjalanan wisata sejarah. nantinya kita tawarkan ke sekolah sekolah SMA atau SMP. kita bertindak sebagai Even Organisernya sekaligus pemateri mengenai objek wisata yang kita kunjungi”
    saya pikir ini juga pantas untuk di coba. sekolah sekolah akan berfikir positif karena selain berwisata siswa siswanya juga mendapat ilmu pengetahuan. dan mereka tidak sibuk lagi mengatur acara yang diadakan. karena semuanya sudah termasuk dalam paket perjalanan wisata sejarah.
    mari kita ubah pola pikir mahasiswa jurusan sejarah. sarjana sejarah tidak hanya bekerja di museum, sarjana sejarah tidak hanya bekerja jadi guru, sarjana sejarah tidak hanya bisa bekerja jadi jurnalis. tapi juga bisa bekerja di berbagai bidang pekerjaan yang lebih menjanjikan.
    sekarang jamannya komersialisasi, semuanya di jual, termasuk diri kita sendiri. kalau kita tak bisa “jual diri” kita tidak akan berhasil.
    semangat kawan kawan
    tidak ada hal yang tidak mungkin
    hargai semua yang telah kita dapatkan, karena tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan.
    Yunaldi libra, SS
    email: yunaldilibra@gmail.com
    YM: inal_cepi@yahoo.com
  108. Senang banyak komentar alumni, nampaknya dalam suasana krisis ko agak kencang aliran darah, semuanya berpacu….termasuk pikiran dan keinginan. tetapi kita senang ada keinginan dan mimpi, paling tidak kita bermimpi bersama, kapan perlu ada alumni yang mau mencalonan diri jadi presiden, ko trend kini.
    Tetapi kito ndak setuju setback model UNP Nal, kok takut bersaing orang dibatasi untuk akta IV. Ambo harap Jan model UNP awak, keropos, lagi pula inputnya di bawah Unand.
    Masalah Alumni awak, bukan hanya masalah lembaga(walaupun lembaga jauh ideal), bukan hanya dosen, tetapi juga menyangkut input dan sistem pendidikan tinggi. Saya amati, juga kata temab saya, di UI itu jika mahasiswa diterangkan satu kali ia nangkap dan bahkan bila hanya dikasih tahu buku ia ibarat mesin yang mampu jalan sendiri. Jadi walaupun begitu perlu kearifan dan energi untuk bangn bersama(wah rancak pidato ambo ko)
    Saya tertarik dengan banyak usulan, mestinya kita yang mensiasati, jan dilempar ke jurusan semua, paniang Pak Sabar jo Bu Enimai beko tu.
    Kini apo nan bisa ditindaki Nal, baa kalau awak mambuek film dokumenter, baaa? Ambo bertanggunghawab mambuek skenario kasar, Tanggung jawab nan lain bisa dibagi ka nan lain.
    Ko hanyo sekedar menindaki wacana karana banyak nan aliran darahnyo kancang nampak dek Ambo. ..
    Salam Untuk Alumni semua.
    WNS
  109. satu lagi lowongan kerja untuk alumni sejarah yang pernah aktif di ekstrakulikuler audio visual sastra. semoga bermanfaat
    ECCLESIA PRODUCTION membutuhkan Production Asistant utk Video Production.
    Ini adalah entry level / Junior position, yang diharapkan diisi oleh orang yang baru lulus sekolah/kuliah dan masih mempunyai sedikit pengalaman kerja
    TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
    ============ ========= ====
    * Melakukan scheduling dan menjaga agar schedule terlaksana tepat waktu
    * Resource coordination : mengkoordinasi berbagai resource yang ada
    * Coordination control : memastikan terjadinya komunikasi dan koordinasi yang lancar antara berbagai elemen produksi
    Jika anda berminat mengisi posisi ini, silakan melakukan pengisian form pada LINK di bawah ini
    http://spreadsheets.google.com/ viewform? formkey=cDM3OW9U eVJ3NmNxNWxCOVBp OEFSSUE6MA. .
  110. “Senang banyak komentar alumni, nampaknya dalam suasana krisis ko agak kencang aliran darah, semuanya berpacu….termasuk pikiran dan keinginan. tetapi kita senang ada keinginan dan mimpi, paling tidak kita bermimpi bersama, kapan perlu ada alumni yang mau mencalonan diri jadi presiden, ko trend kini.”
    sekali lagi salut untuk pak wannofri, seorang dosen yang menurut saya sangat perhatian dengan nasib alumni alumni kita. salut pak wan.. tidak ada salahnya untuk bermimpi. karena terkadang sesuatu yang baik itu memang harus di mulai dari mimpi. nabi muhammad juga menerima firman allah salah satunya juga melalui mimpi. Tapi kalau untuak jadi presiden alun nampak calon lai pakk… lamo bantuaknyo lai.
    “Tetapi kito ndak setuju setback model UNP Nal, kok takut bersaing orang dibatasi untuk akta IV. Ambo harap Jan model UNP awak, keropos, lagi pula inputnya di bawah Unand.”
    Saya setuju pak. apa yang dilakukan UNP adalah sebuah kemunduran. dan tidak patut untuk di contoh. yang saya sarankan disini adalah hitung hitungan profesional tentang nasib seorang alumni jurusan sejarah, (sekali lagi pak… ini masalah hidup dan masa depan). mari kita jujur untuk melihat hal ini. setidaknya saya sudah menyampaikan hitung hitungan saya di atas. kalau memang ada yang salah tolong di koreksi, kalau memang masih ada peluang untuk alumni kita, tolong beritahu kita semua, peluangnya dimana??? sekali lagi… peluang untuk bersaing secara profesional.
    setidaknya 75% alumni bekerja berdasarkan ilmunya adalah sebuah keberhasilan. tapi coba kita hitung alumni kita, berapa orang yang bekerja di bidangnya?? mungkin tidak sampai 20%. memang tidak salah bekerja di bidang lain, seperti saya misalnya. tapi kita akan mulai dari nol lagi. dan ini saya rasakan, kalau teman teman saya dari jurusan broadcast dan jurnalistik dapat memahami sebuah teori hanya dalam hitungan jam, sedangkan saya harus belajar lagi, dan butuh kerja keras dan waktu yang lebih lama. hal ini tidak perlu terjadi apabila saya bekerja di bidang jurusan saya. saya yakin itu. istilahnya kalau saya meneruskan S2 ke jurusan sejarah saya akan dapat langsung kuliah, tapi kalau ke jurusan manajemen saya kan harus ikut program matrikulasi dulu.
    “Masalah Alumni awak, bukan hanya masalah lembaga(walaupun lembaga jauh ideal), bukan hanya dosen, tetapi juga menyangkut input dan sistem pendidikan tinggi. Saya amati, juga kata temab saya, di UI itu jika mahasiswa diterangkan satu kali ia nangkap dan bahkan bila hanya dikasih tahu buku ia ibarat mesin yang mampu jalan sendiri. Jadi walaupun begitu perlu kearifan dan energi untuk bangn bersama(wah rancak pidato ambo ko)
    Saya tertarik dengan banyak usulan, mestinya kita yang mensiasati, jan dilempar ke jurusan semua, paniang Pak Sabar jo Bu Enimai beko tu.”
    sekali lagi saya setuju pak, ini bukan hanya masalah jurusan saja. seperti judulnya diatas, masalah kita bersama. cuma yang di harapkan disini, jurusan dapat mengkoordinir atau setidaknya membuka jalan ke arah yang lebih baik.
    dan sekali lagi pak, saya tidak setuju kalau kita menyalahkan input. seperti yang telah saya tulis diatas, semuanya tergantung proses. dan saya telah mencontohkannya dalam tulisan saya diatas. bapak bisa baca lagi.
    “Kini apo nan bisa ditindaki Nal, baa kalau awak mambuek film dokumenter, baaa? Ambo bertanggunghawab mambuek skenario kasar, Tanggung jawab nan lain bisa dibagi ka nan lain.
    Ko hanyo sekedar menindaki wacana karana banyak nan aliran darahnyo kancang nampak dek Ambo. .. ”
    saya mendukung pak kalau hal ini akan di tindak lanjuti. tapi prosesnya tidak sesederhana itu. kalau sekedar ingin membuat film dokumenter, itu hanya perkara yang mudah, tinggal riset plus shooting. mungkin dengan 2 orang saja bisa selesai dalam waktu seminggu. tapi setelah itu, filmnya mau di apakan?? hanya untuk di tonton bersama??? sama juga bohong pak.
    makanya saya mengusulkan kita punya lembaga atau team yang bisa mengatasi masalah ini. setidaknya kita harus punya 3 team. ada team riset, ada team teknis ada team marketing. dan untuk menjual film dokumenter itu kita harus punya link, salah satu yang bisa di harapkan adalah dosen kita yang sudah go internasional, seperti pak wan, pak gusti, pak herwandi, atau buk mida, buk upik dan alumni kita yang lain. atau mungkin kita bisa melobby para akademisi unand yang lain yang mempunyai link kearah itu.
    Logikanya, untuk melakukan hal itu kita harus berembuk bersama, dan untuk berembuk bersama kita harus punya lembaga atau perkumpulan, dan perkumpulan atau lembaga yang paling solid saat ini adalah lembaga akademik kita yaitu: jurusan sejarah. berdasarkan logika itulah saya menilai jurusan adalah lembaga yang paling bisa kita harapkan. bukan hanya asal melemparkan tanggung jawab.
  111. Salam sekali lagi,
    Terima kasih umpan baliknya nal, memang saya baca, orang yang paling baik adalah orang yang berbbicara mengenai gagasan, walaupun gagasan itu susah atau mungkin sulit untuk dilakukan.
    Tampaknya saat ini agak ada jalan dan jalan yangakan ditindaki. satu hal yang bisa kita topang nampaknya adalah mengembangkan pembuatan fil dokumenter kepada mahasiswa dan mungkin dosen.Sebenarnya ini sudah dilakukan oleh Audio Visual, tentu kita mesti membangun sendiri.
    Berdasarkan untukmembuat suasana seperti, karena dulunya nggak bisa mengadu kepada siapapun maka saya bersama Yudi,kemudian juga ditopang Pak Gusti dan israrm sudah kita dirikan Pusat Studi Informasi dan Dokumentasi(PUSINDOK). Kita sebenarnya sudah mengeluarkan bebarapa dana untuk kelengkapan dan kegiatannya, tetapi karena saya ke Malaysia maka belu dpatbergerakmaju, tetapi karena saya sudahmulai riset dan bisa mengatur waktu sendiri9 sayapikir ini bisa menjadi wadah untuk kita gerakkan, kita bisa kerjasama, kalaumau.
    Saya pikir saya bisa mengajak lembaga di Untuk hal ini. saya memang sudah pernah menyinggung dengan Profesor saya untuk membuat kerjasama yang baik bila kerja saya sudah agak menurun. Di sana orang respon, tetpai kita tidak ingin gegabah, nggak seperti katak maloncek, kita siapkan dulu lalu go bersama. Alumni secara personal dan kolektif bisa ikut saya pikir.
    Sekedar informasi kami bersama Yudi pernah melatih anak-anak menulis di PUSINDOk selama 4 bulan, dan 50 persen menulis di media dan bisa membuat kerja a alternatif. Lalu saya juga sudah mengajak untuk membuat film dokumenter dan saya sudah membelikan buku dasar,cuma mahasiswa kita memang masih suka angek-angek tai ayam, daya juangnya lemah berdasarkan pegalaman saya). tetapi sudah saya yakinkan, kita bisa membuat film . dokumenter seperti orang lain.
    Mengenai bekerja di tempat lain Nal, bukan apologi, alumni kita tersebar di PDK, BKKBN, Pemda, Museum(kata pak Wen ada kepala Museum di Jakarta), ya jurnalis, Wamil, Politisi, Mabes, peneliti, dll. Jadi cukup presentasinya, sama dengan alumni lain saya pikir.
    Mengenai bekerja di bidang lain saya pikir jangan di risaukan,mungkin Nal tahu alumni ITB dan IPB banyak jadi Jurnalis, karena Jurnalis termasuk kelas yang bisa membuat perubahan dan peluangnya besar untuk berkarir. Jurusan Peternakan juga, pertanian dan lain-lain saya juga begitu, tetapi tampaknya tantangan Jurusan Sejarajh memang lebih berat dan kita wajib memacu. memang sudah sudah tugas alumni untuk langsung memacu darah Jurusan. kapan perlu dibuatkan konsepnya.
    Tetapi perubahan akan cepat dilakukan secara informal, karena kalau kita tunggu yaa susah, karena banyak gadelenyo.
    Begitu dulu, saya mau komentar ini karena saya lihat Nal dan kawan serius dan tidak hanya sekedar curhat.
    Mudah-mudahan bermanfat.
    Demikian,
    Wannofri samry
  112. asalammualaikum Wr Wb.
    dulu sewaktu kuliah 4 tahun lamanya saya berteman dengan yunaldi libra (botak), melihat komentar beliau di weblog ini saya merasa kembali duduk dibangku kuliah. nal yang penuh semangat nal yang tagap seperti tentara yang baru kembali dari pelatihan. salut nal. logika bodoh berfikir saya tentang jurusan ini sebenarnya bukanlah masalah sederhana tapi kait berkait dengan permasalahan lainnya, jurusan kita tidak akan pernah mati selama siswa SLTA masih belajar dan tamat dan nama jurusan kita masih terpampang di buku panduan pendaftaran SPMB/UMPTN maka selama itu pula akan tetap ada mahasiswa sejarah baru. pola berfikir seperti ini sedikit banyak akan mempengaruhi anggota jurusan kita. para dosen yang kita hormati tentunya tidak boleh terfikir asumsi diatas, entahlah kalau itu sudah ada?????
    lalu bagaimana memecahkan permasalahan yang ada sekarang? saya pribadi lebih suka ilmu spekulasi yang diterapkan ilmuwan-ilmuwan lama dimana mereka lebih cendrung melapisi ilmu mereka dengan perkembangan zaman. banyak contoh dalam hal ini, dalam eksakta bagaimana openheimer tidak hanya mempelajari fisika tapi juga disiplin ilmu lainnya, bayak lagi mungkin contohnya. bagaimana dengan kita???? memang benar kita mempelajari arkeologi!!! tapi seperti yang diungkapkan andresa robersa asal ikut penelitian pasti dapat A..hehehe. memang benar lagi kita mempelajari bahasa belanda, kalau saya tidak salah 12 sks ya, hasilnya????? para dosen sendiri pun thanya tua semalam dari mahasiswa nya. maaf. tapi itulah jurusan kita.
    saya sangat setuju dengan yunaldi libra teman saya, sudah saatnya jurusan ini merubah paradigma berfikir, kalau nal mengatakan input kita yang lemah? jangan salahkan mereka nal. karena jurusan kita hanya menerima mereka tidak pernah menjemput input yang bagus itu ke sekolah-sekolah. pernahkah nal melihat jurusan kita show ke SMA tentang keberadaan jurusan kita. TIDAK., lalu bagaimana mendapatkan input yang baik, jadinya kita mendapatkan orang-orang yang tersesat, walaupun bang Budi Putra sedikit membelanya dengan istilah “tersesat dijalan yang benar”
    sebagai alumni saya sangat menyayangkan kondisi ini, tapi sekali lagi mau tidak mau keputusan untuk berubah tetap berada pada pimpinan dalam hal ini jurusan, merekalah yang bisa memutuskan segalanya, kita sebagai alumni hanya bisa mendukung setiap keputusan baik yang diambil, tentunya dengan dukungan penuh aktif maupun pasif.
    Jangan kembalikan adik-adik kami keorang tuanya sebagai bukan siapa-siapa, kami ingin mereka kembali dengan kepala tegak dengan bekal untuk bersaing dengan multidimensional ilmu,
    semoga bisa menjadi pencerahan. Amin.
  113. Selamat siang.
    Bagaimana caranya atau apakah boleh saya mendaptkan tulisan Skripsi Pak Yunaldi tentang Sejarah Menwa di Sumatera Barat (1962 – 1998).
    Hal ini kami butuhkan untuk melengkapi data/arsip kami.
    Terima kasih atas perhatian yang diberikan.
    Henrico Impola
    NBP. 89700204982
    Alumni Menwa Batalyon A/Univ. Sumatera Utara
  114. untuk pak wan..
    terima kasih kembali pak atas jawabannya. seperti yang telah bapak sampaikan diatas, jalan kearah perubahan telah di rintis. dan secara pribadi saya yakin, kalau hal ini di teruskan dengan serius, tidak ada hal yang sulit dan tidak mungkin untuk di wujudkan. mengenai mahasiswa kita yang angek2 tahi ayam, mungkin semua tergantung pada motivatornya pak, kalau mereka melihat sang motivator serius, dan pelaksanaannya bisa terstruktur dengan baik dan transparan, saya yakin alumni dan mahasiswa kita bisa lebih semangat.
    sekali lagi salut untuk pak wan yang telah menyempatkan diri melobby para instansi terkait di luar negeri. seandainya semua dosen kita bisa seperti ini, saya yakin proyek proyek bagus akan bisa kita dapatkan. tapi ingat pak, jangan di makan sendiri… kasih kesempatan untuk alumni dan mahasiswa kita mengerjakannya. hitung hitung menambah pengalaman.
    “Mengenai bekerja di tempat lain Nal, bukan apologi, alumni kita tersebar di PDK, BKKBN, Pemda, Museum(kata pak Wen ada kepala Museum di Jakarta), ya jurnalis, Wamil, Politisi, Mabes, peneliti, dll. Jadi cukup presentasinya, sama dengan alumni lain saya pikir.”
    memang benar pak, tapi ini kapan??, persentasenya berapa?? apakah mereka masuk karena pengetahuan kesejarahannya?? mungkin hanya yang kerja di museum, peneliti dan wamil, selain itu masuk karena apa?? saya juga pernah bekerja di PEMDA, tetapi saya tidak di terima karena pengetahuan kesejarahan saya. jadi mungkin lebih baik ada penetrasi khusus dari pihak akademisi kepada para pengelola lapangan kerja ini. baik pemerintah maupun swasta. setidaknya hal ini akan bisa membuka wawasan kita tentang dimana letak keunggulan dan kekurangan ilmu kita dan manfaatnya bagi lapangan kerja yang tersedia. sekali lagi… ini jamannya “jual diri” dan untuk melakukan itu kita perlu instansi resmi yaitu jurusan sejarah.
    untuak kawan ambo 98181008 (najib)
    alah lamo indak basuo ib. selain jadi guru, lah jadi pengusaha lo tadanga dek ambo. semoga sukses.
    terima kasih ib atas komentarnya. tapi perlu di luruskan, saya tidak pernah menyalahkan input yang di terima jurusan kita. pada zaman kuliahpun saya sudah di doktrin dengan hal ini, baik di HMI maupun di Menwa, “hal yang terpenting dalam kehidupan adalah bagaimana kita berproses kearah yang lebih baik” dan doktrin ini masih saya terapkan dalam kehidupan saya sampai sekarang.
    untuk lebih jelasnya mungkin sdr ib bisa membaca comment saya di tulisan “Jurusan Pilih Ketua Baru”
    sekian
    tetap semangat
  115. melihat NBP anda, bisa di simpulkan anda jauh lebih senior dari saya. (ppm)
    kalau boleh tahu permintaan skripsi ini untuk apa bang?? tujuannya untuk apa?? mungkin akan lebih baik kalau bang henrico langsung menghubungi ke email saya yunaldilibra@gmail.com atau inal_cepi@yahoo.com.
    terima kasih kembali bang…
  116. pak Henrico Impola, coba hubungi saudara yunaldi, atau jurusan sejarah unand
  117. satu lagi lowongan kerja, siapa yang berminat???
    Dicari Reporter Freelance
    Majalah INTISARI, sebuah majalah ilmu pengetahuan dan umum yang terbit sejak 1963, mencari tenaga-tenaga muda untuk bekerja sebagai Reporter Freelance.
    Persyaratan:
    - Pria/Wanita usia max 24 tahun
    - Baru lulus pendidikan tingkat Sarjana / sedang menyelesaikan Tugas Akhir
    - Gesit, berwawasan, dan berkeinginan untuk maju
    - Aktif berorganisasi (lebih disukai pernah di Pers Mahasiswa)
    - Pernah menulis berita/artikel dan dimuat di media cetak umum/intern
    Jika Anda berminat, bisa mengirimkan CV dengan keterangan lengkap (detail) + foto ke:
    e-mail: tjahjo@gramedia-majalah.com
    atau
    Redaksi Majalah INTISARI
    Gedung Kompas Gramedia Lt.5
    Jl. Panjang 8A
    Kebon Jeruk
    Jakarta Barat
    Telp. 53696310
  118. satu lagi low kerja jurnalis (kali ini yang idealismenya tinggi)
    Dicari Reporter Hijau (Green Reporter Indonesia)
    Bumi kini sedang menangis sedih. Tetumbuhan tengah dilanda lara-lapa yang sangat, akibat tertimpuk oleh gergaji dan kampak-kampak yang tak kenal ampun. Air dan tanahnya juga sedang termehek-mehek menahan lukanya yang terlalu amat, akibat terkooptasi oleh berbagai limbah yang mematikan mereka. Global warming, benar-benar menjadi ancaman yang sedang melilit denyut nadi keselamatan bumi dan lingkungan hidup ini.
    Semata-mata demi usaha maksimal penyelamatan dunia dari ancaman global warming lengkap dengan musibah-musibah yang menyertainya akibat kerusakan lingkungan hidup yang mengakut dan kronis; jelaslah dibutuhkan kesadaran kolektif dari kita semua. Langkah jitu pertama yakni menstimulusi agar setiap orang bisa menjadi “WargaHijau”—yakni orang-orang yang peduli (cinta, tresno, love, hubb, libbe) pada upaya-upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup. Pada tataran selanjutnya diperlukan para juru warta, penulis, inspirator yang kuasa memercik-percikkan informasi tentang urgensitas pelestarian lingkungan hidup di tengah masyarakat. Maka kehadiran “Pewarta Hijau (Green Reporter)” menjadi perkara paling substantif yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
    Memang, upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup tak harus perlu dimulai via langkah-langkah yang membutuhkan biaya finansial tinggi. Langkah-langkah kecil, taktis tetapi secara kontinyu digencarkan semisal seorang petani yang rajin menanam satu tanaman setiap minggu sekali, termasuk juga langkah cerdas. Memelihara kelinci untuk memakan sampah-sampah (limbah) organik di rumah tangga kita serta membuat lubang sampah pada tanah, memakai air (hidrogen monoksida) seirit mungkin, dan masih banyak lagi—pun include dalam usaha-usaha melestarikan lingkungan hidup.
    Boleh dikata, saat ini—bulatan pejal tanah liat raksasa bernama bumi yang kini dihuni hampir 7 miliar manusia lengkap dengan multispesies fauna dan jenis-jenis tumbuhan, tengah berada di ujung pintu gerbang “big bang” mesin penghancur batu. Kalau kita rajin membaca-baca berbagai jurnal ilmiah atau minimal telaten mengudap-kudapi media cetak dan elektronik, ternyata kerusakan lingkungan di jagat raya ini kian parah. Bulu kuduk kita dijamin seribu persen bisa dibikin berlari-lari ke sana kemari pascatahu ancaman “kiamat” segera datang akibat ulah kerakusan tabiat umat manusia sendiri. Sebab nasib bumi sedang dalam status “gawat darurat” alias dinyatakan “Save Our `SOS’ Soul”.
    Detik-detik ini pula, para pemimpin negeri berpenghuni 230 juta ini masih minim yang peduli pada kelestarian lingkungan hidup. Para pengusaha, konglomerat juga bisa dihitung dengan jempol berapa banyak yang peduli pada kelestarian alam. Artinya, sementara ini kita tak bisa menggantungkan dua ratus, tiga ratus persen akan nasib perbaikan dan kelestarian lingkungan hidup hanya kepada kaum konglomerat dan pemimpin negeri ini. Toh, mereka mayoritas tidak banyak peduli. Itu cuma jadi bahan retorika yang terus utopis.
    Dengan demikian, amat dibutuhkan kesadaran mutlak kita (umat/rakyat) sendiri—yang jumlahnya lebih mendominasi untuk melakukan gerakan swadaya nan terstruktur untuk mencari solusi cerdas atas kerusakan lingkungan hidup itu. Para petani yang amat melekat dengan kehidupan alam, yang jumlahnya jutaan orang itu bisa segera diberdayakan (bukan malah diperdayai) untuk melakukan gerakan massal peduli nasib lingkungan. Pedagang, pelajar, mahasiswa dan buruh pabrik juga perlu diprovokasi agar segera melek lingkungan hidup.
    Serupa dengan itu; para nelayan, polisi, tukang parkir, karyawan swasta dan profesi lain yang tak tercatat dalam peta pekerjaan formal—bisa memprakarasai munculnya kesadaran kolektif untuk care pada alam, hewan, tumbuhan dan kelestarian bumi ini. Penting pula membangunkan kepedulian dan partisipasi para budayawan, sineas, aktor/aktris, penulis, jurnalis, tokoh agama dan pejabat selalu mendahulukan kelestarian lingkungan hidup.
    Guna menumbuhkan kesadaran dalam melestarikan lingkungan hidup itulah, maka Yayasan Peduli Hutan “YPHL” Lestari secara terbuka mengajak Anda tanpa mengenal batasan usia, perbedaan SARA, gender dan ras serta bahasa, bangsa—untuk jadi voluenteer Pewarta Hijau (Green Reporter Indonesia) dalam lingkup komunitas “WargaHijau (Green Citizen Indonesia)”
    Bagi Anda yang tertarik, cukup dipersilahkan kirim email maupun Curriculum “CV” Vitae-nya ke alamat email:
    reporter@wargahijau.org
  119. siapa berminat menjadi jurnalis???
    Group of Magazine – Kompas Gramedia
    Reporter
    (Jakarta Raya)
    Responsibilities:
    We looking for reporter for the Women’s, Children, Interior, Automotive and Information Technology Media.
    Requirements:
    Candidate must possess at least a Bachelor’s Degree Journalistic, Sastra/Languages, Mass Communications, Architecture, Interior Design, Computer Science/Information Technology or equivalent.
    Having interest in journalism
    Preferably having experience in Journalism
    Proficient in English and Bahasa Indonesia
    Please attach your own article about Women/Children/Interior Design/Automotive/Information Technology!
    Please submit your complete resume with your recent photograph and own article to:
    HR Department
    Group of Magazine-Kompas Gramedia
    Gramedia Building 1st unit 8th floor
    Jl. Panjang No. 8A Kebon Jeruk
    Jakarta Barat 11530
    Email: tyas@gramedia-majalah.com
  120. untuk adik – adik yang sekarang masih kuliah, daripada membuang waktu percuma sekitar empat atau lima tahun di jurusan sejarah, lebih baik adik sekarang keluar dari jurusan sejarah dan memulai kegiatan wirausaha dari sekarang, jangan harapkan gelar karena dari data kurang dari 10 % lulusan sejarah yang bekerja sesuai dengan bidang keilmuannya. tapi semuanya terserah pada adik – adik kalau ingin menjadi orang yang gagal silahkan lanjutkan kuliahnya, tapi kalau ingin menjadi seorang wirausaha mulailah dari sekarang.
  121. lowongan kerja di Trans TV untuk semua posisi Fresh Graduate “Broadcaster Development Program”
    kawan kawan yang berminat kerja di bidang broadcast dapat mendaftar di website nya
    http://www.transcorp.co.id
    atau langsung isi formulirnya pendaftarannya secara online di link
    http://www.transcorp.co.id/index.php
    lakukan pendaftaran secepatnya, karena pendaftaran akan di tutup pada tanggal 17 April 2009
    semoga bermanfaat
  122. Satu lagi bagi yang berminat kerja di bidang Broadcasting.
    Lowongan Kerja di Televisi Pendidikan Indonesia
    BROADCASTING CAREER OPPORTUNITY
    We are a fast growing national broadcasting company is currently seeking young and talented individuals to fill following positions:
    SECRETARIAT OF EDITORIAL
    Requirements :
    - Male / Female
    - Max. 25 years old
    - Holding min. Diploma degree
    - Able to operate Microsoft Office (Word, Excel, Power Point, etc)
    - Like administrative work of field
    - Precise
    - Able to work in team
    - Able to work underpressure
    - Have a good communications skill
    INDUSTRIAL RELATIONS STAFF
    Requirements :
    - Male
    - Max. 27 years old
    - Bachelor degree (major in Law)
    - Understand about Labor Law (UU Ketenagakerjaan)
    - Having min. 1 years experience in Industrial Relations
    PURCHASING STAFF
    Requirements :
    - Max. 27 years old
    - Diploma Degree (major in Economy/Accounting)
    - Having min. 1 years experience in purchasing
    POLICY & PROCEDURE ADM. SUPPORT
    Requirements :
    - Female
    - Max. 24 years old
    - Diploma degree in secretary/administration
    - Having min. 1 year experience as administration support/secretary of manager
    POLICY & PROCEDURE OFFICER
    Requirements :
    - Max. 30 years old
    - Bachelor degree (major in Accounting / Information Technology )
    - Having min. 2 years experience in create SOP / Internal Audit / IT Dev
    TECHNICAL SUPPORT TECHNICIAN
    Requirements :
    - Max. 27 years old
    - Diploma Degree Major in Electronic Engineering
    - GPA min. 2.75
    - Fresh Graduate
    MAINTENANCE & REPAIR TECHNICIAN
    Requirements :
    - Max. 28 years old
    - Diploma Degree Major in Electronic Engineering
    - GPA min 2.75
    - Having min. 1 year experience in the same field (from broadcasting industry)
    REPORTER
    Requirements:
    - Male / Female
    - 22 – 28 years old
    - Bachelor Degree From reputable university
    - GPA min. 2.80
    - Fresh Graduates are welcome to apply
    - Having min. 1 year experience in the same field is an advantage
    - Proficiency in English (both spoken & written) is a must
    - Broaden knowledge & perspective
    - High level of interest in Journalistic area
    - Eager to learn
    - Able to work under high pressure
    CAMERAMAN
    Requirements:
    - Male
    - 22 – 28 years old
    - Bachelor Degree From reputable university
    - GPA min. 2.80
    - Fresh Graduates are welcome to apply
    - Having min. 1 year experience in the same field is an advantage
    - Proficiency in English (both spoken & written) is a must
    - Broaden knowledge & perspective
    - High level of interest in Journalistic area
    - Eager to learn
    - Able to work under high pressure
    JUNIOR ACQUISITION EXECUTIVE (JAE)
    Requirements:
    Male/Female
    Bachelor Degree (major in Broadcast/Cinematography)
    GPA min. 2.75
    Good looking
    Fresh Graduates are welcome to apply
    Computer literate
    RESEARCH SECTION HEAD (RSH)
    Requirements:
    Male / Female
    26 – 31 years old
    Bachelor degree (major in Social Politics/Communication/Science)
    Having min. 3 years experience in the same field (from Broadcasting industry or Marketing Research Agency)
    Proven skills in Quantitative & Qualitative research
    Familiar with FGD, SPSS, and AGB Nielsen data
    TOC/ON AIR TECHNICIAN (TOC)
    Requirements:
    Male
    Diploma Degree Major in Electrical Engineering
    GPA min. 2.75
    Fresh Graduates are welcome to apply
    Proficiency in English is an advantage
    Computer literate
    Able to work as a team
    NEWS PRESENTER (NP)
    Requirements:
    Male / Female
    Bachelor Degree from reputable university
    GPA min. 2.75
    Having min. 1 year experience in the same field
    Fresh Graduate are welcome to apply
    Proficiency in English (both spoken & written) is a must
    Good Looking & excellent communication skills
    Broaden knowledge & perspective
    High level of interest in Journalistic area
    ACCOUNT EXECUTIVE (AE)
    Requirements:
    Male/Female
    Bachelor Degree (any major)
    GPA min. 2.75
    Good looking
    Fresh Graduates are welcome to apply
    Possess excellent communication skills (presentation, negotiation)
    Flexible & dynamic
    Able to work under pressure
    Proficiency in English is an advantage
    Computer literate
    Able to work individually as well as a team
    EDITOR (EDIT)
    Requirements:
    Male / Female
    Min. Diploma Degree from reputable university
    GPA min. 2.75
    Having min. 1 year experience in the same field
    Fresh Graduates are welcome to apply
    Flexible, dynamic
    Able to work as a team
    Familiar with Editing Software:
    -Adobe Premier
    -Avid
    -Final Cut Pro
    If you meet these requirements, please submit your comprehensive resume and recent photograph to:
    Human Resources Department
    PT. CIPTA TPI
    Jl. Pintu II – TMII
    Pondok Gede, Jakarta Timur 13810
    or
    e-mail : recruitment@tpi.tv
    Put the code of position applied at the upper left side of the envelope / as an e-mail subject
    ayo buruan…
    tetap semangat
  123. Aslm.
    Uda-uda, uni-uni slm kenal dr dinda.Dinda bermaksud untuk menulis mengenai jurusan kita yang sudah lama berdiri dan telah banyak mengalami perkembagan dari masa ke masa serta melahirkan alumni. Maka dari itu dinda minta tolong agar kita dapat berbagi cerita mengenai jurusan kita, baik itu melalui segi akademik yang pernah uda-uda dan uni-uni jalani, mapun hal lainnya.
    Dinda boleh minta e_mail uda-uda dan uni-uni, yg bisa Dinda hubungi.
    E-mail dinda: ana_fatda@ymail.com atau anafatda@gmail.com
    Semoga hsl dr penullisan saya ini nantinya dapat membantu perkembangan jurusan kita dan mahasiswa jurusan kita nantinya.
    Terima kasih atas pertolongan.
  124. baaa goh blog ko indak ado pembaharuan jadi bosan
    mengaksesno berita nyo itu-itu ka itu se apo pengelola ndak kreatif kalau tdk hapus saja blognya makin lama makin di tinggalkan……..
  125. ambo raso bukannyo indak kreatif, tapi tindaklanjut curhat alumni iko yang mesti dipikirkan. Kalau diskusi forum macam iko yo masing-masing bagi yang dapat menikmati atau bukan tergantung dari awak. Kalau maraso kito ado dalam suasana bathin di dalam diskusi iko, maka jadi sangat menarik. Singkatnyo. Ambo masih raso blog alumni sejarah unand harus tetap berlanjut! Trima kasih atas atensi rekan2 alumni lain yang masih setia mengakses blog penawar rindu buat rekan2 alumni yang jauh di rantau sarupo Ambo. Baa sanak?!
  126. subananyo ndak baitu do sanak. blog ko bantuaknyo memang indak patuik di pertahankan lai. karano indak ado interaksi yang baik antaro alumni. pihak alumni yang berada di lingkungan civitas akademika, bantuaknyo manutuik mato sajo terhadap permasalahan iko. indak jaleh lo apo penyebabnyo doh. apokah beliau beliauko memang terlalu sibuk, atau memang indak mangarati manggunoan internet? padohal di fakultas sastra tu gratis internet tadanga dek ambo. mereka sibuk urusan masiang masing se… sarancaknyo tutuik se lah jurusan ko lai….
  127. mestinya, alumni juga kirim berita, karena pengelolaan ini hanya sukarela, pengelola kan sibuk kerja wajibnya. Sebaiknya
    alumni kirim photo, beria dan sebgainya. Mudah-mudahan kondusif.
    Mungkin alumni lain juga bosan, kalau kawan-kawan alumni tidak menjaga sopan santun dalam bicara, dengan kata-kata orang balai nggak mungkinlah mauk web, mestilah agak memilih kata, agar juga indh dibaca. Tampaknya tantangan pndidikan kita ke epan bukan kecerdasan pikiran tetapi kecerdasan budaya. Terima kasih.
  128. ana ini kayaknyakurang kreatif cari judul skripsi, masak jurusan ka ditulis, bantuak indak ado topik lain, iyo lah payaahko jurusan kalau sempat iko diluluskan, bdak peka ko si ana, bantuak kahabisa bahan bacaaan seeee, tolonhlah dek alumni koooo si anaaaa carikan judul
  129. Para alumni terhormat,
    Mengikuti perkembangan diskusi terakhir, jujur diakui agak kesulitan juga bagi kami sebagai pengelola menampilkan hal-hal baru untuk kita semua. Pertama, kami sudah meminta para alumni mengirimkan berita atau sekedar bercerita tentang aktivitasnya atau artikel kalau mau. Namun kenyataannya cuma satu atau dua orang yang melakukannya. Kedua, blog ini perlu diingat bukan sebagai site berita. Ia cuma bagian dari keinginan merentas silaturahmi antar-alumni. Ketiga, jurusan kita memang tidak memiliki banyak news yang mesti ditampailkan, plus untuk mengelola blog ini sudah kami tawarkan kepada beberapa mahasiswa yang aktif berinternet, namun nihil. Bukan bermaksud mengelak dengan alasan kesibukan, tapi memang sedikit waktu yang bisa kami sisihkan untuk meng-upt date blog ini.
    Patut juga kami beri tahu kepada para alumni sekalian, sebagai pengelola kami banyak tidak meloloskan komentar yang menghina dan tidak positif bagi para pembaca pemula kita, atau katakanlah para mahasiswa. Kami heran, betapa banyaknya para alumni menista jurusan dimana ia kini menggunakan ijazahnya. Seakan mereka berhasil tidak disebabkan oleh apa yang mereka dapatkan di lingkungan jurusan sejarah. Jika berandai-andai, apakah mereka bisa menjadi orang hebat seperti sekarang jika tidak ada “kondisi” kondusif yang pada akhirnya menyebabkan mereka menjadi orang yang kreatif?! Bayangkanlah mereka jika ada di fakultas lain, FMIPA atau Pertanian misalnya. Bisakah mereka memiliki pemahaman dan kemampuan seperti sekarang?
    Jujur jurusan sejarah tidak mampu memberikan sebuah garansi akan masa depan alumninya. Namun, suasana, kebebasan akademik, kekeluargaan, dan pengalaman yang muncul sebagai “mantan” mahasiswa jelas sesuatu yang sangat berharga!
    Jika sebagian besar diantara para alumni ada yang kecewa karena tak mampu bersaing jadi PNS atau bekerja di instansi lain, patutkah disalahkan jurusan jika ketika menjadi mahasiswa telah mengecewakan dirinya sendiri dengan kemalasan?
    Atau ber-etika-kah menistakan jurusan sejarah ketika ia sukses. Seakan-akan mereka tidak pernah menikmati sedikit banyaknya keuntungan sebagai mahasiswa sejarah? Minimal gelar “SS” atau ijazah yang ia dapatkan? Patutkah itu? Jika memang sukses mengapa tidak membagi ilmu dengan kesantunan?
    Wallahu’alam.
    Pengelola
  130. assalammualaikum, menarik sekali 4 komentar diatas, lalu di akhiri oleh sebuah jawaban yang sangat diplomatis oleh admin blog ini, sebuah interaksi yang cukup menarik. menurut saya tanggapan admin tadi merupakan wujud ketidaksiapan admin saja, maaf sebelumnya, kalau saya mencermati semua komentar yang masuk itu bukanlah ketidakpuasan atau sejenisnya, tapi itu merupakan komentar atas kepedulian terhadap jurusan ini, saya terkejut dengan komentar nal rambo yang diujungnya mengatakan tutup saja jurusan ini? saya ragu apakah benar saudara yunaldi libra yang menulisnya atau bukan?
    pihak jurusan yang terhormat, yang di inginkan oleh alumni sebenarnya adalah kreatifitas dari jurusan dalam mengelola jurusan ini, dan bukan hanya melulu tentang intrakurikuler jurusan saja, buatlah berbagai acara yang menunjang kreatifitas mahasiswa, alasan biaya tentunya bisa dicarikan melalui lobi-lobi para dosen yang konon sangat terkenal di provinsi ini, biaya dari alumni lain? saya berkeyakinan kalau pembenahan jurusan dilakukan dengan baik, banyak alumni yang akan membantu
    menurut hemat saya Rp. 10.000/bulan tidaklah keberatan para alumni tapi, bayangkan dari sekian banyak alumni yang ada berapa dana yang terkumpul (Rp.10.000×500 alumni = Rp.5.000.000) satu bulannya.
    hal ini bisa terwujud jika ada niat jurusan iklhas beramal dalam menjalankannya.
    sekali lagi saya kecewa dengan tanggapan saudara yudi yang seperti kebakan jenggot, bukankah itu wujud “senjata orang-orang kalah” seperti yang sering kita pelajari
    terima kasih
  131. “Mengikuti perkembangan diskusi terakhir, jujur diakui agak kesulitan juga bagi kami sebagai pengelola menampilkan hal-hal baru untuk kita semua. Pertama, kami sudah meminta para alumni mengirimkan berita atau sekedar bercerita tentang aktivitasnya atau artikel kalau mau. Namun kenyataannya cuma satu atau dua orang yang melakukannya. Kedua, blog ini perlu diingat bukan sebagai site berita. Ia cuma bagian dari keinginan merentas silaturahmi antar-alumni. Ketiga, jurusan kita memang tidak memiliki banyak news yang mesti ditampailkan, plus untuk mengelola blog ini sudah kami tawarkan kepada beberapa mahasiswa yang aktif berinternet, namun nihil. Bukan bermaksud mengelak dengan alasan kesibukan, tapi memang sedikit waktu yang bisa kami sisihkan untuk meng-upt date blog ini.”
    Sebagai alumni saya pribadi mengucapkan terima kasih kepada pengelola weblog ini, karena dengan adanya weblog ini kita dapat berinteraksi satu sama lainnya. Dan memang weblog ini bukanlah portal berita yang menampilkan tentang news di jurusan sejarah. Cuma yang cukup disesalkan adalah minimnya partisipasi pihak akademisi di weblog ini. Kemana akademisi jurusan sejarah??? Kalau memang mau berbagi tentang sesuatu untuk menuju kearah lebih baik, itu harus dilakukan oleh alumni dari 2 pihak. Yaitu yang ada di dalam jurusan dan yang berada di luar. Kalau tidak yah sama juga bohong.
    “Patut juga kami beri tahu kepada para alumni sekalian, sebagai pengelola kami banyak tidak meloloskan komentar yang menghina dan tidak positif bagi para pembaca pemula kita, atau katakanlah para mahasiswa.”
    Saya setuju, saya sudah pernah mengusulkan, kalau mau menulis komentar harusnya ada data yang lengkap nama dan angkatan lah minimal. Kalau ngak ada di delete aja. Buat apa kita mengakomodir orang orang yang tidak bertanggung jawab.
    “Kami heran, betapa banyaknya para alumni menista jurusan dimana ia kini menggunakan ijazahnya. Seakan mereka berhasil tidak disebabkan oleh apa yang mereka dapatkan di lingkungan jurusan sejarah.”
    Setiap orang berhak mempunyai pemahaman sendiri tentang diri dan kehidupan yang di jalananinya. Saya juga tidak habis pikir kata kata “MENISTA” yang di bahasa oleh pengelola blog tentang pendapat para alumni. Anda bisa menilai dari mana??? Saya sangat sedih sekali ketika anda menggunakan kata kata “MENISTA” tersebut untuk menggambarkan kejururan hati para alumni dalam melihat kondisi almamaternya. Masih segar di ingatan saya pidato Rektor Unand ketika pelantikan wisuda saya 9 oktober 2004 “Kami lepas anda semua ke dunia kerja, ketika anda berhasil, ingatlah almamater anda, hubungi kami, dan beritahu di mana anda berada” kata kata itu tidak pernah saya lupakan sampai sekarang. Dan saya yakin kita semua memiliki itikad baik demi kebaikan almamater kita jurusan sejarah unand. Kalaupun ada komentar yang pedas, saya pikir sah sah saja selama didukung oleh data dan fakta. Kalau memang komentar itu tidak benar, yah silakah beberkan fakta yang benar menurut anda.
    “Jika berandai-andai, apakah mereka bisa menjadi orang hebat seperti sekarang jika tidak ada “kondisi” kondusif yang pada akhirnya menyebabkan mereka menjadi orang yang kreatif?! Bayangkanlah mereka jika ada di fakultas lain, FMIPA atau Pertanian misalnya. Bisakah mereka memiliki pemahaman dan kemampuan seperti sekarang?”
    Saya pikir anda salah mengatakan teman teman eksakta tidak memiliki pemikiran yang kreatif. Sekali lagi, anda jangan beropini tanda ada data dan fakta yang jelas. Para arsitektur tidak mungkin merancang bangunan yang baik tanpa didasari oleh jiwa kreatif yang baik pula.
    “Jujur jurusan sejarah tidak mampu memberikan sebuah garansi akan masa depan alumninya. Namun, suasana, kebebasan akademik, kekeluargaan, dan pengalaman yang muncul sebagai “mantan” mahasiswa jelas sesuatu yang sangat berharga! ”
    Kalau memang tidak mampu memberikan sebuah masa depan yang lebih baik, yah buat apa kita kuliah. Saya yakin, sebelum masuk ke universitas, semua calon mahasiswa mempunyai cita cita yang besar setelah mereka di wisuda,. Kalau memang cita cita tersebut memang tidak bisa di capai yah, mending tidak usah kuliah saja.
    “Jika sebagian besar diantara para alumni ada yang kecewa karena tak mampu bersaing jadi PNS atau bekerja di instansi lain, patutkah disalahkan jurusan jika ketika menjadi mahasiswa telah mengecewakan dirinya sendiri dengan kemalasan?”
    Saya pikir anda memiliki pemahaman yang berbeda terhadap curhat para alumni selama ini. Kalah dalam bersaing adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah, tempat bersaing yang tidak ada. Ibaratnya, pemain bola disuruh main di lapangan badminton. Yang ada bukannya main bola, tapi lapangan penuh dengan pemain semua.
    “Atau ber-etika-kah menistakan jurusan sejarah ketika ia sukses. Seakan-akan mereka tidak pernah menikmati sedikit banyaknya keuntungan sebagai mahasiswa sejarah? Minimal gelar “SS” atau ijazah yang ia dapatkan? Patutkah itu? Jika memang sukses mengapa tidak membagi ilmu dengan kesantunan?”
    Sekali lagi anda beropini tanpa didukung oleh data dan fakta.yang jelas. Saya yakin semua alumni mau berbagi ilmu, walaupun hanya di weblog, yahoo messenger dan facebook. Selama ini saya pribadi melakukannya ketika ada adik adik jurusan yang meminta pendapat saya. Anda boleh cek ke mereka.
    Sekian terima kasih
  132. Sdr, Nal.
    Anda mau data? Maka ini data minimalis dari tanggapan alumni di blog ini:
    1. Edi Fakhri, on January 28th, 2008 at 2:16 pm Said:
    “Langkah yang tepat untuk tidak terus lahirnya pengangguran baru yang berasal dari lulusan sejarah universitas andalas adalah tutup saja jurusan ini. saya kira ini tidak usulan yang terbaru tapi tidak pernah ada yang mencoba melakukannya. perlu pertimbangkan arus global.”
    2. bagindo, on April 9th, 2009 at 11:18 am Said:
    “untuk adik – adik yang sekarang masih kuliah, daripada membuang waktu percuma sekitar empat atau lima tahun di jurusan sejarah, lebih baik adik sekarang keluar dari jurusan sejarah dan memulai kegiatan wirausaha dari sekarang, jangan harapkan gelar karena dari data kurang dari 10 % lulusan sejarah yang bekerja sesuai dengan bidang keilmuannya. tapi semuanya terserah pada adik – adik kalau ingin menjadi orang yang gagal silahkan lanjutkan kuliahnya, tapi kalau ingin menjadi seorang wirausaha mulailah dari sekarang.”
    3. ayah, on February 21st, 2009 at 12:06 pm Said:
    “setelah membaca sekian banyak curhat dari alumni, saya menghimbau kepada adik 2 yang masih punya niatan setelah tamat harus menjadi pns, sebaiknya adik – adik mundur dari sekarang daripada menyesal dikemudian hari ibaraik PEPATAH URANG MINANG, MINYAK HABIH SAMBA NDAK LAMA. untuk itu pikirkanlah sekali lagi.”
    4. Bersambungan dengan nomor di atas Sdr. Nal juga berpendapat sama dengan menyatakan:
    yunaldi libra 98, on February 24th, 2009 at 1:27 pm Said:
    “setelah membaca sekian banyak curhat dari alumni, saya menghimbau kepada adik 2 yang masih punya niatan setelah tamat harus menjadi pns, sebaiknya adik – adik mundur dari sekarang daripada menyesal dikemudian hari ibaraik PEPATAH URANG MINANG, MINYAK HABIH SAMBA NDAK LAMA. untuk itu pikirkanlah sekali lagi.”
    pendapat diatas mungkin ada benarnya. tapi permasalahannya tidak hanya menjadi PNS atau bukan PNS. permasalahan utama adalah kemana alumni jurusan sejarah tersebut akan di salurkan. dan harusnya instansi akademik mempunyai kewajiban moral untuk hal ini.
    mari kita mulai berhitung secara profesional dimana ilmu kita bisa di manfaatkan untuk melanjutkan hidup didunia ini.
    1. jadi dosen…. berapa orang yah yang bisa di tampung di posisi ini?? kita semua tahu lah…
    2. jadi PNS… dimana yah??…. yah paling di dinas pariwisata…. sekali lagi pertanyaan yang sama, berapa orang yang bisa di tampung di posisi ini???… tahun ini cuma 2 posisi di sawahlunto.
    3. jadi guru…. sorry pak.. ini lahannya sarjana pendidikan. memang bisa, tapi yah profesionallah. masa ambil lahan orang.
    4. jadi wartawan (paling banyak dan pilihan terakhir, alias dari pado indak…) hehehe… ini lahannya orang komunikasi… alumni kita memang punya kemampuan, tapi sekali lagi… kita tidak di “cetak” untuk posisi ini.
    5. kerja di bank atau lembaga keuangan….. hehehe tambah jauah panggang dari pado api. sajak bilo loh alumni sejarah baraja etong etong pitih.
    6. berwirausaha….. wirausaha apa??? jujur saja. pernah ngak kita di bekali kuliah di bidang ini?? kalau memang pernah, apakah pengetahuan yang kita terima memadai untuk kita bergerak di bidang ini. contoh kecil sajalah, saya yakin banyak alumni kita yang ngak tahu harus cari modal kemana. apalagi harus membuat proposal usaha untuk pinjam uang ke bank.
    7. jadi penulis……hhhmmmmm….. posisi yang kurang diminati oleh alumni kita. walaupun lapangan sangat terbuka untuk posisi ini. malahnya klasik, pendapatannya ngak tetap.”
    Sementara untuk faktanya, cukup banyak juga orang yang “tak tahu berterima kasih pada jurusan ini”.
    Untuk Sdr. Najib (98181008)
    Fakta kita selama ini–jika memakai istilah Sdr Nal–adalah betapa sulitnya para alumni untuk bertemu dan berkonsolidasi. Jika merunut data–memakai istilah Sdr. Nal lagi–pak sabar, maka alumni kita baru berjumlah 400-an orang (sayang juga pengarsipan kita tak terlalu rapi). Dari jumlah yang sudah ratusan itu, bagaimana menghubungkannya dan meminta bantuan mereka minimal Rp. 10 ribu, yang dalam “data” dan “fakta” dari rekening Bendahara Alumni yang kami tampilkan beberapa waktu lalu di blog ini, tak satupun yang mau menyetorkan ke rekening alumni yang sudah dibuat. Apakah Sdr. Najib, sudah menjalankan pendapatnya itu? Memberi sumbangan kepada alumni? Pikiran anda hebat dan tak menunjukan–minimal dalam kaca mata saya–orang-orang yang kalah. Anda orang yang menang, tapi berapa yang sudah anda sumbangkan–tentu dalam bentuk uang yang bagi orang menang Rp. 10 ribu bukanlah apa-apa sebagaimana Sdr usulkan. Patut juga saya ingatkan, “senjata orang-orang yang kalah” merupakan bagian dari kreatifitas kaum bawah untuk survival dari ketertekanan kondisi dan berusaha mencari solusi dengan berbagai cara; sabotase, pencurian kecil-kecilan, dan seterusnya. Semoga istilah Sdr. 98181008 bukan sekedar comotan karena “enak” terbaca saja.
    Saya usulkan, karena di sini beragam angkatan yang memberi masukan. Kita mohon agar minimal angkatan mereka saja dikontak dan dikumpulkan sumbangan untuk kemudian disetorkan ke bendahara alumni Ibu Witra Dewi, yang nomor HP nya bisa di akses di pengurus alumni. Usul ini karena diinspirasi oleh Sdr. Najib. Jika demikian, insya Allah saya akan berusaha mengontak kawan-kawan seangkatan untuk membicarakan usul ini.
    “Saya pikir anda memiliki pemahaman yang berbeda terhadap curhat para alumni selama ini. Kalah dalam bersaing adalah hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah, tempat bersaing yang tidak ada. Ibaratnya, pemain bola disuruh main di lapangan badminton. Yang ada bukannya main bola, tapi lapangan penuh dengan pemain semua.”
    Kalah dan menang dalam bersaing memang hal yang wajar. Tapi yang tidak wajar adalah pernyataan tiadanya tempat bersaing. Ini menunjukan Anda menafikan dimana Anda bekerja sekarang. Bukankah anda juga bersaing di bidang yang anda sendiri tak diajarkan untuk bermain? Tapi anda bermain dan bisa dinyatakan berhasil sekarang. Jika pemain bola bermain di lapangan badminton, maka futsal-lah ia dinamakan. Itulah yang disebut kreatifitas.
    “Sekali lagi anda beropini tanpa didukung oleh data dan fakta.yang jelas. Saya yakin semua alumni mau berbagi ilmu, walaupun hanya di weblog, yahoo messenger dan facebook. Selama ini saya pribadi melakukannya ketika ada adik adik jurusan yang meminta pendapat saya. Anda boleh cek ke mereka.”
    Anda terus-terus menyatakan saya tak didukung oleh data dan fakta! Tapi lihatlah komenter anda di atas. Mana data dan fakta bahwa anda telah berbagi dengan para alumni di yahoo messenger dan facebook? Siapa para alumni itu? berapa banyak mereka? Siapa adik-adik yang anda sebutkan itu? Tiadalah saya temukan di pernyataan anda ini. Saya pikir anda baiknya memahami dulu apa itu data dan fakta, dan memberi saya contohnya sehingga dengan kekurangan ilmu saya, dapat juga belajar dari anda. Belajar itu memang tak mengenal umur dan dengan siapanya.
    wassalam.
  133. Mudah2n ulasan sepenggal saya tidak mengurangi keseluruhan inti permasalahan di atas. Tidak ada satu pun yang berada dlm posisi yang paling benar, ketika diskusi ini sudah mencapai titik seperti ini. Maka, saatnya para petinggi, etidaknya di level pengelola/struktural jurusan untuk melakukan action! Bapak&ibu yang dipercaya memangku Ketua dan Sekretaris jurusan, termasuk para dosen saat ini berada dimana? Jangan2 anda tidak/belum membaca atau tidak pernah ikut mampir ke blog Alumni (IKA) Sejarah Unand. Celakanya, ketika sudah begini penyelesaian tetap akan menemui jalan buntu. Rekan2 sekalian, saya bangga dengan kalian yang sudah peduli, baik pengelola/admin blog, para alumni serta mahswa/i.
    Maaf sebelumnya, menurut saya kita perlu otokritik masing-masing, tidak terkecuali almamater kita! Oke salam kompak.
  134. waw…. begita banyak data yang anda kumpulkan. tapi sayang, saya sangat sedih sekali, karena anda tidak bisa mencermati dengan baik, apa yang tersirat dari curhat alumni diatas. Dari data data yang anda jabarkan diatas (termasuk postingan saya) saya tidak melihat adanya maksud untuk yang saudara bahasakan sebagai “MENISTA” almamater kita. Apa yang tertulis tidak ada yang salah karena memang begitulah kenyataan yang ada sekarang. Dan jurusan sejarah unand yang sebagian besar di huni oleh alumni jurusan sejarah belum punya inisiatif yang nyata untuk menyelesaikan persoalan ini. saya tidak habis pikir, hitung hitungannya bagaimana sampai sejarah unand bisa memberikan 47 kursi untuk mahasiswa baru tahun 2008. (Baca: http://www.padangkini.com) memangnya mereka mau di tempatkan dimana??? jangan sampai almamater kita di juluki mencetak pengangguran terdidik.
    “”"”Sementara untuk faktanya, cukup banyak juga orang yang “tak tahu berterima kasih pada jurusan ini”.”"”"”"”
    hahahaha…….. kalau sudah tidak tahu terima kasih, mana mungkin ada alumni yang mau melihat dan menulis postingan di milis ini. semua mereka lakukan karena mereka merasa memiliki, dan menginginkan alamamaternya maju di kemudian hari. permasalahannya adalah mereka tidak bisa terlibat langsung, karena berada di luar sistem, sehingga hanya bisa memberikan saran saran, motivasi dan kritikan kritikan. walaupun terkadang kritikan itu terdengar pedas bagi beberapa orang. Tapi sekarang buktinya mana??? para civitas akademika yang harusnya merespon setiap kritikan, saran dan motivasi mereka, malah menghilang tidak tentu rimbanya. kalaupun ada malah salah tanggap dan mengatakan mereka “MENISTA” almamaternya sendiri. hhhuuuufffffrffff…. memang terkadang niat baik tidak selamanya direspon positif.
    “”"”"Kalah dan menang dalam bersaing memang hal yang wajar. Tapi yang tidak wajar adalah pernyataan tiadanya tempat bersaing. Ini menunjukan Anda menafikan dimana Anda bekerja sekarang. Bukankah anda juga bersaing di bidang yang anda sendiri tak diajarkan untuk bermain? Tapi anda bermain dan bisa dinyatakan berhasil sekarang. Jika pemain bola bermain di lapangan badminton, maka futsal-lah ia dinamakan. Itulah yang disebut kreatifitas.”"”"”"”
    Sekali lagi anda salah menarik benang merah dalam membaca sebuah postingan. yang saya maksudkan adalah jumlahnya. ngak mungkin lapangan bulutangkis yang ukuran internasionalnya 13.40m x 6.10m di pakai buat main bola. memangnya 22 pemain bisa masuk kesana??? untuk futsalpun juga ngak bisa boss, ukuran lap futsal 27m x 17,5m masih lebih besar. Benang merahnya adalah….. keadaan sekarang yang membutuhkan lulusan jurusan sejarah dengan lapangan kerjanya tidak seimbang. ingat……… lapangan kerja untuk Sarjana Sejarah, bukan untuk lapangan kerja yang menerima semua jurusan, dan lapangan kerja guru yang mengharuskan mengambil akta mengajar. Kalau memang anda butuh data….. lihat aja penerimaan tahun kemaren?? berapa orang??? berapa orang yang di wisuda dalam setahun??? berapa orang yang di terima masuk sejarah dalam setahun???seimbang ngak???
    “”"”"”"”"Anda terus-terus menyatakan saya tak didukung oleh data dan fakta! Tapi lihatlah komenter anda di atas. Mana data dan fakta bahwa anda telah berbagi dengan para alumni di yahoo messenger dan facebook? Siapa para alumni itu? berapa banyak mereka? Siapa adik-adik yang anda sebutkan itu? Tiadalah saya temukan di pernyataan anda ini. Saya pikir anda baiknya memahami dulu apa itu data dan fakta, dan memberi saya contohnya sehingga dengan kekurangan ilmu saya, dapat juga belajar dari anda. Belajar itu memang tak mengenal umur dan dengan siapanya”"”"”"”"”
    maaf kalau memang anda tersinggung dengan postingan saya. tapi yah terus terang saya tidak bermaksud begitu. cuma mengingatkan anda saja.
    saya yakin para alumni juga masih sering berkomunikasi dengan adik adiknya dijurusan. saya tahu dari beberapa chatting saya dengan alumni, mereka juga mengatakan hal yang sama. Kalau anda meminta data dan fakta saya secara pribadi, yah saya ngak perlu copy paste di blog ini. malah saya bisa meng klaim kalau saya merupakan alumni yang paling aktif berkomunikasi dengan adik adik di jurusan melalui YM, facebook maupun HP buktinya sederhana saja:
    Kalau saya tidak ada komunikasi dengan adik adik jurusan:
    1. Saya tidak akan tahu kalau sekarang mereka sedang mengikuti acara IKAHIMSI di Univ Tadulako Palu.
    2. Saya tidak akan tahu kalau awalnya mereka ingin berangkat 10 orang, tetapi jadinya 6 orang karena keterbatasan biaya.
    3. Saya tidak akan tahu kalau mereka berangkat dengan menggunakan uang pribadi.
    4. Saya tidak akan tahu kalau mereka hanya mendapat sumbangan 300 ribuan dari jurusan sejarah.
    5. saya tidak akan tahu kalau mereka cuma mendapat sumbangan 400 ribuan dari fakultas, yang awalnya di janjikan 5 sampai 10 juta
    6. Saya tidak akan tahu kalau mereka juga mendapat sumbangan 100 ribu dari salah seorang dosen jurusan sejarah.
    7. saya tidak akan tahu kalau mereka terpaksa pulang naik kapal dari palu menuju surabaya karena uang tidak cukup untuk naik pesawat.
    8. saya tidak akan tahu kalau mereka singgah di jogja karena keterbatasan biaya sehingga di tampung oleh teman teman jurusan sejarah dari kota gudeg tsb.
    sebelum berangkatpun mereka masih meminta pertimbangan kepada saya, how to survive dengan biaya yang minim?? bagaimana seandainya duit tidak cukup?? apa yang harus di lakukan disana?? semua percakapan itu tidak mungkin saya posting disini, anda bisa tanya langsung keorangnya. saya yakin anda tahu siapa yang berangkat ke palu kemaren. Bahkan ketika saya tanya, kenapa kalian tidak meminta saran dari dosen dosen di jurusan. mereka kan semuanya mantan aktifis juga… salah seorang dari mereka menjawab (maaf ngak etis kalau saya sebut orangnya) YAH YOU KNOWLAH DOSEN KITA…. SIBUK URUSAN MASING MASING. masyaalllah…. apakah memang begini keadaan sekarang. masih banyak lagi topik topik yang pernah saya diskusikan dengan adik adik jurusan, yang mungkin belum saya kenal, karena memang belum pernah ketemu sebelumnya.
    saya pikir ini ngak akan pernah selesai kalau jurusan tidak memiliki inisiatif yang baik untuk kedepannya.
    wassalam
  135. Salam, Nal.
    Saya justru menilai anda yang tidak bisa melihat benang merah dari posting saya. Saya akan mengomentari pernyataan anda di:
    “Sekali lagi anda salah menarik benang merah dalam membaca sebuah postingan. yang saya maksudkan adalah jumlahnya. ngak mungkin lapangan bulutangkis yang ukuran internasionalnya 13.40m x 6.10m di pakai buat main bola. memangnya 22 pemain bisa masuk kesana??? untuk futsalpun juga ngak bisa boss, ukuran lap futsal 27m x 17,5m masih lebih besar. Benang merahnya adalah….. keadaan sekarang yang membutuhkan lulusan jurusan sejarah dengan lapangan kerjanya tidak seimbang. ingat……… lapangan kerja untuk Sarjana Sejarah, bukan untuk lapangan kerja yang menerima semua jurusan, dan lapangan kerja guru yang mengharuskan mengambil akta mengajar. Kalau memang anda butuh data….. lihat aja penerimaan tahun kemaren?? berapa orang??? berapa orang yang di wisuda dalam setahun??? berapa orang yang di terima masuk sejarah dalam setahun???seimbang ngak???”
    Saya heran dan bertanya-tanya dengan cara pikir anda, yang memakai istilah lapangan bola dan pemain badminton. Siapapun memandang bahwa anda memakai itu sebagai sebuah kiasan semata. Namun anda justru kini memakainya dengan artinya yang harfiah??? Aneh sekali anda. Bahkan memasukan berapa besar lapangan sepak bola biasa dan futsal…hahaha…
    Jawaban saya adalah sebuah kias dari kiasan jawaban anda…memang aneh ini hihihihi…tapi ya sudahlah.
    Tapi patut saya sampaikan kepada anda, bahwa persoalan ketenagakerjaan bukan semata persoalan jurusan sejarah! Ini masalah berbagai jurusan yang dulu wah di mata calon mahasiswa. Jadi dengan jawaban anda di atas, anda terlalu mensederhanakan persoalan bung.
    wassalam
  136. “”"”"”"”Saya heran dan bertanya-tanya dengan cara pikir anda, yang memakai istilah lapangan bola dan pemain badminton. Siapapun memandang bahwa anda memakai itu sebagai sebuah kiasan semata. Namun anda justru kini memakainya dengan artinya yang harfiah??? Aneh sekali anda. Bahkan memasukan berapa besar lapangan sepak bola biasa dan futsal…hahaha…”"”"”"”"”
    Kalau anda belum mengerti, mari saya jelaskan. saya hanya menggambarkan, kalau persoalannya sudah sangat rumit. tidak mungkin lapangan badminton di pakai main bola, dan futsal bukanlah jalan keluarnya. karena merupakan cabang yang berbeda. sama dengan rumitnya masa depan alumni sejarah yang lapangan kerjanya tidak seimbang dengan lulusannya. dan lapangan kerja tenaga pengajar/guru bukanlah excuse untuk itu, karena para alumni harus ambil akta mengajar lagi. begitupun lapangan kerja semua jurusan, hal ini akan membuat para alumni akan mulai belajar dari awal lagi.
    Saya heran kenapa anda tidak bisa mengambil benang merah semudah itu. jangan pikir hal hal yang aneh lah…. nanti anda sakit (hhhehee kata pak syafrizal)
    “”"”"”"Tapi patut saya sampaikan kepada anda, bahwa persoalan ketenagakerjaan bukan semata persoalan jurusan sejarah! Ini masalah berbagai jurusan yang dulu wah di mata calon mahasiswa. Jadi dengan jawaban anda di atas, anda terlalu mensederhanakan persoalan bung.”"”"”"”"
    Setiap jurusan memang mempunyai permasalahan, tapi tidak separah jurusan kita. Contoh kecilnya saja, untuk Deplu yang menerima semua jurusan saja, jurusan kita tidak diakui. apakah ini bukan masalah besar. Apalagi ini di tambah dengan ketidak pedulian civitas akademika jurusan sejarah terhadap masalah ini. Seakan berusaha menghibur diri dengan mengatakan “Ini Bukan Masalah Kita Saja” saya tidak yakin anda akan bisa berkata begitu apabila anda berada di golongan alumni sejarah yang masih menganggur atau bekerja tapi menjadi pengangguran tak kentara, alias pendapatannya tidak mencukupi. Dan ingat, mereka bukan orang yang “MALAS” seperti yang anda katakan. mereka ada yang tamat 4 tahun dengan IPK di atas rata-rata. (kalau mengingat ini saya merasa menjadi orang yang beruntung, udah lah tamatnya 6 tahun, IPK cuma rata rata, tapi dapat pekerjaan yang bagus… alhamdulillah.)
    Sebenarnya masalah ini tidak akan pernah selesai apabila hanya anda yang bicara di pihak civitas akademika. jadi saya sarankan anda membawa permasalahan ini ke rapat internal jurusan atau apalah namanya. minimal semuanya jadi tahu permasalahan saat ini. itu hanya saran saja, apabila anda berkenan, kalau ngak yah gpp.
    wassalam
  137. assalammualaikum, saya secara pribadi sangat terkejut dengan tanggapan admin terhadap beberapa komentar terkahir, sedari awal saya sangat respect terhadapan niat saudara Yudi dalam membangun Weblog ini, dengan niat bahwa jurusan kita tidak kalah dari jurusan-jurusan lainnya, sekali lagi dalam hal ini respect for you
    tanggapan-tanggapan terkahir dari admin lah yang membuat saya terkejut, saya yakin para alumni yang berkomentar di weblog ini tidak semuanya yang sekedar show of force saja, setidaknya mereka tidak lupa mengetik sejarah unand di google, dan ini perlu di apresiasi, setiap komentar haruslah dipandang dengan positive thinking walaupun saya sadar terkadang komentar itu seperti tidak menghargai kerja keras dari admin, tapi janganlah dijadikan ajang berbalas komentar yang tidak sehat. bisakah kita sedikit menghargai sedikit SS yang melekat di nama kita?
    kalau ide saya terdahulu dijawab dengan”apakah saya sudah melakukannya?” bukankah ini mengundang sedikit perasaan sensitive setiap orang?
    jika semua komentar ditanggapi dengan status seperti itu saya yakin akan banyak alumni yang akan meninggalkan kepeduliaannya, mungkin termasuk saya sendiri. bukankah sejarah mengajarkan kita mengatakan apa adanya dan tidak mengada-ada setidaknya itu yang diungkapkan Anhar Gonggong dan Asvi Warman Adam di Lubuk Aluang minggu lalu.
    Wassalam
  138. salam!!!!!!!
    1. Saya tidak akan tahu kalau sekarang mereka sedang mengikuti acara IKAHIMSI di Univ Tadulako Palu.
    2. Saya tidak akan tahu kalau awalnya mereka ingin berangkat 10 orang, tetapi jadinya 6 orang karena keterbatasan biaya.
    3. Saya tidak akan tahu kalau mereka berangkat dengan menggunakan uang pribadi.
    4. Saya tidak akan tahu kalau mereka hanya mendapat sumbangan 300 ribuan dari jurusan sejarah.
    5. saya tidak akan tahu kalau mereka cuma mendapat sumbangan 400 ribuan dari fakultas, yang awalnya di janjikan 5 sampai 10 juta
    6. Saya tidak akan tahu kalau mereka juga mendapat sumbangan 100 ribu dari salah seorang dosen jurusan sejarah.
    7. saya tidak akan tahu kalau mereka terpaksa pulang naik kapal dari palu menuju surabaya karena uang tidak cukup untuk naik pesawat.
    8. saya tidak akan tahu kalau mereka singgah di jogja karena keterbatasan biaya sehingga di tampung oleh teman teman jurusan sejarah dari kota gudeg tsb.
    sebelum berangkatpun mereka masih meminta pertimbangan kepada saya, how to survive dengan biaya yang minim?? bagaimana seandainya duit tidak cukup?? apa yang harus di lakukan disana?? semua percakapan itu tidak mungkin saya posting disini, anda bisa tanya langsung keorangnya. saya yakin anda tahu siapa yang berangkat ke palu kemaren. Bahkan ketika saya tanya, kenapa kalian tidak meminta saran dari dosen dosen di jurusan. mereka kan semuanya mantan aktifis juga… salah seorang dari mereka menjawab (maaf ngak etis kalau saya sebut orangnya) YAH YOU KNOWLAH DOSEN KITA…. SIBUK URUSAN MASING MASING. masyaalllah…. apakah memang begini keadaan sekarang. masih banyak lagi topik topik yang pernah saya diskusikan dengan adik adik jurusan, yang mungkin belum saya kenal, karena memang belum pernah ketemu sebelumnya.
    saya pikir ini ngak akan pernah selesai kalau jurusan tidak memiliki inisiatif yang baik untuk kedepannya.
    yang ini kok tidak di komentari…..?…. alumni sejarah ?
    apa benar kejadiannya seperti ini….. sangat menyedihkan sekali…..
    salam alumni sejarah….
  139. Salam,
    Terus terang saya tidak tahu menyangkut kepergian mahasiswa sejarah dalam rangka IKHIMSI di Palu. Pihak jurusan dalam rapat rutin kemarin (Jumat/15 Mei) juga tidak menyebutkan apa-apa. PD 3 yang nota bene juga dosen sejarah tiada juga menyebutkan persoalan tersebut di atas. Jadi maaf jika saya tak bisa berkomentar terlalu jauh soal ini.
    Sesungguhnya mengomentari hal ini akan berdampak dilematis. Jika disebutkan bahwa kepergian mereka tanpa konsultasi dengan pembina HIMA. Juntrungannya yang kecipratan getah, pembina yang salah karena tidak terlalu peduli dengan kegiatan HIMA. Kepada HIMA diminta untuk menjelaskan program-program mereka, eh di belakang disebutkan jurusan terlalu ikut campur dalam urusan internal mahasiwa. Serba salah.
    Jika kemudian ada masalah, eh lorong keluarnya tetap saja yang salah jurusan atau pembina HIMA.
    Bila saja mereka (mahasiswa) mau berkonsultasi dengan para pembina HIMA sejarah, saya yakin tak ada keluah-keluhan sebagaimana disebutkan Sdr. Nal di atas. Rasanya tak masuk diakal jika fakultas menjanjikan uang 10 juta atau 5 juta untuk kepergian ke sana. Sebagai “orang dalam”, saya tahu persis bagaimana keuangan fakultas itu.
    Cobalah kita tarik kesimpulan jika fakultas memang punya dana sebesar itu; Jika tak ada aral melintang bulan Juni mendatang saya akan mempresentasikan makalah dalam konferensi internasional atas nama JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNAND! Berapa yang fakultas bisa bantu?! cuma 500 ribu. Jika…ya seandainya jika?!
    Tapi, anda tahu kalo pernyataan anda itu terlalu bombastis–atau jangan-jangan anda sudah “dikerjain” oleh si pemberi informasi itu. Saya sudah sudah cek ke ketua HIMA sejarah Unand yang memimpin rombongan ke Palu tersebut.
    Pertama, undangan untuk ke Palu cuma untuk 3, namun kenyataannya yang pergi 6 orang.
    Kedua, tidak benar fakultas menjanjikan 5-10 juta bantuan ke Palu atau cuma bantu 400 ribu. Yang benar fakultas bantu 2 juta rupiah!
    Ketiga, jurusan sejarah membantu 350 ribu untuk mereka plus 100 ribu dari seorang dosen.
    Keempat, mereka bukannya terlantar di Yogyakarta. Semestinya mereka langsung ke Padang. Tapi mampir dulu ke Yogyakarta untuk bertemu dan diskusi dengan anak sejarah UGM dan jalin kerja sama dengan penerbit buku di sana.
    Kelima, saya harap ketua HIMA sejarah yang menjadi rombongan bisa secepat mungkin memberi klarifikasi soal yang anda sebutkan di atas.
    wassalam,
  140. Salam, Sdr. 98181008
    Saya juga sama terkejutnya dengan anda. Posting anda justru menunjukan bahwa anda tidak siap dalam membahas persoalan yang mau anda sampaikan. Jika saya mengkritik anda dengan, sebagaiman anda mengkritik saya, dalam tradisi dimana dulu kita “dibesarkan” adalah hal yang lumrah. Yang tidak lumrah adalah masuknya unsur sensivitas dalam adu argumen kita di blog ini.
    wassalam,
  141. ********Terus terang saya tidak tahu menyangkut kepergian mahasiswa sejarah dalam rangka IKHIMSI di Palu. Pihak jurusan dalam rapat rutin kemarin (Jumat/15 Mei) juga tidak menyebutkan apa-apa. PD 3 yang nota bene juga dosen sejarah tiada juga menyebutkan persoalan tersebut di atas. Jadi maaf jika saya tak bisa berkomentar terlalu jauh soal ini.******
    Saya jadi semakin tidak mengerti dengan pernyataan anda. sangat miris sekali, sebagai seorang pengajar dan pembimbing mahasiswa sejarah, tapi anda tidak mengetahui kondisi dan keadaan terkini di tempat dimana anda “mencari hidup”.
    *******Sesungguhnya mengomentari hal ini akan berdampak dilematis. Jika disebutkan bahwa kepergian mereka tanpa konsultasi dengan pembina HIMA. Juntrungannya yang kecipratan getah, pembina yang salah karena tidak terlalu peduli dengan kegiatan HIMA. Kepada HIMA diminta untuk menjelaskan program-program mereka, eh di belakang disebutkan jurusan terlalu ikut campur dalam urusan internal mahasiwa. Serba salah.**********
    Sekali lagi saya sangat kecewa dengan anda, karena menurut saya, sebagai sesama aktivis di waktu mahasiswa, anda pasti mengerti dan paham dengan keadaan ini. setidaknya anda tahu mana yang harus di campuri dan tidak dicampuri. Kalau anda memang tahu titik permasalahannya, kenapa anda tidak berusaha menjadi jembatan dalam menyelesaikan persoalan ini??
    ******Jika kemudian ada masalah, eh lorong keluarnya tetap saja yang salah jurusan atau pembina HIMA.******
    Wajar saja, kalau memang jurusan dan pembina HIMA bisa melaksanakan fungsinya, permasalahan bisa diminimalisir.
    ******Bila saja mereka (mahasiswa) mau berkonsultasi dengan para pembina HIMA sejarah, saya yakin tak ada keluah-keluhan sebagaimana disebutkan Sdr. Nal di atas.********
    Saya juga tidak habis pikir, kenapa kondisinya bisa seperti ini. Diwaktu kita menjadi mahasiswapun sebelum melakukan sebuah aktifitas, kita selalu melakukan konsultasi atau minimal berbicara dengan staf pengajar atau pembina HIMA. tetapi kenapa hal itu sekarang seakan menjadi sesuatu yang susah bagi mahasiswa. kenapa mereka lebih nyaman meminta pertimbangan kepada para alumni yang mungkin secara waktu dan tempat sangat jauh dari mereka?? terus terang saja, sebagian besar yang berdialog dengan saya di facebook atau YM belum begitu saya kenal. Tapi karena keterikatan emosional sebagai alumni jurusan sejarahlah yang membuat saya merasa berkewajiban untuk membantu mereka.
    ****Rasanya tak masuk diakal jika fakultas menjanjikan uang 10 juta atau 5 juta untuk kepergian ke sana. Sebagai “orang dalam”, saya tahu persis bagaimana keuangan fakultas itu. *********
    Saya pikir tidak ada yang tidak masuk akal. semuanya bisa terjadi. waktu mahasiswa dulupun, ketika memegang jabatan di organisasi kemahasiswaan saya juga banyak menerima janji janji lisan yang tidak ada kejelasannya. karena itulah saya sampaikan kepada mereka, “jangan terlalu berharap, kalau duitnya belum di terima”. Bahkan saya pernah mengusulkan untuk membatalkan keberangkatan tersebut kalau memang fakultas tidak bisa menanggung biaya perjalanan. Tapi saya juga paham, gejolak darah muda dan keinginan untuk bisa lebih majulah yang membuat mereka memaksakan berangkat dengan kondisi yang saya pikir sangat menyedihkan.
    “”"Cobalah kita tarik kesimpulan jika fakultas memang punya dana sebesar itu; Jika tak ada aral melintang bulan Juni mendatang saya akan mempresentasikan makalah dalam konferensi internasional atas nama JURUSAN SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNAND! Berapa yang fakultas bisa bantu?! cuma 500 ribu. Jika…ya seandainya jika?!”"”
    sangat miris sekali, apalah arti duit 500 ribu untuk acara konfrensi tingkat internasional.
    “”"”"Tapi, anda tahu kalo pernyataan anda itu terlalu bombastis–atau jangan-jangan anda sudah “dikerjain” oleh si pemberi informasi itu. Saya sudah sudah cek ke ketua HIMA sejarah Unand yang memimpin rombongan ke Palu tersebut.
    Pertama, undangan untuk ke Palu cuma untuk 3, namun kenyataannya yang pergi 6 orang.
    Kedua, tidak benar fakultas menjanjikan 5-10 juta bantuan ke Palu atau cuma bantu 400 ribu. Yang benar fakultas bantu 2 juta rupiah!
    Ketiga, jurusan sejarah membantu 350 ribu untuk mereka plus 100 ribu dari seorang dosen.
    Keempat, mereka bukannya terlantar di Yogyakarta. Semestinya mereka langsung ke Padang. Tapi mampir dulu ke Yogyakarta untuk bertemu dan diskusi dengan anak sejarah UGM dan jalin kerja sama dengan penerbit buku di sana.
    Kelima, saya harap ketua HIMA sejarah yang menjadi rombongan bisa secepat mungkin memberi klarifikasi soal yang anda sebutkan di atas.*********
    Terserah anda mengatakan kalau pernyataan saya di atas terlalu bombastis. Tapi setidaknya saya sudah memberikan bukti kepada anda, kalau selama ini kami alumni yang berada di luar jurusan juga mengikuti perkembangan yang ada dan peduli dengan hal tersebut. Bukankah sebelumnya anda menginginkan bukti?? yah itulah bukti yang bisa saya sampaikan kalau saya memang berkomunikasi dengan mereka. mengenai mereka berbohong atau “mengerjai” saya, silahkan anda cek sendiri ke orangnya. It’s no problem for me
    wassalam,
  142. BERDEBAT, berdebat apa ndak ada tawaran lain, mencipta atau membuka jalan penyelesaian.
  143. Ini INDONESIA-SIA bung….!!!
  144. Kalau mau dan bisa jangan lah bercita-cita jadi PNS. Sebab, itu cita-cita lebih cepat menuju NERAKA, apalagi kalau memulai perjalanan cita-cita itu dari INDONESIA. Ngeri, sebab disini tempat lahir, tumbuh dan berkembang mental-mental keliru. Jauh dari sportifitas, Profesionalitas dan tiada kreatifitas.
  145. Ini ada cerita Denni Delyandri, alumni Fak Teknik Elektro. Awalnya ia bekerja di perusahaan Elektronik di Batam, kemudian dia berpikir, kok gaji jadi karyawan cuma 1,2 jt. , kecil. Dia berpikir untuk jadi bos, buat kue, jual nasi, semuanya jatuh bangun, kemudian jual kue pisang atau kek pisang. Yaa berhasil, Kini punya 38 karyawan, dan omzet ratusan juta dan pengusaha muda di Batam.
    Artinya tidak ada hubungan antara studi elektronik dengan kue, etapi nggak masalah. Karena kuliah juga membentuk kepribadian dan waswasan. jadi kita tidak perlu menunggu kerja yang benart-benar sejalan dengan studi. tetapi kuncinya, semua kita mesti yakin, dan mampu menggerakkan energi apapun dalam diri kita.
    Sila lihat dan intip di alamat berikut: http://cetak.kompas.com/sosok
  146. hahahahahaaa…. debat khas anak-anak sejarah… ndak ba ujuang..ndak ba pangka.. kusuik see…… kantuuiiiik… malu den mambaconyo… baa sejarah ka maju… model iko contoh alumninyo….
    khusus untuak nal rambo.. ambo salut ka si nal.. punyo peratian gadang ka jurusan.. tapi nal, ambo raso awak sebagai alumni di forum ko sarancaknyo sebatas ma agiah ide-ide untuak kemajuan almamater, sebagai motivator..magiah motivasi ka adiak2, bukan malah “MEnggurui”…. ndak buliah “menggurui” doh nal.. seakan2 awak lah hebat bana…lah sukses… urang tengak se sadonyo…
    utuak yudi.. tetap semangat jo blog wak ko..
    untuak kawan2 alumni nan lain.. ma ide2 kreativ wak tu?.. bagi2 lah pengalaman untuak ka jadi motivasi ka adiak2 wak nan lah masuah perangkap offside di jurusan sejarah ko haa…
    untua dosen2 nan lain yang ndak peduli jo jurusan.. ambua se lah ngarai …=)) kudok lah granat… =)) hahahaha….kantuik…
  147. 98181017
    “”"”"”"”"”"”"”Kalau mau dan bisa jangan lah bercita-cita jadi PNS. Sebab, itu cita-cita lebih cepat menuju NERAKA, apalagi kalau memulai perjalanan cita-cita itu dari INDONESIA. Ngeri, sebab disini tempat lahir, tumbuh dan berkembang mental-mental keliru. Jauh dari sportifitas, Profesionalitas dan tiada kreatifitas.”"”"”"”"”"”"”"
    Saya pikir anda terlalu cepat melakukan justifikasi terhadap profesi seorang PNS. karena bagaimanapun “perjalanan menuju NERAKA” itu tergantung dari tingkah laku dan perbuatan seseorang. jadi kita tidak bisa menlakukan generalisasi terhadap sebuah profesi yang ada, hanya karena tindakan dari orang orang yang ada di posisi tersebut.
    wanS, on June 2nd, 2009 at 2:56 am Said:
    “”"”"”"Ini ada cerita Denni Delyandri, alumni Fak Teknik Elektro. Awalnya ia bekerja di perusahaan Elektronik di Batam, kemudian dia berpikir, kok gaji jadi karyawan cuma 1,2 jt. , kecil. Dia berpikir untuk jadi bos, buat kue, jual nasi, semuanya jatuh bangun, kemudian jual kue pisang atau kek pisang. Yaa berhasil, Kini punya 38 karyawan, dan omzet ratusan juta dan pengusaha muda di Batam.
    Artinya tidak ada hubungan antara studi elektronik dengan kue, etapi nggak masalah. Karena kuliah juga membentuk kepribadian dan waswasan. jadi kita tidak perlu menunggu kerja yang benart-benar sejalan dengan studi. tetapi kuncinya, semua kita mesti yakin, dan mampu menggerakkan energi apapun dalam diri kita.
    Sila lihat dan intip di alamat berikut: http://cetak.kompas.com/sosok“”"”"”"”"”"”"”"”"”
    apa yang anda tulis di atas adalah sebuah contoh kesuksesan yang luar biasa. semoga ada alumni kita yang bisa mengikuti jejaknya. amiinnn…
    Tapi bagi saya semuanya tidaklah semudah itu. kenapa?? untuk menjadi seorang pengusaha tidak cukup dengan modal, wawasan dan pengetahuan saja. saya sudah pernah mencoba, karena saya di lahirkan dari lingkungan seorang pedagang. bapak saya seorang pedagang, dan saya pernah ingin mengikuti jejaknya, seandainya saya memilih profesi tersebut, mungkin penghasilan saya bisa 4x lipat dari yang saya terima sekarang. Sayang saya tidak nyaman dengan profesi itu.
    Menjadi seorang pengusaha tidak akan lepas dari 3 hal, kekuatan mental, spekulasi dan keberuntungan. kalau anda memiliki ketiganya, saya sarankan jangan jadi karyawan atau PNS, langsunglah jadi pengusaha. anda akan berhasil.
    Contoh satu pertanyaan kunci yang harus kita jawab sebelum menjadi pengusaha, Apakah kita nyaman dengan kata kata HUTANG??? kalau memang nyaman, yah… jadi pengusaha adalah pilihan terbaik. Ketika tamat SMU saya coba mengikuti jejak orang tua. beberapa malam saya mengikuti orang tua saya menulis cek untuk membayar hutang yang jumlahnya puluhan juta rupiah. dan cek yang di tulis hari ini tanggalnya adalah untuk 2 bulan kedepan. artinya apa, setiap hari dalam 2 bulan, sudah ada daftar hutang yang harus di bayar. dan terus terang saya TIDAK NYAMAN dengan kondisi itu. tapi bukan berarti saya TIDAK BISA, saya yakin saya bisa, tapi sekali lagi saya TIDAK NYAMAN dengan kondisi itu. hal itu lah yang memutuskan saya untuk menjalani perkuliahan demi masa depan yang labih baik di bidang lainnya selain menjadi seorang pengusaha. setidaknya saya sudah memiliki pilihan, kalau tidak di terima kerja yah, apa boleh buat, saya bisa jadi pengusaha. (kok jadi curhat yah… hehehe… yah bagi bagi pengalaman lah.. ngak ada ruginya juga sesama almamater)
    Jadi saya sependapat dengan anda, kalau jadi pengusaha bukanlah suatu pilihan yang buruk. tapi sekali lagi semuanya tidak semudah itu. setidaknya itulah pengalaman saya. tidak semua orang memiliki pilihan dan keinginan menjadi seorang pengusaha.
    apa yang saya alami juga terjadi pada saudara Denni Delyandri diatas. dia juga mempunyai sebuah pilihan,. cuma kondisinya terbalik. kalau saya dari pedagang menjadi seorang karyawan, saudara Denni dari karyawan menjadi seorang pedagang. Pertanyaannya, bagaimana dengan alumni sejarah????
    Seperti yang anda tulis diatas, saudara denni telah bekerja disebuah perusahaan elektronik, yang dia memiliki kemampuan disana, dan memiliki ilmu yang relevan disana. artinya apa, ada lapangan kerja, ada kesempatan untuk bersaing, mengenai kalah atau menang itu adalah hal yang biasa.
    Bagaimana dengan alumni sejarah??? dimana lapangan kerjanya ??? seimbang ngak??? berapa persen yang bekerja di bidang kesejarahan?? berapa persen yang langsung kawin setelah tamat (hehehe terutama yang perempuan). berapa persen pengangguran tak kentara???
    Ayolah…. mari kita jujur melihat hal ini. jangan terlalu menghibur diri dengan pepatah indak kayu, akarpun jadi. indak dapek karajo di bidang sejarah, karajo apo selah yang penting dapek pitih. Pemikiran itu tidak sepenuhnya benar, kenapa??? karena yang salah bukan dosen dan mahasiswanya. kesalahannya ada pada sistem. Jumlah lulusan sejarah dan jumlah lapangan kerjanya tidak seimbang.
    Ingat kawan kawan, kita sudah menghabiskan waktu dan biaya 4 tahun lebih untuk menuntut ilmu di jurusan sejarah. itu bukanlah pengorbanan yang kecil. kenapa kita harus berkorban lagi dengan membayar kompensasi dengan mengikuti akta 4 untuk menjadi guru. atau harus “membayar mahal”, dengan memulai dari nol mempelajari sebuah pekerjaan yang sebelumnya tidak kita pelajari, karena peluang kerja yang tidak ada sebagai alumni sejarah. Kalau kondisinya seperti itu, apa manfaatnya kita kuliah 4 tahun lebih di jurusan sejarah. sekali lagi, mari kita jujur melihat hal ini
    wassalam
    yunaldi libra
    98181004
  148. Selamat buat sdr Israr yang tulisannya terbit bersama kawan-kawan di Habiebi center(ed. Sitti Zuhro), selamat juga atas berhasil salah juara di lomba karya ilmia sit www, melayoe Online. Maaf terlambat. Mudah-mudahan ada ringkasan karyanya di sini Yud.
    Selamat juga buat Yudi Andhoni dan Yenny Narni yang ikut Seminar Internasional di National University Singapore. Mudah-mudahan memacu kreativitas dan bermanfaat juga buat seluruh keluarga jurusan dan bangsa.
    Salam kreatif.
  149. hahahahhahahahaha….salam tiah….soory lamo ndak singgah …b a si gozi jo adiaknyo lai aman2 sajo, oh yo tiah anakwak laki2 lo namonyo rayyan (maulana maliq rayyan)
    tarimokasih windows7 nyo patng wak mintak amo fadil
    bisnis properti baa?
    kalau jadi kasangka mungkin wak ndak bisa sobokloh tiah wak harus kuliah agustus bisuka di banduang…salam tuk keluarga
    untuak yudi kalau berminat mengupgrade blog ko jadi web jo manjadi adminnyo, bias hubungi ambo di 081266601812
    mungkin dengan web bisa lebih maju
  150. Yud, buku sejarah Unand nan kito tulis dulu alah dikoleksi oleh national Library of australia. Biasa intip sini http://nla.gov.au/nla.cat-vn4402234
  151. Yud, buku sejarah Unand nan kito tulis dulu alah dikoleksi oleh national Library of australia. http://nla.gov.au/nla.cat-vn4402234
  152. Mungkin iyo gagal jurusan sejarah mandidik, tetapi bukan maagiah ilmu, tetapi MORALNYA BANYAK BANTUAK URANG BALAI, BICARO SAJO NDAK LURUIH, BAHASANYO AGAK KUTANG TARATIK, INYO PIKIAKAN KARAJONYO INDAK APO NAN DISUMBANGKANNYO KA MASYARAKAT. …
    AMBO LAH LAMO MABACO WEB KO, TETAPI IKOLAH WEB SARJANA NAN INDAK BAKANTUAN PPESERTANYO, MAKONYO MALEH AMBO MASUAK, BANTUAK URANG HEBAT SADONYO…
  153. nama ulul azmi betul judul skripnya juga betul sayang no BP kok 98 yang betul 99 mohon d perbaiki
  154. han… sia yang kurang bermoral…. sia yang indak luruih bicaronyo…. sia yang bahasonyo( “KUTANG TARATIK” itu bahaso kawan mah…..)…. sia yang bantuak urang hebat……sia…………??????
  155. Salam,
    sebagai perempuan, saya pun merasakan alumni sejarah kasar-kasar. pantas mereka susah dapat kerja. Susah juga bergaul dengan orang-org seperti uda-uda dan abang-abang ini. Boleh nggak disteel volume katanya sedikiittt saja, agar senang dengarnya…
  156. @feny
    “”"”"”"sebagai perempuan, saya pun merasakan alumni sejarah kasar-kasar. pantas mereka susah dapat kerja. Susah juga bergaul dengan orang-org seperti uda-uda dan abang-abang ini. Boleh nggak disteel volume katanya sedikiittt saja, agar senang dengarnya…”"”"”"”"
    hehehe…..begitulah kualitas beberapa alumni sejarah unand sekarang. hanya bisa berkata kata kasar dan memojokkan dengan menyembunyikan identitasnya. hanya beberapa orang saja yang mau menulis identitas, padahal weblog ini berfungsi sebagai tempat berbagi antar alumni jurusan sejarah. bagaimana kita bisa berbagi kalau kita tidak bisa mengenal orang yang menulis di weblog ini???
    Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. kita bisa berdiskusi dan berdebat dengan sangat keras (bukan kasar) tanpa meninggalkan norma norma kesantunan. silahkan melemparkan isu untuk didiskusikan, silahkan mendebat dengan berdasarkan data dan fakta, karena hal itu akan mengiring kita untuk mencari solusi ke arah yang labih baik. sehingga kita tahu apa jawaban dari persoalan yang kita bahas di weblog ini. Kalaupun tidak di follow up, setidaknya untuk diri kita sendiri.
    kalau memang memiliki pendapat yang berbeda, silahkan di tulis. Tapi setidaknya bersikap sopanlah dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu. minimal dengan menulis nama lengkap atau nomor BP anda. sehingga jika nanti kita bertemu, kita bisa saling bertegur sapa dengan akrab. karena perbedaan pendapat bukanlah ajang untuk memupuk rasa sakit hati. Diluar weblog ini bagi saya pribadi, kita tetaplah alumni sejarah unand yang punya kewajiban saling membantu dan tidak boleh memutus tali silaturrahmi.
    sekali lagi, weblog ini adalah tempat bagi kita berkeluh kesah dan curhat dengan bebas. pergunakan sebaik baiknya. kalau mau sedih, gembira bahkan marah sekalipun tidak akan dilarang. tapi jangan pakai huruf capital yang berlebihan.
    yunaldi libra
    yunaldilibra@gmail.com
    ym: inal_cepi
  157. Assalammu’alaikum Wr. Wb.
    salam kenal untuk abang/uda/ajo, kakak/uni bapak-ibu, teman semua… .
    weblog yang cukup dahsyat untuk “cincay-cincay”, aktualisasi dll.
    apresiasi mendalam untuk manajemen weblog ini, yang tentunya telah bersusah payah memberikan fasilitas komunikasi lintas alumni sejarah, dengan meluangkan sedikit waktunya membaca-berdebat-dsb. hingga kita semua bisa kongkow2 disini…
    jika dirunut dari atas sampai posting terakhir, ngga cukup waktu bedah satu persatu.
    terakhir kami bertemu dengan pak dekan sastra, prof. herwandi, rasanya sudah terangkum cerita-cerita diatas. tapi, tetap saja. untuk pembenahan semuanya, “kito babaliak ka pangka”
    saya meyakini database alumni terlengkap dan teranyar tidak dimiliki oleh alumni diluar lingkungan univ andalas… .
    ya..yang punya seluruh kelengkapan tersebut adalah jurusan sejarah fakultas sastra universitas andalas, sejak mulai berdiri hingga saat ini… .
    saya kira weblog ini juga bisa menjadi “ajang deklarasi” pembenahan semua masalah diatas, tentunya dengan komitmen penuh semua yang berkepentingan atas kemajuan jurusan sejarah mulai dari mahasiswa-staf pengajar-alumni-dan simpatisannya (kalau ada)… .
    terkait dengan diskusi dengan pak dekan kita, prof. herwandi, muncul pemikiran tentang reuni akbar jurusan sejarah universitas andalas I. mengapa judulnya reuni akbar?
    sejak berdiri jurusan ini setahu saya (maaf kalau salah) belum pernah diadakan pertemuan akbar jurusan sejarah unand. entah karena sepi peminat atau masalah berat lainnya yang sedang dihadapi oleh para alumni… .wallahu’alam
    jadi tanpa banyak “cincay-cincay” jual kecap, komitmen kita bersama terhadap pertemuan akbar ini harus segera direalisasikan. mengingat dirgahayu perak jurusan ini sudah terlewati – meski tidak terlalu jauh – kan aromanya masih terasa..
    disana kita bersua, berdebat, perang urat syaraf dan pastinya temukan jalan keluar dari segenap persoalan panjang yang tertulis diatas..
    menjelang akhir tahun ini, baik juga jika seluruh postingan yg membangun diterbitkan dalam bentuk “jurnal keluh kesah alumni sejarah” yah biar ada gerakan sedikit dari biro penerbitan jurusan maupun biro penerbitan alumni…
    semoga 2010 starting point pembaruan besar2an almamater kita!!!
    terima kasih..
    wassalammu’alaikum
    Best Regard,
    Fajar Rusvan (01181028)
    +62 818662110
    http://jcinstitute.wordpress.com
  158. Assalammu’alaikum Wr. Wb.
    salam kenal untuk abang/uda/ajo, kakak/uni bapak-ibu, teman semua… .
    weblog yang cukup dahsyat untuk “cincay-cincay”, aktualisasi dll.
    apresiasi mendalam untuk manajemen weblog ini, yang tentunya telah bersusah payah memberikan fasilitas komunikasi lintas alumni sejarah, dengan meluangkan sedikit waktunya membaca-berdebat-dsb. hingga kita semua bisa kongkow2 disini…
    jika dirunut dari atas sampai posting terakhir, ngga cukup waktu bedah satu persatu.
    terakhir kami bertemu dengan pak dekan sastra, prof. herwandi, rasanya sudah terangkum cerita-cerita diatas. tapi, tetap saja. untuk pembenahan semuanya, “kito babaliak ka pangka”
    saya meyakini database alumni terlengkap dan teranyar tidak dimiliki oleh alumni diluar lingkungan univ andalas… .
    ya..yang punya seluruh kelengkapan tersebut adalah jurusan sejarah fakultas sastra universitas andalas, sejak mulai berdiri hingga saat ini… .
    saya kira weblog ini juga bisa menjadi “ajang deklarasi” pembenahan semua masalah diatas, tentunya dengan komitmen penuh semua yang berkepentingan atas kemajuan jurusan sejarah mulai dari mahasiswa-staf pengajar-alumni-dan simpatisannya (kalau ada)… .
    terkait dengan diskusi dengan pak dekan kita, prof. herwandi, muncul pemikiran tentang reuni akbar jurusan sejarah universitas andalas I. mengapa judulnya reuni akbar?
    sejak berdiri jurusan ini setahu saya (maaf kalau salah) belum pernah diadakan pertemuan akbar jurusan sejarah unand. entah karena sepi peminat atau masalah berat lainnya yang sedang dihadapi oleh para alumni… .wallahu’alam
    jadi tanpa banyak “cincay-cincay” jual kecap, komitmen kita bersama terhadap pertemuan akbar ini harus segera direalisasikan. mengingat dirgahayu perak jurusan ini sudah terlewati – meski tidak terlalu jauh – kan aromanya masih terasa..
    disana kita bersua, berdebat, perang urat syaraf dan pastinya temukan jalan keluar dari segenap persoalan panjang yang tertulis diatas..
    menjelang akhir tahun ini, baik juga jika seluruh postingan yg membangun diterbitkan dalam bentuk “jurnal keluh kesah alumni sejarah” yah biar ada gerakan sedikit dari biro penerbitan jurusan maupun biro penerbitan alumni…
    semoga 2010 starting point pembaruan besar2an almamater kita!!!
    terima kasih..
    wassalammu’alaikum
    Best Regard,
    Fajar Rusvan (01181028)
    +62 818662110
    http://jcinstitute.wordpress.com
  159. Salah Satu alumna Jurusan Sejarah yang telah mendunia… .
    read… .feel… .share… .and act!!!
    DR (H.C.) Martha Tilaar, Ibu Martha Tilaar lahir di Gombong-Kebumen, Jateng, 4 September 1937. Dia menjalani hidup dengan penuh keajaiban kuasa Tuhan. Pernah ‘divonis’ mandul, namun melahirkan anak pertama di usia 42 tahun setelah 16 tahun menikah. Dia pun membangun imperium industri jamu dan kosmetika berkelas dunia, bermula dari grasi rumah ayahnya. Dari sebuah salon kecantikan sederhana, berkembang menjadi Martha Tilaar Group (MTG), sebuah grup usaha industri jamu dan kosmetika dengan produk merek dagang Sariayu Martha Tilaar. Grup usaha ini memayungi 11 anak perusahaan dan mempekerjakan sekitar 6.000 karyawan.
    Istri pendidik Prof. Dr. H.A.R Tilaar, ibu dari empat orang anak Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar, Wulan Tilaar, Kilala Tilaar dan nenek dari beberapa orang cucu, ini menyempatkan diri mengambil kuliah kecantikan dan lulus dari Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS, saat mengikuti suami tugas belajar. Dia telah membuat kecantikan dan keayuan wanita Indonesia selalu terpelihara. Lulusan Jurusan Sejarah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta tahun 1963, ini resmi mendirikan badan usaha pada tahun 1971.
    Peraih gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang “Fashion and Artistry” dari World University Tuscon, Arizona, AS tahun 1984, ini memulai operasi bisnisnya dari titik nol. Bermula di garasi rumah ayahnya Yakob Handana, terletak di Jalan Kusuma Atmaja No. 45 Menteng, Jakarta Pusat. Martha, yang semasa kecilnya dikenal sebagai gadis tomboy dan ‘elek’ mendirikan sebuah salon kecantikan sederhana “Martha Salon”, persis pada 3 Januari 1970, di sebuah ruangan berukuran 6 x 4 meter. Di sini ia sekaligus membuat pula produk-produk kecantikan dari bahan alam.
    Titik-picu 1987
    Cerita lebih lanjut mengenai keberhasilan Martha Tilaar menjadi pengusaha papan atas, yang tetap komit mencintai produk dalam negeri demi membangun kemandirian bangsa khususnya di bidang jamu dan kosmetika, memulai titik-picu yang sesungguhnya pada tahun 1987. Ketika itu secara cerdik dan unik ia mempopulerkan “Senja di Sriwedari” sebagai trend tata rias baru, sebuah ide yang diilhami oleh kekayaan alam dan budaya Indonesia.
    Sejak itulah Martha Tilaar selalu mempersuntingkan nama tempat dan unsur budaya suatu daerah, yang lalu dipadukan dengan trend busana daerah, ke setiap produk Sariayu Martha Tilaar. Sariayu berhasil tampil sebagai trendsetter tata rias wajah wanita Indonesia. Martha Tilaar memang sangat menghargai produk dalam negeri, seperti busana misalnya. Buktinya, saban hari ia selalu lekat dengan busana buatan dalam negeri. Ia kerap menggunakan kebaya, batik, atau berbagai busana daerah Indonesia.
    Pemerhati tata rias sangatlah paham benar akan apa yang disebut dengan konsep Gaya Warna Disainer (1998) sebuah tata rias yang mengambil unsur budaya Jawa Barat dan Kalimantan, Sumatera Bergaya (1989) dari Sumatera, Puri Prameswari (1990) mengambil dari etnik Cirebon dan Bali, Senandung Nyiur (1991) dari Pantai Indonesia, Riwayat Asmat (1992) dari Irian Jaya/Papua, Rama-Rama Toraja (1993), serta konsep-konsep dari berbagai daerah lain seperti Banda/Ambon, Jakarta, Aceh. Dan, puncaknya adalah trend warna Pusako Minang dari Minangkabu.
    Berdasarkan strategi pendekatan etnik Martha Tilaar berhasil menjalin hubungan emosional dengan konsumen, bahkan berhasil menyelamatkan biduk bisnisnya dari hantaman krisis ekonomi. Sebab dengan konsep baru itu Martha Tilaar berhasil meraih penjualan besar bahkan bisnisnya pernah bertumbuh hingga 400 persen.
    Perjalanan bisnis Martha Tilaar tidak selamanya mulus. Ia pernah mengalami jatuh-bangun atau pasang-surut usaha. Pernah, suatu ketika, bendera usaha Martha Tilaar sudah sedang berkibar orang masih saja memandangnya sebelah mata. Maklum, produk jamu kosmetika Sariayu Martha Tilaar sangat identik sekali sebagai produk lokal. Orang tahunya demikian saja tanpa mau mengenal bahwa produk Martha Tilaar sesungguhnya sudah mendunia, berkualitas, dan bergengsi. Bahkan, Sariayu Martha Tilaar sudah menjadi sebuah ikon produk lokal yang mendunia. Sebagai misal, Sariayu Martha Tilaar memiliki produk kosmetika berkelas Biokos, Belia, Caring Colours, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden dan lain-lain yang sudah terkenal sampai ke mancanegara.
    Produk-produk itu dipasarkan di kantor-kantor pemasaran Martha Tilaar di luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, bahkan ke Los Angeles, AS. Ditambah di Paris, Perancis ia memiliki sebuah laboratorium penelitian parfum. Martha Tilaar juga memiliki puluhan spa di luar negeri yang tetap menempelkan merek dagang Martha Tilaar. Seperti di Malaysia, bertempat di Crown Princess Kuala Lumpur pembukaan spa Martha Tilaar dihadiri oleh Permaisuri Agung Siti Aishah. Spa ini didirikan khusus untuk memenuhi banyaknya permintaan terutama pelanggan dari salon di City Square, Kuala Lumpur.
    Kembali ke kisah bagaimana dahulu orang memandang Sariayu Martha Tilaar masih sebelah mata. Walau bergemilang sukses dan bersohor nama di negeri asing, Martha Tilaar justru pernah merasakan sebuah kepahitan di tanah air. Itu, terjadi tatkala ia hendak menyewa dan membuka gerai jamu dan kosmetika di beberapa mall dan plaza terkemuka di Jakarta, persis di pusat perkantoran dan rumah tinggal kalangan berduit. Ia ditolak menyewa tempat. ”Dulu kalau saya mau sewa tempat diusir. Mereka hanya mau menjual produk branded. Dibilang standar plazanya akan turun karena dianggap tidak ada image,” kata Martha Tilaar, yang dalam hidup tak pernah mau menyerah apalagi berputus asa.
    Respon atas penolakan itu Martha Tilaar menyegerakan mendirikan Puri Ayu Martha Tilaar, sejak Mei 1995, sebagai gerai jamu dan kosmetika Sariayu sekaligus berfungsi sebagai pusat pelayanan konsumen. Gerai dan pusat pelayanan konsumen ini berada dalam bendera usaha PT Martha Beauty Galery. Gerai Puri Ayu Martha Tilaar pertamakali berdiri di Graha Irama, di kawasan elit Kuningan, Jakarta Selatan, lalu berkembang pesat memasuki kota-kota besar lain di Indonesia.
    Investasi Riset
    Martha Tilaar mempunyai komitmen tinggi membangun industri kosmetika. Ia investasi besar di bidang riset dan pengembangan (R&D). Ia mau mengirim staf ahli farmasinya belajar ke luar negeri, atau mengikuti berbagai pameran di luar negeri. Ia memiliki dua orang staf ahli farmasi bergelar doktor, sejumlah magister dan sarjana strata satu lainnya. Berdasar komitmen kuat itu Martha ingin menunjukkan kepada bangsa-bangsa di dunia bahwa Indonesia bisa unjuk diri dan tidaklah ketinggalan di bidang kosmetika dan tata rias.
    R&D memberi hasil lain. Martha Tilaar perlahan-lahan berhasil mengurangi ketergantungan kandungan bahan baku impor, berganti dengan bahan baku lokal di setiap produknya. Hasil lain lagi, ini yang lebih mencengangkan, pada bulan Juli 2002 Sekjen PBB Kofi Annan mengundang Martha Tilaar hadir dalam forum Global Compact, di New York, AS.
    Di forum itu para pengusaha yang diundang diminta mempromosikan praktik berbisnis yang baik dalam bidang hak asasi manusia, tenaga kerja, dan lingkungan, yang telah dipraktikkan. Tujuannya agar setiap pengusaha menempatkan masalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam, lingkungan, dan hak-hak asasi manusia sebagai prioritas penanganan dunia usaha.
    Ketika berbicara pada pertemuan Komite Pengarah Nasional Global Environment Facility (GEF)/Small Grant Program, di Jakarta, 5 Oktober 2004, Martha Tilaar kembali mengangkat ulang komitmennya yang tinggi terhadap produk lokal dalam nada berbeda. Martha sangat menyayangkan betapa produk-produk lokal yang selama ini diklaim sebagai warisan budaya, seperti rendang masakan Padang, atau songket kain dari Pelembang, itu ternyata sudah didaftar-patenkan oleh tetangga negeri serumpun Malaysia. Ia pun khawatir akan jamu, yang dari zaman kapanpun kita merasa itu milik kita, keburu dipatenkan pihak asing.
    Keajaiban Tuhan
    Martha agaknya menjadi salah seorang wanita Indonesia yang sangat diurapi Tuhan. Ahli obstetri dan ginekologi dalam dan luar negeri pernah memvonisnya mandul. Sudah 11 tahun menikah keinginan kuat untuk segera mempunyai anak tak kunjung terwujud. Dokter-dokter mancanegara di Skotlandia, Belanda, hingga Amerika Serikat rela ia kunjungi untuk berobat medis. Semua memberi kesimpulan vonis mandul kepada Martha.
    Untung Martha mempunyai seorang nenek ahli membuat jamu, yang meminta diberi kesempatan mengobati kemandulan dengan jejamuan. Sang nenek, Ny. Pranoto dengan telaten dan penuh kasih sayang memberi jamu penyubur peranakan. Jamu itu diolah sederhana hanya direbus. Martha Tilaar yang berusia 37 tahun namun belum mempunyai anak, saat itu diurut dua kali seminggu dan diberi tapel. Tiba tepat pada usia 41 Martha Tilaar ketahuan tak mengalami masa haid. Ia tak datang bulan atau menstruasi. Ia melapor ke profesor dokter yang biasa memeriksanya, mengatakan sudah hamil sebab berhenti menstruasi. Profesor malah mengatakan kalau Martha tengah mengalami masa menopouse.
    Hati Martha menjadi sedih dan menangis dalam perjalanan pulang ke rumah, sambil membayangkan wajah suaminya, Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, seorang akademisi dan tokoh pendidikan yang sangat senang terhadap anak. Pasrah saja, “Sesampainya di rumah saya langsung katakan pada suami bahwa saya sudah mandul, kalau mau kawin lagi silakan, tapi dengan hati hancur. Tetapi, suami saya mengatakan, jangan khawatir saya sudah mempunyai isteri kedua yaitu buku-buku,” kenang Martha, menjelaskan saat menjalani masa-masa pergumulan hidupnya yang terpenting.
    Walau sedih Martha tak putus harapan. Ia berinisiatif memeriksakan diri ke laboratorium. Dan hasilnya positif hamil. Dokter tetap saja tak percaya. Ia disuruh menunggu lagi selama 120 hari untuk memperoleh kepastian. Maklum, saat itu belum ada pemeriksaan model ultrasonografi (USG). “Setelah 120 hari menunggu, saya diperiksa ternyata ada denyut jantung anak saya. Ini keajaiban Tuhan. Dia lahir cantik dan setelah kuliah dia lulus summa cum laude,” kata Martha, yang melahirkan anak pertama di usia 42 tahun lama menunggu setelah 16 tahun menikah.
    Pada usia ke-46 tahun Martha kembali berkesempatan melahirkan anak kedua, hingga keluarga ini genap dikaruniai empat orang anak. Semuanya tumbuh cerdas dan pintar. Anak pertamanya yang berhasil lulus dengan predikat summa cum laude, di Amerika Serikat, itu membuat Martha menangis terharu karena merasa dirinya sampai saat itu bukanlah apa-apa.
    Perjalanan bisnis Martha Tilaar agaknya tak juga lepas dari keajaiban pekerjaan tangan Tuhan. Walau pernah mengalami nyaris bangkrut, atau pecah kongsi, biduk usahanya tetap terpelihara baik. Tahun 1970 ia mendirikan salon kecil Martha Salon, di garasi rumah ayahnya sekaligus mencoba membuat produk-produk kecantikan dari bahan alam. Tak lama, dua tahun kemudian 1972 ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sambil memulai penggunaan merek dagang baru Sariayu Martha Tilaar, merek yang jika diartikan “Sarinya Wong Ayu”.
    Menginjak tahun 1977 Martha Tilaar menjajaki kerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, dari PT Kalbe Farma sekaligus pemiliknya. Mereka sepakat membuat perusahaan kosmetika dan jamu, namanya PT Martina Berto, dan meluncurkan Sariayu Martha Tilaar sebagai produk pertama. Pada 22 Desember 1981 PT Martina Berto membuka pabrik kosmetika pertama di Jalan Pulo Ayang, Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur diresmikan oleh Ny Nelly Adam Malik saat itu istri Wakil Presiden Adam Malik. Tahun 1983 Martha Tilaar mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar. Tahun 1986 Martha Tilaar kembali membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulokambing II/1, masih di areal sama Kawasan Industri Pulogadung yang kali ini diresmikan oleh Ny. Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.
    Sepanjang tahun 1988-1995 PT Martina Berto berkesempatan mengakuisisi sejumlah perusahaan, seperti PT Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo, PT Estrella Lab, dan PT Kreasi Boga. Kemudian, pada tahun 1999 Martha Tilaar beserta anggota keluarga berkesempatan membeli seluruh saham PT Kalbe Farma yang ada pada PT Martine Berto.
    Sejak saat itulah Martha Tilaar dan keluarga menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group. Anak perusahaan Martha Tilaar Group terdiri PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari (sebagai pemanufaktur dan pemasar produk Sariayu Martha Tilaar, Biokos Martha Tilaar, Belia Martha Tilaar, Berto Martha Tilaar, Aromatic Oil Of Java Martha Tilaar, Dewi Sri Spa Martha Tilaar, Jamu Garden Martha Tilaar).
    Kemudian, PT Cedefindo (pemanufaktur dan pemasar produk Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Madonna), PT Cempaka Belkosindo Indah (pemanufaktur dan pemasar produk Mirabella dan Cempaka), PT Sari Ayu Indonesia (distributor semua produk PT Martina Berto dan PT Tiara Permata Sari, produk Cempaka Belkosindo Indah, kecuali produk Cempaka), PT Martha Beauty Gallery (perusahaan jasa untuk Martha Tilaar Salon, Martha Tilaar Salon & Day Spa, Cipta Busana Martha Tilaar, Art & Beauty Martha Tilaar, Puspita Martha Tilaar).
    Anak Tomboy
    Martha Tilaar yang memproduksi beragam jamu dan kosmetika untuk mempercantik wanita Indonesia, ternyata, pada masa mudanya adalah seorang wanita yang begitu tomboy dan bahkan ‘elek’.
    Martha Tilaar sebagai bayi dilahirkan dalam keadaan fisik yang tidak begitu sehat. Sedang berada dalam kandungan, sang ibunda seringkali mengalami beragam masalah dengan kesehatannya. Seperti tidak mau melihat sinar matahari, tidak mau bergerak, dan terutama tidak mau makan karena perut terasa mual terus-menerus. Bayi Martha pun tumbuh tidak sehat sebab sering terserang peyakit. Tak kurang tersedia 13 orang dokter yang merawatnya.
    Oleh Sang Ibu, sejak dini kepada Martha diajarkan cara hidup how to solve the problem. Martha dibekali beragam keterampilan seperti berjualan kecil-kecilan, disuruh menghitung uang, hingga memilih dan memastikan mana telur segar dan mana yang busuk. Sang Ibunda tetap saja dihinggapi rasa kekuatiran perkembangan Martha kecil akan lambat sebagai pengaruh kurang sehat selama dalam kandungan. Nyatanya Martha tumbuh menjadi anak yang sehat.
    Martha Tilaar remaja adalah gadis yang tomboy. Tidak pernah bisa tinggal diam. Tingkah laku dan cara berpakaiannya seperti anak lelaki kebanyakan. Meski rumah eyangnya berpagar tinggi ia tetap saja bisa menyelinap keluar untuk pergi bermain layang-layang, menikmati pemandangan desa, atau menikmati sawah-sawah yang menghampar hijau. Ia bahkan tak ragu mencebur ke dalam sungai yang mengalir untuk berenang.
    Kenakalannya sebagai anak-anak salah satunya adalah suka mencuri uang ibunya. Biasanya, uang itu digunakannya untuk jajan membeli makanan yang enak. Ketika aksinya ketahuan ibunya menasehati, jika ingin punya uang banyak untuk jajan Martha harus bekerja keras.
    Nasehati itu dituruti benar. Bermodalkan uang jajan pemberian orangtua Martha kecil membeli jajanan di toko, seperti kacang, lalu dibungkusnya kecil-kecil untuk kemudian dijual kembali kepada teman-teman sekolah. Ia memperoleh uang jajan lebih jadinya. Demikian pula terhadap tanaman Sogok Telik dan Jali-jali Putih, yang tumbuh subur di tanah milik eyangnya, ia rangkai menjadi satu paduan yang bagus. Perhiasan berupa kalung dan gelang yang ia rangkai sendiri dari kedua jenis tanaman tadi, Martha jual kepada teman-temannya di sekolah. Kedua tanaman tersebut sangat bernilai dalam kehidupan masa kecil Martha.
    Martha adalah anak yang paling ‘elek’ (bahasa Jawa = ‘jelek’), paling bandel, dan sangat tidak suka merawat diri jika dibandingkan saudara lainnya. Hobi berenang membuat kulit Martha tidak sehat, rambut yang panjang memerah semua, wajah pun tak karuan. Ibunya seringkali menegur mengingatkan Martha agar lebih peduli merawat diri. Apalagi Martha, yang kuliah mengambil Jurusan Sejarah IKIP Negeri Jakarta dan lulus tahun 1963, sebagai seorang guru diingatkan akan sering bertemu dan tampil di hadapan murid-murid. Dengan diantar Sang Ibu Martha Tilaar “dipaksa” mengikuti les tata kecantikan ke Titi Purwosoenoe. Yang menjadi unik, sejak saat itulah Martha mulai jatuh cinta terhadap kecantikan.
    Martha Tilaar sesuai kodratnya sebagai perempuan dan istri dari Prof Dr. H.A.R. Tilaar mau berdiam di negeri Paman Sam mengikuti sang suami yang sedang menjalani tugas belajar. Kesempatan itu digunakannya untuk belajar kecantikan di Academy of Beauty Culture, Bloomington, Indiana, AS. Begitu lulus dari akademi kecantikan Martha segera membuka praktek salon kecantikan di negeri Paman Sam itu. Ia membuat selebaran semacam brosur sederhana, mempromosikan jasa layanan salonnya. Berbagai usaha promosi dilakukan seperti masuk ke kampus-kampus, mendatangi rumah-rumah mantan dosen untuk mendandani para istrinya. Begitu pula kepada mahasiswa-mahasiswa Indonesia, atau ibu-ibu yang mengikuti suaminya tugas di luar negeri. Martha juga menyempatkan diri melamar bekerja sebagai salesgirl produk kosmetika Avon. Setiap sore ia keluar masuk asrama mahasiswa dan mengetuk pintu untuk lalu berteriak lantang, “Avon Calling!”
    Ketika kembali ke Indonesia Martha segera ingin membuka salon. Karena belum mempunyai rumah sendiri “Martha Salon” miliknya yang pertama menumpang di garasi rumah orangtuanya, di Jalan Kusuma Atmaja No. 47, Menteng, Jakarta Pusat di sebuah ruangan berukuran 6×4 meter. Martha Salon ia dirikan persis tanggal 3 Januari 1970. Martha Tilaar di tahun 1970-an itu masih bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, sangat berbeda jauh dengan kondisi kekinian.
    Martha Tilaar sesudah di puncak kesuksesan karir dan usaha ingin berbuat banyak kepada masyarakat. Ia tak tega merasakan ketika sedang berada di Yogyakarta menyaksikan langsung seorang ibu berusia muda menyusui anaknya kelihatan berwajah sudah seperti sangat tua. Beban persoalan hidup yang menghimpit ibu muda itu untuk harus bekerja keras menafkahi keluarga, telah menggerogoti kecantikan usia mudanya. Melihat itu Martha berpikir harus segera melakukan sesuatu. Lalu lahirlah konsep community trade, salah satu bentuk pengembangan masyarakat melalui industri kerajinan. Komunitas ini telah berhasil mengumpulkan 142 perajin di Sentolo, Yogyakarta bernama Prama Pratiwi Martha Gallery.
    Martha melahirkan konsep community trade bersama rekannya Emmy Pratiwi, karena itu namanya disebut Prama Pratiwi Martha Gallery yang menyediakan segala fasilitas produksi industri kerajinan. Hasilnya sangat memuaskan. Ketekunan para perajin dan tekad mau berkembang membuat mereka cepat berhasil. Produk dari para perajin sebagian besar ditujukan untuk pasar ekspor ke Perancis, Australia, dan Amerika.
    Martha juga mendirikan Yayasan Martha Tilaar. Ia mendidik banyak wanita dan ibu-ibu tentang kecantikan. Tujuannya agar mereka mengerti kecantikan sehingga bisa merawat diri. Namun yang terutama agar mereka mempunyai keterampilan tentang kecantikan, sesuatu yang pernah banyak menolong wanita di saat krisis multidimensi melanda bangsa termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan wanita maupun laki-laki di banyak perusahan lain. Bagi Martha Tilaar perempuan adalah pemersatu yang sangat besar perannya bagi keutuhan bangsa. Karena itu ia tak ingin perempuan terbelakang dalam soal pendidikan.
    Bagi Martha di era modern seperti sekarang makna emansipasi bukan semata dimaknai untuk memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Melainkan jauh lebih besar dari itu berjuang demi memperoleh hak memilih dan menentukan nasib sendiri. “Sebenarnya yang perlu dituntut kaum perempuan, bukan hanya persamaan hak, tapi juga hak memilih dan menentukan nasib sendiri,” kata Martha Tilaar. ?e-ti/haposan tampubolon
    *** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) http://www.tokohindonesia.com
    **Terima kasih untuk Pak Marsikin atas informasi tokoh ini
    http://www.gatra.com/artikel.php?id=31545

0 comments :

Post a Comment

Terima kasih atas komentar Anda...